SajakSajak Mas Sahli Abd
http://www.rumahliterasisumenep.org/2020/06/sajaksajak-mas-sahli-abd.html
Mas Sahli Abdi terlahir di pagi yang cerah dengan nama Muhammad Sahli 44 tahun yang silam di sebuah kamar mandi desa Gadu Barat kecamatan Ganding kabupaten Sumenep. Putera keempat pasangan KH. Abd. Hamid dan Ny. Suryati dari lima bersaudara menempuh pendidikan dasarnya di Madrasah Ibtidaiyah Raudlatul Athfal V (Sekarang Raudlatul Iman) dan Sekolah Dasar Negeri Ketawang Karay II. Kemudian melanjutkan pendidikannya di Pondok Pesantren Annuqayyah Guluk-Guluk Sumenep sampai dengan tahun 2000 setelah menyelesaikan pendidikan strata satu di Sekolah Tinggi Ilmu Tarbiyah Annuqayah.
*****
Sajak Buat eN-eL
Menyusuri jalan ini teramat penat langkahku
Senyummu telah melipat jarak yang kutempuh
Memungut rinduku yang lusuh
Kadang aku ragu pada tatapanmu yang menikam mimpi-mimpiku
Akupun mengerti pada sepi yang menghijau meski rindu ini makin asing dan bising
Jika hujan adalah kemarau panjang
Maka sorga telah mengabarkan salammu menjadi rintihan doa-doa
Langkahku makin terseret jauh mengejar waktu menimang cerita masa lalu
Biarlah kuasuh hasrat ini sendiri
Berlumur sunyi
Dan desember makin menepi
Darmaniyah Lenteng, 21 Desember 2017
Sepenggal Kisah
Alkisah
Tentang sebuan negeri bernama In-do-ne-sia
Negeri di hamparan katulistiwa
Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika
Negeri yang taat beragama di sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa
Burung garuda sebagai lambang negara
Begitu gagahnya tegak menantang angkasa
Sang saka merah putih sebagai kebanggaan
Lambang dari keberanian dan kesucian
Alkisah negeri yang indah
Hari-hari dihiasi bencana
Berbagai persoalan saling bersusulan seperti tak ada habisnya
Alkisah
Tiba-tiba Bhinneka Tunggal Ika
menjadi hal yang amat menakutkan
Sebab beda pilihan adalah lawan yang harus ditikam
Penduduknya yang religius sangat mudah berubah ambisius
Sepertinya garuda tak kuasa lagi terbang
Karena tak mampu menanggung beban
Dan sang saka kini berlumur noda
2008
*****
Sajak Buat eN-eL
Menyusuri jalan ini teramat penat langkahku
Senyummu telah melipat jarak yang kutempuh
Memungut rinduku yang lusuh
Kadang aku ragu pada tatapanmu yang menikam mimpi-mimpiku
Akupun mengerti pada sepi yang menghijau meski rindu ini makin asing dan bising
Jika hujan adalah kemarau panjang
Maka sorga telah mengabarkan salammu menjadi rintihan doa-doa
Langkahku makin terseret jauh mengejar waktu menimang cerita masa lalu
Biarlah kuasuh hasrat ini sendiri
Berlumur sunyi
Dan desember makin menepi
Darmaniyah Lenteng, 21 Desember 2017
Sepenggal Kisah
Alkisah
Tentang sebuan negeri bernama In-do-ne-sia
Negeri di hamparan katulistiwa
Dengan semboyan Bhinneka Tunggal Ika
Negeri yang taat beragama di sila pertama Ketuhanan Yang Maha Esa
Burung garuda sebagai lambang negara
Begitu gagahnya tegak menantang angkasa
Sang saka merah putih sebagai kebanggaan
Lambang dari keberanian dan kesucian
Alkisah negeri yang indah
Hari-hari dihiasi bencana
Berbagai persoalan saling bersusulan seperti tak ada habisnya
Alkisah
Tiba-tiba Bhinneka Tunggal Ika
menjadi hal yang amat menakutkan
Sebab beda pilihan adalah lawan yang harus ditikam
Penduduknya yang religius sangat mudah berubah ambisius
Sepertinya garuda tak kuasa lagi terbang
Karena tak mampu menanggung beban
Dan sang saka kini berlumur noda
2008
Kalau Saja
Jika ajakan Tuhan saja tidak engkau hiraukan, lalu ajakan siapa lagi yang pantas engkau pertimbangkan?
Jika engkau melihat setiap kekurangan adalah kelemahan, bagaimana mungkin engkau akan melihat peluang?
Bila engkau melihat kegelapan merupakan suatu bencana, tak mungkin engkau bertemu cahaya....
Andai engkau memandang semua kesulitan itu adalah penderitaan, kamu tidak akan tahu arti sebuah keindahan dan kebahagiaan
Kalau saja engkau selalu menilai dari sisi keburukan, tidak akan pernah engkau dapatkan keberkahan...
Seumpama engkau hadapi dan berharap semua yang engkau inginkan, kamu telah mencampakkan Tuhan dan telah melupakan sifat kehambaan.
Seumpama asap rokok, meski pengap, terkadang mesti kita telan untuk mendapatkan kenikmatan
Dingin itu anugerah, jika berganti panas..... Hangat itu nikmat, bila hujan merapat....
_Malang, 21 Maret 2018_
POSTING PILIHAN
Jika ajakan Tuhan saja tidak engkau hiraukan, lalu ajakan siapa lagi yang pantas engkau pertimbangkan?
Jika engkau melihat setiap kekurangan adalah kelemahan, bagaimana mungkin engkau akan melihat peluang?
Bila engkau melihat kegelapan merupakan suatu bencana, tak mungkin engkau bertemu cahaya....
Andai engkau memandang semua kesulitan itu adalah penderitaan, kamu tidak akan tahu arti sebuah keindahan dan kebahagiaan
Kalau saja engkau selalu menilai dari sisi keburukan, tidak akan pernah engkau dapatkan keberkahan...
Seumpama engkau hadapi dan berharap semua yang engkau inginkan, kamu telah mencampakkan Tuhan dan telah melupakan sifat kehambaan.
Seumpama asap rokok, meski pengap, terkadang mesti kita telan untuk mendapatkan kenikmatan
Dingin itu anugerah, jika berganti panas..... Hangat itu nikmat, bila hujan merapat....
_Malang, 21 Maret 2018_