Launching Komala, Inspirasi Untuk Semua
Launching buku Komala, antologi cerita rakyat Sumenep hasil karya siswa-siswi SDN Pangarangan III Sumenep berlangsung di Gedung Nasional In...
http://www.rumahliterasisumenep.org/2018/04/launching-komala-inspirasi-untuk-semua.html
Gedung yang berlokasi di jantung kota itu menjadi semarak seketika saat siswa-siswi Pangga (sebutan untuk SDN Pangarangan III) menampilkan bakatnya melalui pertunjukan seni. Mulai dari tari, teater, menyanyi, stand up comedy, permainan recorder dan pianica hingga puisi berhasil ditampilkan dengan sangat apik.
Terlihat tamu undangan yang berdecak kagum pada penampilan mereka. Tamu undangan adalah Kepala Dinas Pendidikan Kabupaten Sumenep yang diwakili oleh Kasi Kurikulum Abd. Kadir, penyair Syaf Anton WR dan D. Zawawi Imron, serta perwakilan guru dan siswa SD se Kecamatan Kota Sumenep, Pegiat Literasi Kabupaten Sumenep, crew penerbit Abida Mahran Publishing House, para endorser Komala, anggota Komite dan Paguyuban SDN Pangarangan III.
Acara Launching Komala dan dilanjutkan dengan bincang buku Komala bersama Budayawan Sumenep, Syaf Anton Wr dan D. Zawawi Imron. “Meski sangat disayangkan D. Zawawi Imron harus meninggalkan acara karena suatu kepentingan, namun Syaf Anton sempat tampil sebagai nara sumber.
“Proses kreatif siswa dalam melahirkan karya yang mengangkat budaya dan kearifan local, ujar budayawan itu. Pihaknya juga mengajak penulis muda Sumenep untuk semakin giat menulis, khususnya yang bertemakan budaya dan kearifan lokal.
Wakil Bupati Sumenep, Bapak Fauzi yang juga menuliskan kata pengantarnya di buku tersebut menyampaikan apresiasinya melalui tayangan video. Menurutnya, Komala bukan sekedar sebuah antologi cerita biasa, melainkan cerita yang menggambarkan kekayaan dan kejayaan Sumenep di masa lalu yang dapat dijadikan teladan dan inspirasi.
“Saya kagum dan bahkan merasa kalah dari siswa-siswi penulis Komala. Pasalnya saat ini Achmad Fauzi memiliki beberapa naskah buku yang ditulisnya,” ungkapnya melalui tayangan video.
Sementara Syarifullah, salah seorang penyair muda Sumenep menyatakan apreasiatif dan bangga bagi penulisnya. “Dari buku membuat saya menemukan mozaik hidup manusia dengan alam yang mengandung mistisisme dan menjadi kepercayaan masyarakat sehingga tampak realitas dan absurditas yang saling melekat,” ungkapnya.
Apresiasi ini juga dating dari Iva Misbah, penggerak komunitas Literasi Toremaos. Ia menyebut cerita dalam buku Komala mengetengahkan kembali hasanah folklore Madura, lugas, jujur dan sederhana khas anak-anak. “Kita seolah mendengar suara-suara mungil bercerita pada kita dengan raut antusias”.
Selain Syarifullah dan Iva Misbah , salah seorang brookers buku Indina Zulfa Ilahy, berpendapat, acara launching dan bincang buku Komala ini sangat bagus karena bisa memotivasi siswa-siswi lainnya untuk menulis.
“Acara semacam ini seharusnya membuat kita tersindir. Mereka yang kelas 4 SD saja sudah punya karya. Lah kita kapan?!”, ujar Indina. (Ar)