Cinta Berakhir Maksiat

 


Cerpen: Ayuni

Hiduplah seorang gadis di sebuah desa yang memiliki latar belakang keluarga tidak mampu , dia dibesarkan dengan serba kekurangan namun orang tuanya tetap menjalankan kewajibannya untuk menyekolahkan putrinya disuatu lembaga pendidikan Islam. Dari perjalanan di lembaga itu ternyata gadis ini terpilih sebagai salah satu putri tauladan di sekolahnya, dan dinobatkan  pada acara haflah Minggu kemarin. Dari hasil ini, tentu orang tuanya begitu bahagia sekali mendengar kabar ini.

Kini, gadis itu umurnya sudah menginjak tahap remaja, dia memiliki paras cantik sehingga siapapun yang melihatnya selalu terpesona akan kecantikannya. Sebagai gadis mempunyai paras cantik, dia memiliki cukup banyak teman baik di dalam maupun di luar sekolah. Semenjak usianya makin dewasa, ia juga ingin merasakan hidup seperti teman lainnya, yakni  memiliki gadget untuk mengikuti perkembangan seperti yang lain.

Setelah pulang dari sekolah dia minta dibelikan HP kepada orang tuanya

“Ayah ,Ibu aku pengen punya hp,“ ujarnya. Namun  orang tuanya masih belum mampu untuk membelikannya.

Dengan gamblang orang menjawab “Untuk saat ini ayah belum punya uang Sila”

Suatu ketika sang ayah nenemukan sebuah ponsel, namun barang itu hanya bisa dibuat panggil memanggil saja, tidak ada fitur-fitur modern untuk bersosial media. Sang ayah pun buru-buru pulang, ia tidak sabar ingin segera memberikan barang itu pada anaknya. Sesampainya di rumah,  dikasihlah ponsel tersebut kepada putrinya, tentu ini membuat sang putri cukup bahagia, meskipun hanya sebuah ponsel jadul, setidaknya barang itu juga dapat dijadikan sebagai bahan berkomunikasi.

Zahratun Nafisah PriSila, orang-orang biasa menyebutnya dengan panggilan “Sila”, gadis berumur 17 tahun, selain memiliki paras cantik, ia juga memiliki beberapa sahabat di sekolahnya. Ila, Rika dan Laila yang tidak lain mereka bertiga adalah sahabat Sila, saat disela-sela jam istrihat mereka berkumpul dimeja tempat mereka biasa nongkrong sambil memperbincangkan para pria, tiba-tiba Laila bercelutuh kepada Sila bahwa kakak sepupunya minta nomer telepon miliknya, Sila hanya tersenyum dan biar tidak dikatakan pelit Silapun mengasihnya,

“Terima kasih,” ucap Laila,

 Beberapa jam kemudian ada nomor yang tidak dikenal menelpon Sila. Sila pun mengangkat telepon itu

“Halo ini siapa ya?,“ . Suara yang terdegar berupa suara seorang laki-laki dan  menjawab pertanyyan dari Sila

“Boleh kenalan gak, aku yang minta nomer telepon kamu lewat Laila!”

“Oooh boleh ....,” ucap Sila.

Hari-hari pun dilalui  Sila dan Jai  saling mengobrol  lewat telepon, sehingga muncullah sebuah rasa yang berbeda diantara keduanya, dari sinilah Sila dimabuk rayuan Jai yang membuat dirinya nyaman. Sehingga dengan berjalannya waktu, akhirnya  Jai kakak dari Laila ini mengungkapkan perasaannya terhadap Sila.

”Maukah kamu jadi pacarku..?,“ uangkap Jai

Sila terdiri terdiam, berarti ia mau.

Akhirnya Sila menerima Jai, Jai sendiri ingin tahu wajah pacarnya karena tidak puas kalau hanya melihat gambarnya saja, Sila sendiri juga merasakan hal yang sama seperti Jai yang ingin berjumpa, lalu Sila memberitahukan kepada para sahabatnya tentang niatan Jai dan dia, salah satu dari mereka ada yang menyetujui untuk menemaninya saat ketemuan dengan pacarnya.

Bukit cinta, tempatnya berjarak setengah kiloan dari sekolah, mereka pun berjalan dengan guyonan yang dibuat oleh Ila untuk Sila, setelah sampai di tempat, Sila yang memang anaknya pemalu tidak pernah pacaran sebelumnya dia menundukkan pandangannya, Jai pun memandang wajah Sila yang membuat jai grogi dan berkata ”Coba lihat aku..”

Namun Sila tetap tidak berani melihatnya, dan hanya menjawab “ya aku dah lihat kok” sambil tersenyum malu dan tidak mau bersentuhan sekalipun tangannya.

