Aku Membaca

Sutejo Ssc

Aku membaca, gadis 17 tahun melayani ayah tiri, sepersetujuan sang istri. Aku membaca seorang calon ayah tiri meniduri berkali-kali calon anak tirinya, memaksa dan mengancam. Sang ibu terbang di medan luar negeri. Aku membaca ayah kandung meniduri anak gadis sendiri karena istrinya keluar negeri.

Aku membaca, gadis 17 tahun menyerahkan mahkotanya kepada pacar yang belum tentu jadi suaminya. Aku membaca, seorang gadis 15 tahun di jam kosong diajak pulang ke rumah kosong, dan hilanglah keperawanan. Aku membaca seorang gadis yang tidak perawan menjebak temannya yang gadis untuk "dimangsa" kekasihnya. Dunia ini mengapa atau manusia ini bagaimana?

Aku membaca, lelaki 16 tahun telah memerawani 7 pacar-pacarnya, 4 yang lain "selamat" tetapi harus putus lebih awal. Dunia ini bagaimana, atau manusia itu di mana? Gadis pondok usia MTs sudah tiga orang yang kubaca, dikeluarkan dari satu pondok tertentu, karena "jam malam" yang tinggi.

Di suatu tempat, aku membaca, seorang lelaki bercerita, sambil tertawa, terbahak dan bangga, telah memperdayai sejumlah wanita. "Wanita hanya menangis saat "kehilangan" pertama. Setelah itu meringis-ringis dan mencari-dan-meminta." Aku harus bagaimana, atau dunia ini bagaimana?

Tapi syukurlah, aku juga membaca lelaki petualang seperti dalam kisah-kisah itu biasanya: stroke, komplikasi muda, dan tragis hidupnya. Begitu berat menempuh kematiannya. Ada yang kelaminnya harus diamputasi, tersebab penyakit aneh, ia kencing lewat selang yg menembus kulit perutnya. Aku harus bagaimana atau mereka itu mengapa?

Tuhan, maafkan bacaanku jika kurang tartil membacanya. Apalagi, salah membaca. Amin.
Tadarus airmata,

Sumber akun FB: Suteji Ssc

POSTING PILIHAN