My Promise


Cerpen: Delia Wulandari,

Di pagi hari ini, matahari mulai nampak jelas terlihat dan menghiasi awan yang berwarna abu tua. Aku duduk santai memandangi cahaya matahari yang mulai muncul dan menampakkan wajahnya. Ketika aku memandangi matahari, muncul dalam pikiranku bahwa matahari tidak pernah bosan dan malu menampakkan wajahnya kepada setiap orang yang melihatnya.

Jika kehidupan ini seperti film ataupun drama yang yang endingnya selalu bahagia, maka hidup ini tidak akan serumit yang aku bayangkankan. Aku ingin belajar menjadi matahari, Dia tidak pernah takut melihat persoalan yang akan terjadi setiap harinya. Matahari selalu menampakan wajahnya dan tidak pernah sembunyi dari persoalan yang akan terjadi.

Aku selalu merasa takut melihat kebenaran yang akan terjadi dalam hidupku. Aku takut rapuh ketika aku dihadapkan pada persoalan yang tidak ingin aku ketahui. Aku merupakan gadis lugu yang masih tidak tau persoalan yang begitu keras yang terjadi di luar sana. Aku hanya seorang gadis yang tidak peduli dengan persoalan romantisme, yang aku pedulikan hanya persoalan kapan aku bisa menjadi wanita berkarir. Aku termasuk orang yang sangat ambisius menjadi wanita yang mandiri.

Sekali lagi aku masih terpikat menatap matahari yang muncul di pagi hari ini. Warna jingga yang menghiasi awan dan mampu menghipnotis setiap mata yang melihatnya. Aku ingin belajar menjadi matahari yang mampu memberikan warna kepada setiap orang yang meliahtnya.

“Seandainya aku matahari, pasti aku mampu menghipnotis semua orang dengan warna indah yang aku perlihatkan kepada orang lain,” batinku.

Sayang sekali hari ini aku tidak bisa berlama-lama duduk di balkon ini, menikmati keindahannya yang mampu memikat hati dan mata saya untuk menatap ciptaan tuhan yang begitu indah.

“Saya janji besok tidak akan melewati kesempatan untuk bertemu denganmu lagi, hahahaha”. Aku ketawa terbahak-bahak kenapa aku harus berkata seperti itu kepada matahari.

Hari ini aku harus segera bersiap-siap untuk melakukan rutinitas harianku. Aku harus berangkat kuliah untuk melaksanakan tanggung jawabku sebagai seorang mahasiswa dan anak dari orang tua yang membesarkanku.

“Hemmm, tidak terasa waktu berjalan begitu cepat sekali ia, sekarang aku sudah cukup dewasa untuk mengambil keputusan sendiri dalam hidupku”

Aku memiliki dua teman yang selalu bersamaku, dia bernama Aldo dan alex. Perteman yang terjalin antara kita bagaikan rantai yang tidak bisa terlepaskan satu dengan yang lainya. pertemanan yang cukup lama itu membuat aku dan mereka mampu menganal satu sama lain begitu dekat, apa yang tidak di sukai kita sama-sama saling mengetahui.

Pagi hari ini aku harus berangkat kuliah. seperti biasa kita bertiga akan berangkat bersama, karna mereka berdua juga kuliah di tempat yang sama sepertiku. Alek dan Aldo meraka adik dan kakak yang hanya selisih 2 tahun saja. Mereka merupakan saudara kandung, kalau aku bisa katakana alek dan Aldo meskipun meraka dilahirkan dari seorang ibu yang sama tapi sifatnya berbeda jauh sekali.

Aku sangat mengenal jauh mereka. Aldo merupakan adik dari si alex. Aldo memilki sifat yang sangat pendiam, bisa dikatakan dia sangat cuek dan bersikap dingin terhadap semua cewek yang ada disekitarnya. Beda halnya dengan perlakuan Aldo terhadap aku, sangat berputar 360 derajat. Aldo selalu ada  dan perilakunya sangat manis sekali padaku. tidak seperti apa yang di bicarakan oleh sebagian cewek diluar sana.

“Al kenapa sikapmu sedingin itu sama cewek, ayolah jangan seperti itu”

“Kan sikapku sama kamu tidak dingin” jawab Aldo dengan perasaan tidak bersalah sama sekali.

“Ahhh aku capek al debat sama kamu”

“Hahahahahha…,jangan cemberut gitulah  nanti kayak nenek-nenek loh”jawab Aldo sambil mengodaku.

Aku tidak memilki alasan untuk marah kepada Aldo karna itu haknya untuk bersikap seperti apa kepada cewek yang ada disekitarnya. Tugasku disini hanya mengigatkan mana yang baik dan benar untuk Aldo temanku.

