Dampak Media Sosial Terhadap Perkembangan Psikologis Siswa


Hafizh Althafi Gilassiwi

Berbagai struktur makro, super, dan mikro digunakan dalam konstruksi esai tentang dampak media sosial terhadap perkembangan psikologis siswa. Pertama, penggunaan struktur makro oleh penulis untuk menyampaikan gagasan dalam esai tentang bagaimana perkembangan psikologis siswa dipengaruhi oleh media sosial. Dalam hal ini, tema yang disorot dipecah menjadi tiga kelompok: dua esai tentang efek positif penggunaan media sosial, empat esai tentang efek negatif penggunaan situs jejaring sosial, dan dua esai tentang dampak penggunaan media sosial berdasarkan sifatnya menggunakan.

Esai tentang manfaat menggunakan jejaring sosial menunjukkan bagaimana platform ini dapat memfasilitasi aspirasi siswa mengenai peristiwa atau masalah yang akan datang, baik di dalam maupun luar negeri, serta mempermudah interaksi dan komunikasi dengan orang-orang di seluruh dunia. Kemandirian dan kreativitas siswa dapat diuntungkan dari hal ini.

Esai tentang efek negatif penggunaan jejaring sosial menggambarkannya sebagai media yang dapat menyebabkan kecanduan dan membuat orang merasa kecanduan menggunakannya, membuat mereka melupakan hal terpenting yang perlu mereka lakukan. Pemanfaatan jejaring sosial sesuai dengan tingkatan dan kebutuhannya akan bermanfaat. Namun, ketika hanya digunakan untuk mempelajari hal-hal yang dapat merugikan orang lain atau tidak digunakan sesuai dengan tingkat dan kebutuhan penggunanya, jejaring sosial memiliki dampak negatif.

Esai ini membahas dampak positif dan negatif dari penggunaan media sosial, dengan dampak positif dan negatif berdasarkan perspektif, metode penggunaan, pengetahuan, dan mentalitas pengguna jejaring sosial.

 Kedua, temuan penelitian menunjukkan bahwa topik utama esai adalah dampak media sosial terhadap pertumbuhan psikologis siswa. Artinya, esai mengikuti struktur yang sama dengan penulisan wacana, yaitu sebagai berikut.

Keduanya memiliki gelar di awal. Pengarang menggunakan judul wacana untuk menggambarkan pokok bahasan yang dibicarakannya. Bagian cerita dan deskripsi dimulai dengan pengantar yang memberikan informasi latar belakang esai atau ringkasan topik yang akan dibahas sebelum beralih ke bagian diskusi.

Penulis menyajikan peran atau efek yang dapat ditimbulkan oleh penggunaan jejaring sosial, baik secara eksplisit maupun implisit, dalam diskusi misalnya. Penulis memberikan solusi dan rekomendasi kepada pembaca di bagian penutup, di mana dia merangkum poin-poin yang dibuat di bagian diskusi. Penulis sudah memiliki pengetahuan tentang skema penulisan esai dari kegiatan ekstrakurikuler jurnalistik, sehingga skema penulisannya mirip.

Ketiga, terdapat beberapa aspek semantik, sintaksis, stilistika, dan retoris pada struktur mikro esai tentang dampak media sosial terhadap perkembangan psikologis siswa. Makna yang ingin ditekankan oleh pengarang dalam teks dikenal dengan istilah semantik. Aspek semantik esai menunjukkan unsur maksud, latar, detail, dan praanggapan.

Sikapnya tersirat tersampaikan melalui detail dalam percakapan. Ini menunjukkan bahwa jejaring sosial sering dipandang negatif oleh penulis. Menurut penulis, pengguna jejaring sosial, khususnya pelajar, mengalami dampak positif dan negatif. Ketidakmampuan siswa untuk membatasi penggunaan jejaring sosial mereka terutama bertanggung jawab atas munculnya kecanduan pada pengguna.

