Sajak-sajak Amunsend
http://www.rumahliterasisumenep.org/2020/01/sajak-sajak-amunsend.html

Amunsend adalah nama pena dari Habiburrohman ia terlahir sebagai jiwa yang penuh sepi dengan segala impi yang basi pengurus Penerbitan dan Pers Iksaputra (PPI) Iksaputra PP Annuqayah Guluk-guluk. Alamat rumah Duko Rubaru Sumenep. Hoby main game dan bercita-cita jadi guru komputer
*****
Pengonsumsi ATURAN
Malam baginda kini pelipur lara absensi malam ini
Gundah mugkin akan bersandra diri di lintasan telinga anda
Merpati merah, selayang kepulan pilu mungkin juga bertamu
Saat kelaparan serta penindasan terdengar oleh telinga anda
Nyawa anda terkatup
Keheningan merasup
Sejenak setelah huru hara tak terlewati seperti polusi masa konstruksi
Anda tak seperti tikus yang mencuri kepala ikan dan menyandranya
Tapi anda ringan hanya beberapa gerombolan nyawa yang anda bina ke surga
Sementara anda menemani malik kelak disana
Jutsu apakah yan gerangan miliki hingga aturan negara tak ada makna
Hanya seusang kertas bernama UUD berpasal dan tak berpotensial
Mata Kaca
Mata,luka, asmara,
Tatkala gelap menyapa
Dunia berbicara
Angin melenyap bahagia
Dunia berkeranda kaca
Hujan tak menetes mata
Penyatuan sia-sia
Dua kata
Beda rasa
Jiwa Korup
Dahaga namanya
Dari keluarga kekurangan yang banyak angan
Berlakon bukan berbual sewenang-wenang
Kelaparan namanya
Dari ekosistem tanpa nama
Tak dikata cukup bukan apa
Tetap buncit dan menderita
Lantaran dahaga umat menestapa
Bukan tikus namanya
Tapi serigala
Ahhh bukan juga
Lebih gila
Tikus merubah perkasa
Koruptor menginjak nyawa
Kelasku
Kantuk mengutuk
Setan menggaruk
Dahi tersuntuk
Keterangan guru bagai peluru
Menusuk kalbu
Mata berpilu
Terlelap diatas buku
Kadang air liur membeku
Mencipta bau
Disekitar bangku
Yang ditanggapi bisu oleh teman-temank
Istijabah Petang
Bangunlah wahai musafir ilmu
Putuskanlah belenggu sihir di kedua tanganmu
Hancurkanlah mahkota iblis yang dikatkan dikepalamu
Basuhlah jejak hasutan syaitan di telingamu
Dan putuskanlah rantai iblis di sekitar kakimu
Bangunlah !
Istijabah telah bertamu
Diantara putaran jam yang sepi dan semu
Hunuslah pedangmu pada batu kala itu
Tak ada yang terpecundangi
Selain makhluk yang berdiam diri dalam gelap sepi
Yang memancarkan segunung cakrawala
Bernama Istijabah Duauka
Pengonsumsi ATURAN
Malam baginda kini pelipur lara absensi malam ini
Gundah mugkin akan bersandra diri di lintasan telinga anda
Merpati merah, selayang kepulan pilu mungkin juga bertamu
Saat kelaparan serta penindasan terdengar oleh telinga anda
Nyawa anda terkatup
Keheningan merasup
Sejenak setelah huru hara tak terlewati seperti polusi masa konstruksi
Anda tak seperti tikus yang mencuri kepala ikan dan menyandranya
Tapi anda ringan hanya beberapa gerombolan nyawa yang anda bina ke surga
Sementara anda menemani malik kelak disana
Jutsu apakah yan gerangan miliki hingga aturan negara tak ada makna
Hanya seusang kertas bernama UUD berpasal dan tak berpotensial
Mata Kaca
Mata,luka, asmara,
Tatkala gelap menyapa
Dunia berbicara
Angin melenyap bahagia
Dunia berkeranda kaca
Hujan tak menetes mata
Penyatuan sia-sia
Dua kata
Beda rasa
Jiwa Korup
Dahaga namanya
Dari keluarga kekurangan yang banyak angan
Berlakon bukan berbual sewenang-wenang
Kelaparan namanya
Dari ekosistem tanpa nama
Tak dikata cukup bukan apa
Tetap buncit dan menderita
Lantaran dahaga umat menestapa
Bukan tikus namanya
Tapi serigala
Ahhh bukan juga
Lebih gila
Tikus merubah perkasa
Koruptor menginjak nyawa
Kelasku
Kantuk mengutuk
Setan menggaruk
Dahi tersuntuk
Keterangan guru bagai peluru
Menusuk kalbu
Mata berpilu
Terlelap diatas buku
Kadang air liur membeku
Mencipta bau
Disekitar bangku
Yang ditanggapi bisu oleh teman-temank