Saja-sajak Dyah Rembulan, Bondowoso
http://www.rumahliterasisumenep.org/2020/09/saja-sajak-dyah-rembulan-bondowo.html
Dyah Rembulan, lahir di Jember 17 September 1978, Guru SMKN 2 Bondowoso. Hobby
menuliskan semua catatan hati untuk melegakan rasa. Berharap yang
tertulis kelak punya masa untuk manfaat bagi kekayaan rasa dan jiwa. Salam literasi untuk Wanita Indonesia
******
Mengemas Rindu Suara Rahimmu
Masa di antara rindu yang terpendam
Mendekap tanpa mampu mengungkap
Memeluk tanpa mampu merajuk
Hatimu menjadi bisu
Meski anganmu melampaui waktu
Batas yang terlihat tak terbatas
Hanya kau yang tau
Suatu masa telah terlewati
Sebagai catatan hati dari rahim yang memendam kasih
Batas yang tampak tanpa batas
Hanya kau yang tau
Masa berganti..
Melambungkan rindu dan nyanyian hati
Kau masih mendekap meski tetap tak mampu mengungkap
Cinta melebihi doa dan pujian
Seribu nyanyian rindu tak mampu mewakili
Catatan ini hanya mampu sebagai penanda
Rindu yang benar-benar tanpa batas meski dalam nyata sangat terbatas
Simpan air mata cintamu,
Sebagai doa suci dari rahimmu
Yang siapapun tak kan mampu mengingkari itu
Kembalilah
Ketika derap menjadi gegap,
Saat degub mengayuh takjub,
Kau menghilangkan ragu, menghampar nyali dalam shimpony nyanyian patah hati.
Wahai jiwa yang menggugah masa,
Merambati gelap menggapai arti kebebasan,
Kau sampirkan kemerdekaan ini pada bayang kesemuan.
Kau bilang takdir ini adalah kebebasan,
Tapi bagiku serupa pengkhiantan.
Bukan ku sedang benci ucap lidah yang penuh buih...
Penuh keegoisan para angkara hati.
Harus kemana ku cari persemayaman sang nurani,
Ketika semua etika tak lagi jadi suri dan lambat laun menuju mati.
Jeritan para pujangga suci malah kau caci,
Sedang p ara durjana kau sebut pembela sejati.
Wahai jiwa yang merasa mulia,
Kau hitam kelabukan cermin hati demi kepuasan materi,
Jangan kau simbahi rahim pertiwiku dengan luapan berjuta perih.
Bukankah kau lahir di sini,
Bersenandung Indah tentang Padamu Negeri,
Kembalilah pulang jangan lagi kau hianati bumi pertiwi.
Wanita Indonesia
Dalam rajut gempita senyum penuh pesona
Bertahta rindu melampaui indahnya mahkota
Liuknya gambarkan sahaja
Lantunkan doa melodi sukma tanpa batas lelah
Perisai wanita pelita dunia
Getarkan hasrat pembuka pintu surga
Cintamu adalah mutiara alam raya
Kasih sayangmu memendarkan cahaya
Pesonamu menghalau prahara
Wanita mulia tonggak negara
Ahlaq mulia senjata utama
Pembangkit semangat pembela bangsa
Janjinya suci merenda cita Nusantara
Inspirasinya warnai pertiwi bumi indah
Perhiasan mulia Indonesia Raya
Puisi Untuk Masa Depan
Masa ini mungkin jadi masamu
Esok berganti masa dia
Lusa mmenjadi masa mereka
Hidup bergulir, menyusur umur bumi
Mati mengiringi setiap langkah yang hidup
Sekali hidupmu tak berarti
saat itu kau bisa mati
Bangkit dari mati surimu
Raih hidup yang hidup
Balaslah semua yang Tuhan beri
Buat hidupmu jauh lebih berarti
Untuk masamu
Bagi masanya
Dan kebahagiaan masa mereka
Cinta yang Sama
Kami memang raga yang berbeda
Tapi kami jiwa yang sama
Senyumku adalah bahagianya
Tawanya adalah gembiraku
Dukaku akan meresahkannya
Galaunya menjadi risauku juga
Kami cinta yang sama
Kasih yang serupa
Sederhana
Cukup
Apa adanya
Kami adalah sebentuk cinta
Yang menyatu melangkah bersama.
Meski kadang tak selalu searah pandang tapi menuju titik yang sama.
Dengan lembut kita akan saling menjaga, agar tetap berpandang mesra.
Kopi Pahit
Pahit tak manis
Melekat dalam malam yang pekat
Temani goresan lawan pengap nan berat
Setiap hurufku adalah sumbu dalam tungku
Merusak merasuk kantuk
Meski sepi menerjang rusuk
Pahit tak manis
Menggoda mencumbu lidahku
Hilangkan kelu bisu mulutku
Dalam cangkir kopi pahit
Rejang gulita malam setelah senja
Bermesra dalam peraduan fatamorgana
POSTING PILIHAN