Jai mengerti dan memahaminnya, tiba-tiba Sila terpeleset dan untungnya Jai menangkap tangannya dan tidak melepaskan genggaman tangan Sila, Silapun masih malu tidak mau melihat Jai, Ila dan Laila sebagai “obat nyamuk” mereka berkata sambil menggoda Sila”sudah selesai apa belum?”, hingga Silapun memberanikan diri menatap wajahnya Jai hingga jaipun tersenyum saat keduanya saling menatap, hingga berbicara satu sama lain setelah sekitar satu jam lebih Sila mencukupkan pertemuannya karena Sila takut terlambat masuk kelas.

Hari-hari Sila seperti bunga yang mekar terpancar diwajahnya, jam istirahat dia gunakan untuk telponan dengan kekasihnya, Namun tak sampai disitu teleponan yang dianggap hanya dosa kecil oleh Sila dengan keadaannya yang sedang mabuk cinta, dari wanita yang patuh terhadap guru dan orang tua, sudah mulai pintar memberi alasan dan manipulasi sikapnya untuk menutupi gerakan yang dilakukan, tiga minggu berpacaran Jai menelpon untuk bertemu karena ingin melepas dahaga rindu terhadap Sila.

Gadis yang awalnya penakut untuk berbuat dosa, kini malah terjerumus dilubang dosa atas nama cinta.

Sila pun memberanikan datang seorang diri untuk menemui kekasihnya di tempat yang sama pertama kali mereka berjumpa, setelah sampai ditempat, Jai menatap Sila dan tersenyum padanya, Jai telah mulai berani menyentuh Sila, awalnya dia mengelus-elus tangan Sila hingga memeluknya, Sila merasa khawatir ada orang yang tiba-tiba melihat mereka yang berbuat demikian.

Apalah daya ketika dua lawan jenis berada ditempat sepi pasti ditengah-tengahnya ada orang ketiga yaitu syaiton, dari saking rindunya Jai selalu pengen peluk Sila, Sila tidak berani menolak , mungkin pelukan yang diberikan oleh Jai terasa nyaman dan memang dibutuhkan oleh Sila.

Waktu pun berlalu Sila berkata “sayang aku pulang ya takut ada orang yang curiga karena kita sudah lama disini,“. Jai pun mengiyakan karena memang sudah cukup lama bersua, Silapun pulang menuruni tangga  tebing dengan hati-hati agar tidak terjatuh.

Pas ditengah perjalanan ada seorang kakek-kakek menyapa "datang dari mana nak kok sendirian“, jantung Sila berdetak kencang dengan kaki yang dingin bibir yang gemetar dan takut ketahuan, Sila menjawab dengan alasan "Datang dari rumah saudara dan mau kembali ke sekolah” untung  saja kakek itu percaya.

Setelah sampai di kelas teman-teman Sila menasehati Sila agar tidak terlalu sering bertemu takutnya ada hal-hal yang tidak dinginkan, Sila hanya menganggukkan kepalanya sambil ucapkan terima kasih karena telah perduli padanya. Sila yang awalnya gadis baik-baik takut untuk berbuat dosa karena memang tumbuh dilingkungan agamis dan disekolahkan di ruang lingkup agama juga, pergaulanpun terbatas, namun karena rasa cinta yang dimilikinya terhadap seorang pria dia rela melakukan apapun demi membahagiakan kekasihnya,

Sila sudah masuk keperangkap cinta yang dinodai dengan kemaksiatan, Sila percaya kekasihnya pasti akan menjadi miliknya, Sila lupa bahwa Tuhan yang hanya menentukan segala rezeki, jodoh dan kematian. Harapan yang begitu dalam terhadap Jai ternyata kandas dengan hal-hal yang sepele, mungkin saja Jai sudah bosan terhadap Sila, karena cinta yang terucap dibibir hanya berlandaskan nafsu semata, hubungan mereka pun kandas ditengah jalan saat masih sayang-sayangnya, Sila hanya bisa mengangis hingga jatuh sakit.

Dari kejadian ini Sila dapat berfikir dan merenungkan apa yang dibuatnya, mungkin ini jalan Tuhan yang terbaik untuk mereka berdua, lalu Sila terbangun dari tidurnya waktu menunjukkan pukul 2:30, malam ini Sila bangun dari tidurnya lalu mengambil wudhu dan solat, setelah selesai menjalan solat Sila berdoa “ya allah ampunilah dosa-dosa yang telah ku perbuat” ia menangis memohon ampun pada Tuhannya.

Sebulan kemudian, Sila mulai bangkit dari keterpurukannya, Alhamdulillahnya Tuhan masih sayang kepada Sila. Dari kejadian ini Sila tidak mau berpacaran lagi dan hanya fokus terhadap pendidikannya, berharap agar kedepannya lebih baik, Sila pun mengikhlaskan kejadian itu menjadi sebuah pelajaran dan tidak akan terulang kembali, yang lalu biarlah berlalu, kini saatnya bangkit menata mimpi yang harus terwujud.

*****

Ayuni, lahir di Sumenep, 25 Desember 2000, tempat tinggal Dusun Blumbang Pragaan Daya Sumenep. Sekarang sebagai mahasiswa Kampus STKIP PGRI Sumenep, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia





POSTING PILIHAN

Related

Utama 4467873049375074850

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item