Budaya Literasi dan Literasi Budaya

Pemaparan nara sumber pada mahasiswa tentang gerakan literasi pada acara kuliah tamu
Sebagai tahapan awal, ada baiknya kita membedakan definisi antara budaya literasi dan literasi budaya. Bahkan, kita dapat mengulas lebih rinci lagi tentang istilah budaya dan literasi. Dalam sebuah literatur, budaya dapat digambarkan sebagai gunus es. Artinya, ada aspek-aspek budaya yang terlihat di permukaan namun ada pula yang tidak tampak di permukaan. Bagian-bagian budaya yang dapat dilihat dengan mudah melalui mata kita antara lain pakaian adat, bahasa, makanan, perayaan, ritual, dan lain-lain. Bagian-bagaian budaya yang tak tampak adalah nilai, status, peran, persepsi, tradisi, kepercayaan, dan bentuk-bentuk pemikiran.

Budaya literasi adalah proses pembiasaan terhadap aktivitas membaca dan menulis. Budaya literasi dapat dikategorikan sebagai tingkat literasi awal atau literasi dasar. Istilah kata “literasi” sendiri memang bersifat fleksibel dan cenderung berkembang dari masa ke masa. Seperti yang telah diulas di awal bahwa literasi dimaknai sebagai sebuah kondisi suatu masyarakat yang telah melek huruf. Seiring dengan perkembangan zaman, istilah literasi mengalami perluasan makna yang disesuaikan dengan bidang-bidang tertentu, seperti literasi sains, literasi finansial, literasi digital, dan lain-lain.
Tulisan bersambung:
  1. Literasi Budaya dalam Pembelajaran BI di Perguruan Tinggi
  2. Budaya Literasi dan Literasi Budaya
  3. Pendidikan Literasi Budaya di Indonesia
  4. Desain Literasi Budaya dalam Pembelajaran BI
 Berbagai definisi tentang literasi budaya juga banyak di temui di berbagai literatur. Menurut Hadiansyah dkk. (Badan Pengembangan dan Pembinaan Bahasa) literasi budaya adalah kebiasaan seseorang dalam berpikir yang diikuti dengan aktivitas baca-tulis yang pada ujungnya akan menekankan pada proses berpikir kritis, pemecahan masalah, kreatif, dan pengembangan ilmu pengetahuan (2016). Literasi budaya juga dimaknai sebagai kemampuan dalam memahami, implementasi, dan menetapkan perbedaan dan persamaan sikap, kebiasaan, kepercayaan, dan komunikasi seseorang (Riani dkk.: 2018).

Istilah literasi budaya dipopulerkan oleh Hirsch dalam bukunya berjudul Cultural Literacy: What Every American Needs to Know. Menurut Hirsch (1987) literasi budaya dikembangkan karena setiap orang tidak dapat belajar membaca, menulis, dan komunikasi dengan orang lain sebagai keterampilan yang terpisah dari pengetahuan secara kultural. Lebih lanjut, Aprinta (2013) menguraikan bahwa literasi budaya merupakan pengetahuan seseorang tentang sejarah, kontribusi, dan perspektif terhadap budaya lain yang berbeda (termasuk juga budaya sendiri) yang digunakan dalam aktivitas membaca dan menulis.

Pada perkembangannya, literasi budaya memiliki konsep yang sedikit berbeda dari para ahli. Menurut García Ochoa (2016) literasi budaya merupakan sebuah konsep ambang batas atau threshold concept. Artinya, konsep ini diibaratkan memasuki atau melewati sebuah portal dari sebuah perspektif yang terbuka dan membiarkan hal-hal sebelumnya dianggap tidak timbul lagi. Lebih lanjut, literasi budaya juga diartikan sebagai modus operandi yang menyoroti komunikasi, perbandingan dan kritik, membawa ide-ide bersama dalam kolaborasi interdisipliner dan internasional.

Definisi yang sedikit berbeda dikemukakan oleh Saepudin dkk. (2018) yang menyatakan bahwa ada keterkaitan antara literasi informasi dan literasi budaya. Literasi informasi dimaknai sebagai kemampuan seseorang dalam mencari informasi yang akurat, cepat, tepat, dan arif dalam mengomunikasikan informasi tersebut. Di sisi lain, definisi literasi budaya adalah kemampuan seseorang dalam mencari dan menggali informasi yang terdapat dalam budaya.

Bila dikaitkan dengan bahasa, literasi budaya juga dapat dikatakan memiliki keterkaitan yang sangat erat. Menurut Kalantzis dikutip Barrette and Paesani: 2017) teks dalam bahasa didefinisikan secara luas sebagai sebuah tulisan, oral, visual atau multimodal sebagai pusat konsepsi literasi budaya. Hal ini disebabkan oleh teks yang merepresentasikan praktik secara signifikan tentang sebuah realita sosial dan memiliki tujuan sosial. Dari beberapa pemaparan di atas, dapat disimpulkan bahwa literasi budaya merupakan kecakapan abad ke-21 maupun era revolusi industri 4.0 yang menuntut peserta didik untuk memahami dan bagaimana seharusnya bersikap terhadap keberagaman budaya baik di Indonesia maupun secara global.

Menurut Muller dikutip Halbert & Chigeza (2015) menguraikan bahwa sesorang yang memiliki literasi budaya memiliki kriteria berikut: memahami kompleksitas budaya dan semua budaya yang berisi kekuatan, kelemahan, dan paradoksnya serta perubahan budaya yang tidak dapat dihindari, (2) mampu menganalisis atribut budaya sendiri, mengidentifikasi dan mendekonstruksi stereotip yang ada, (3) peduli terhadap komponenen budaya yang mencakup budaya universal, internal (berbasis nilai), dan eksternal (gaya hidup) dan interrelasi bahasa dan budaya yang kompleks, (4) lebih menyukai menjadi relativis budaya daripada fundamentalis budaya.

Literasi budaya memiliki banyak manfaat dalam aspek kehidupan. Salah satunya berperan penting dalam membangun bangsa yang beradab. Melalui literasi budaya diharapkan kita dapat meminimalisasi sikap individualis, menghindari ego kelompok, menghindari kesalahpahaman, dan mendorong kerja sama (Damaianti, Damaianti & Mulyati: 2017). Sebagai individu, literasi budaya berfungsi dalam membantu interaksi secara baik dari berbagai latar belakang yang berbeda. Artinya, literasi budaya ini membantu dalam mengembangkan perspektif budaya yang kritis, jika kita termasuk bagian dari kelompok dominan maka kita harus melihat orang lain dari kelompok marjinal sebagai budaya yang normal dengan mengevaluasi kelebihan dan keterbatasan budaya tersebut (Flavell: 2013).
Tulisan bersambung:
  1. Literasi Budaya dalam Pembelajaran BI di Perguruan Tinggi
  2. Budaya Literasi dan Literasi Budaya
  3. Pendidikan Literasi Budaya di Indonesia
  4. Desain Literasi Budaya dalam Pembelajaran BI

POSTING PILIHAN

Related

Utama 6778495864070260903

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item