Cara pengarang mengungkapkan ideologinya secara eksplisit disebutkan dalam maksud wacana. Akibatnya, dapat dikatakan bahwa pengarang lebih suka menyampaikan ideologinya secara implisit daripada eksplisit. sebagaimana dijelaskan dalam uraian sebelumnya.

Praanggapan adalah komponen pidato yang digunakan untuk memberikan kepada pembaca premis-premis yang diyakini benar oleh pembicara untuk mendukung posisinya. Akibatnya, dapat dikatakan bahwa esai siswa cenderung membahas dampak negatif penggunaan jejaring sosial terhadap perkembangan psikologis siswa melalui unsur semantik.

Sementara itu, pengguna media sosial diposisikan sebagai subjek (pelaku) dalam kalimat pasif, yakni objek yang menggunakan media sosial untuk tujuan tertentu. Oleh karena itu, dari perspektif mikro, aspek sintaksis dari esai tersebut menunjukkan bahwa penulis biasanya menggunakan kalimat aktif daripada pasif. Hal ini merujuk pada posisi pengarang sebagai seseorang yang kuat atau menguasai pembaca sehingga mau mengikuti ide-idenya. Ia ingin pembaca lebih percaya dan tahu bagaimana menggunakan teknologi jejaring sosial dan membatasi diri untuk menggunakan jejaring sosial sesuai dengan tingkatannya dan perlu menghindari hal-hal buruk.

Esai ini memiliki komponen retoris, seperti yang diungkapkan oleh analisis struktur mikro. Penggunaan bahasa untuk memikat dan membujuk khalayak adalah retorika. Retorika adalah salah satu metode yang digunakan penulis untuk membuat percakapan yang menarik dan menarik. Itu juga dapat digunakan untuk menyampaikan makna yang dimaksudkan kepada pembaca. Grafik dan metafora adalah dua jenis elemen retoris yang ditemukan dalam esai.

Dengan menggunakan huruf miring, huruf kapital, dan bahkan gambar, elemen grafis memungkinkan penulis mengarahkan perhatian pembaca ke satu poin yang ingin mereka tekankan. Dalam bidang komunikasi teknologi melalui internet atau jejaring sosial, elemen grafis berupa huruf kapital dan miring biasanya digunakan untuk mempertegas istilah dan mempertegas istilah tertentu yang merupakan dampak dari penggunaan jejaring sosial.

Kajian ini menunjukkan, secara mikro, bahwa esai tertulis mengandung komponen retoris berupa unsur metaforis. Penggunaan kata-kata untuk menyampaikan makna yang berbeda dari makna sebenarnya disebut metafora. Dengan menggunakan perbandingan, metafora bersifat kiasan. Penulis dapat mencapai efek tertentu dengan memperluas makna kata-kata individu atau kelompok kata dengan menggunakan bahasa kiasan. Saat membangun wacana, berbagai aspek semantik, sintaksis, gaya, dan retoris masing-masing melayani tujuan yang berbeda dan dipilih oleh penulis.

Berdasarkan temuan penelitian, penulis esai tentang dampak media sosial terhadap perkembangan psikologis siswa mengangkat tiga tema berbeda: (1) esai tentang dampak positif penggunaan media sosial, (2) esai tentang dampak negatif penggunaan media sosial, dan (3) esai tentang dampak penggunaan media sosial berdasarkan penggunaannya.

Temuan penelitian ini juga menunjukkan bahwa dibandingkan dengan dua tema lainnya, siswa lebih cenderung menekankan tema yang memiliki efek negatif pada penggunaan jejaring sosial. Dengan kata lain, siswa biasanya memegang keyakinan bahwa pengguna jejaring sosial mengalami lebih banyak efek negatif daripada efek positif.

