Sajak Faidi Rizal; Tanèyan Lanjhàng

Faidi Rizal belajar menulis puisi dari bebebarapa komunitas menulis. Buku puisinya Pengantar Kebahagiaan Basabasi, Juni 2017 menjadi salah satu pemenang di Rainy Day Literary Festival 2018. Kini aktif sebagai mahasiswa di PGMI STAIM Tarate Sumenep.

Alamat: Jl. Gapura dusun. Sema Bandungan RT 02 RW 05 Gapura Tengah Gapura Sumenep Madura 69472. email: faidi.rizal1987@gmail.com





Tanèyan Lanjhàng

pagi-pagi sebelum mentari mekar
burung bernyanyi di bambu-bambu pagar
bunyi derit pintu rumah yang pendiam
mengantar kami membuang tahi ayam

agar sesiapa yang datang bertamu
atau sekadar lewat menuju rindu
tak mencium busuk kesunyian
tak melihat sejumput ulat kenangan

daun-daun kering dan bekas gelisah
yang menjamah panjangnya halaman rumah
akan bersih sebelum secangkir kopi
menghangatkan kata mengharumi hati

tak perlu berkabar lewat ponsel pintar
hanya untuk bertegur sapa yang lancar
sebab bunyi terompah rumah sebelah
bisa menyambung tulang kata yang patah

bila tungku sampai siang tak menyala
harum ikan goreng tak sampai di dada
maka tentu sebelum malam bertandang
piring yang rinding sudah pasti berkembang

sarapan pagi yang paling menyenangkan
serta makan malam paling mengenyangkan
adalah menikmati lapar saudara
sambil mengunyah sendiri dalam dada

tangan kami tiba-tiba jadi panjang
sekadar bersama-sama ngusung kandang
ikut membangun rumah tanpa bayaran
asal senyum tak hilang dari genggaman

kami tak akan pernah menutup mata
menutup hidung dan menutup telinga
bila melihat jalan-jalan berlubang
agar hati tak terpeleset ke jurang

akan kami sapu bersih paku duri
agar tak melukai pejalan kaki
sebab yang nyeri pasti kami sendiri
meski luka tak ada di kaki ini

bila hujan tangis di rumah sebelah
maka dada kami pulalah yang basah
bila darah banjir dari luka-luka
kamilah yang tenggelam dalam nyerinya

bukankah daun gugur dari rantingnya
tak mesti akar yang menanggung perihnya
masih ada kesunyian sederhana
untuk menghapus kesedihan yang ada

di sinilah kami tak pernah sendiri
bukan lantaran rumah berjajar rapi
halamannya yang memanjang tanpa pagar
atau makian yang tak pernah terdengar

di sini sendiri terkubur sendiri
setelah menghirup putik senyum wangi
yang mekar di bibir pintu dan jendela
yang keluar untuk menangkal petaka

doa-doa akan damai berloncatan
ketika cecak pun ramai bersahutan
tapi tak pernah diusir dengan bambu
sebab terkadang ia isyarat tabu

malam-malam kalau tidak turun hujan
tua muda metik bulan di halaman
sambil main tebak-tebakan diri
serta ngunyah renyah kisah para wali

sebelum menutup pintu dan jendela
tak boleh ada sisa lubang terbuka
hingga cinta dalam dada tak tercuri
dan surga tak akan hilang dalam hati

Gapura, 2019



(Puisi : "Tanèyan Lanjhàng", sebagai Juara III pada Lomba Cipta Tingkat SMA/MA/SMK dan Mahasiswa se Kabupaten Sumenep, yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sumenep, tahun 2019.)


POSTING PILIHAN

Related

Utama 2748743525189544344

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item