Kebanyakan cewek yang ada dikampus ini iri padaku, kenapa aku bisa begitu dekat dengan Aldo padahal dia sangat dingin sekali sama cewek yang ada di kampus ini. Aldo dan alex begitu percaya padaku, dia tidak pernah menyembunyikan apapun dari ku.

saking dekatnya aku dengan mereka cewek-cewek yang naksir dengan mereka berdua pasti minta bantuan kepadaku, supaya bisa dekat dengan mereka. Aldo dan alex merupakan tipe cowok yang di idam-idamkan oleh semua cewek yang ada dikampus ini.

Jam kuliah sudah berakhir, aku, Aldo dan alex pulang bersama-sama. setiap hari sabtu biasanya kita harus mampir kesalah satu kedai kopi yang tidak jauh dari kampus kita. kedai kopi ini menjadi langganan dan tempat favorit untuk berkumpul kita semua. Disana kita dapat bercerita dan bersantai menikmati kopi yang favorit ditempat ini.

“Al ada satu cewek yang naksir sama kamu, coba dulu ah kamu dekat dengan dia”

“Ihhhhh kamu akan sia-sia mau ngomong apa sama Aldo, kan dia gak suka deket-deket sama cewek selain kamu” gurau alek sambil menggoda aku

“Hahahaha…..,benar juga kamu lex” jawab Aldo dengan suara mengodaku.

“Ihhhh” jawabku sambil tersenyum menatap mata Aldo yang sangat indah sekali.

Jujur aku sebagai seorang perempuan yang normal seperti cewek yang ada dikampusku. aku juga merasa sedikit ada rasa terhadap Aldo. Aldo termasuk tipe cowok ku, karna dia orangnya pendiam jika masih belum kenal. Aku sadar hal itu tidak akan pernah terjadi, karna dia adalah teman terdekatku dan tidak akan menaruh rasa padaku. Dia hanya mengangapuku sebagai seorang teman yang selalu ada untukku.

“ I promise I won’t expect more from Aldo”

aku berjanji pada diriku bahwa aku tidak akan pernah merusak perteman yang sudah dibentuk oleh ku, Aldo dan juga alex. Perasaan ini akan mampu mengubah atau merusak  perteman ini. alasan ini kenapa aku ingin belajar untuk tidak takut pada persoalan kebenaran yang akan terjadi pada hari ini atau hari esok padaku. Atau aku akan kehilangan mereka berdua dalam hidupku. Aku merasa takut sekali mereka meninggalkan ku sendiri.

“Aku takut semua akan berubah”

Aku tidak takut jika aku dikatakan sebagai orang yang munafik. orang yang berpura-pura tidak ada rasa tetapi sebenarnya menyimpan rasa untuknya. orang yang berpura-pura bahagia menjadi seorang teman saja, tetapi menyimpan sejuta rasa dan harapan untuknya.

Malam minggu ini aku dan mereka berdua akan pergi kesalah satu tempat yang sering kita kunjungi. Tempat yang begitu menyimpan memori indah dan cerita diantara kita bertiga. Dari tempat tersebut kita bertiga mampu melihat kota ini yang begitu luas dan indah. Aku bersiap-siap dan seperti biasa menunggu jemputan dari alex dan Aldo.

“Ayoh Am cepat buruan naik” Alek dan Aldo memanggilku untuk cepat menaiki mobilnya. Mereka berdua memanggilku dengan sebutan am, sebutan spesial dan aneh dari mereka berdua. Namaku adalah Sabrina Lia Purmata Sari. Entah dari mana sebutan am itu muncul dari mereka berdua.

Kami bertiga menikmati dan memandangi kota yang tua itu dari tempat ini. Udara yang sangat dingin dan bintang yang begitu jelas menghiasi langit di malam hari ini. Kami bertiga terhanyut dengan suasana yang membawa ketenangan sesaat.

“Al, lex, Jika aku meminta aku tidak ingin menjadi bintang”

“Kenapa ?” tanya alex dan Aldo

“Karna bintang terlalu banyak dan tidak mampu memperlihatkan kebenaran pada dirinya pada orang lain”

“Hahaha apaan kamu am” jawab alex sambil meledekku.

“Am kamu tidak perlu menjadi orang lain untuk memperlihatkan siapa dirimu, orang itu pasti paham atau tau siapa kamu” jawab Aldo dengan suara lirih dan memandang wajahku
“benar juga kamu al”

Malam semakin berlarut dan aku memutuskan untuk mengajak mereka berdua supaya segera untuk pulang. Karna udara yang semakin dingin aku tidak kuat lagi berada ditempat ini. Aldo sangat mengenalku bahwa aku sangat tidak suka dengan udara dingin. Aku alergi udara dingin, karna udara dingin ini bisa membuatku flu dan sakit. Dengan cepat Aldo melepaskan jaketnya dan memakainkan padaku. Aku menatap wajahnya dan memberikan senyum untuknya.

Dari sini aku sadar bahwa terkadang sesuatu yang kita punya belum tentu dimiliki oleh kita.

       Delia Wulandari, Mahasiswa STKIP PGRI Sumenep, Semester 6, alamat : Jenangger Batang-Batang.

POSTING PILIHAN

Related

Utama 697938878879848219

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item