Selain itu, kehadiran ketiga tema tersebut menunjukkan perbedaan pandangan penulis terhadap pengaruh media sosial terhadap perkembangan psikologis siswa. Keinginan pengarang untuk menyampaikan berbagai sudut pandang melalui tulisannya dapat dilihat dari luasnya tema-tema tersebut. Menurut Teun A. Van Dijk, tema adalah inti utama teks atau gambaran umum tentang apa yang ingin ditampilkan oleh pengarang, dan makna yang diturunkan dari makna tersebut adalah makna global teks.

Temuan penelitian juga menunjukkan bahwa superstruktur esai tentang dampak media sosial terhadap perkembangan psikologis siswa konsisten, terdiri dari ringkasan (dimulai dengan judul dan lead atau pengantar) dan narasi yang terdiri dari pengantar, isi, dan kesimpulan. Struktur makro teks tampaknya didukung oleh struktur skematik masing-masing esai. Hal ini menunjukkan bahwa sudut pandang pengarang konsisten dengan tema yang mendasarinya melalui plot atau plot yang digunakannya.

Hal ini sejalan dengan pernyataan Teun A. Van Dijk bahwa superstruktur merupakan tindak lanjut dari analisis struktur makro karena masuknya struktur wacana yang berkaitan dengan kerangka skematis teks, seperti pendahuluan, isi, dan kesimpulan, dalam analisis. Analisis struktur makro akan mendapat manfaat dari struktur skematik. Jika teksnya adalah esai, kerangka analisisnya berfokus pada "plot atau alur" pemikiran penulis dan apakah itu sejalan dengan tema dan solusi esai.

Penulis membangun wacana di sekitar aspek semantik untuk menyatukan isi wacana. Penulis membangun wacana dengan menggunakan aspek sintaksis untuk mencapai keterpaduan. Penulis menggunakan aspek stilistika untuk menarik perhatian pembaca terhadap apa yang dikatakan. Pengarang menggunakan aspek retoris dalam upaya membujuk atau mengendalikan pembaca untuk menerima pandangannya. Fakta bahwa mikro-struktur dibangun oleh berbagai aspek semantik, sintaksis, gaya, dan retoris menunjukkan bahwa unsur-unsur linguistik yang membangun wacana melayani tujuan yang berbeda berdasarkan ideologi penulis. Ini juga menunjukkan bahwa setiap penulis esai tentang dampak media sosial terhadap perkembangan psikologis memilih aspek berdasarkan karakteristiknya sendiri.

Unsur-unsur linguistik ini terutama dipilih dan diatur oleh pengarang untuk mewakili ideologi mereka dan upaya mereka untuk membujuk pembaca agar mematuhinya. Hal ini sesuai dengan apa yang dikatakan Eriyanto, bahwa sesuai dengan teori wacana kritis, tidak ada produk linguistik yang dapat hadir secara tiba-tiba dan tanpa makna. Dia datang dengan tujuan tertentu dan bahkan kekuatan tertentu. Tidak ada kalimat kosong. Bahkan, relasi kuasa dan operasinya berlangsung dalam wacana. Oleh karena itu, analisis wacana harus dikaitkan dengan konteks, khususnya ideologi kelompok yang mempengaruhi wacana, bukan hanya berfokus pada bahasa.

Berbeda dengan temuan kajian Indriani, Tanda Ikonik, Indeksikal, dan Simbolik dalam Wacana Tragedi Bom Bali, temuan kajian ini agak berbeda. Indriani lebih mementingkan analisis wacana secara fungsional dalam hal ini. Dengan kata lain, Indriani tidak mendalami kajian struktur wacana seperti struktur mikro dan superstruktur. Sementara itu, penelitian ini menggunakan teori analisis wacana kritis secara struktural dan fungsional selain analisis wacana fungsional. Hal ini juga menunjukkan bahwa wawasan yang diperoleh dari penelitian Indriani didukung oleh temuan penelitian ini.

 _____

Hafizh Althafi Gilassiwi, mahasiswa Universitas Muhammdiyah Malam (UMM)

POSTING PILIHAN

Related

Utama 8819902567442942389

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item