Tiga Sajak Helmy Khan

 

Helmy Khan, lahir di Batang-batang Sumenep. Ia suka menulis cerita pendek maupun dalam bentuk puisi berbahasa Indonesia maupun bahasa daerah Madura. Sejumlah karya tulisnya telah dipublikasikan di media cetak maupun online. Selain menulis ia juga aktif dalam komunitas Semenjak dan Bhisat Sumenep. Sekarang masih mengabdi di Lembaga Pendidikan Nasya’atul Muta’alaimin Gapura, Sumenep, Madura.



Sajadah Pasir

1/

Terdengar riuh zikir tersemat di sepanjang sajadah. melintang ke arah matahari. mencecap pucuk-pucuk cemara yang bergetar dihempas angin.

Sedang di paruh sepasang burung camar. tersimpan gemuruh derita butir-butir pasir. menyulam ketakutan di tubuhnya. atas selongsong besi dan kawat yang beranak pinak menjelma dinding beton. menyekat perjumpaan kasih.

2/

Larik getar daun cemara serupa rumbai benang sajadah. menyusup dalam setiap batang-batang pohon. membisikkan risalah kematian. tentang debur ombak yang menghantam batuan karang. dan merah saga senja beraroma darah mengucur dari setiap pasir yang dihimpit keserakahan. tak ubahnya serangkai mata dadu yang melahirkan takdir kefanaan.

Reranting dengan ikonik larik daun cemara.
gemulai angin laut melingkari kekosongan waktu. meranggas; mencecap dahan-dahan pohon yang dimutilasi. ditumbalkan atas keserakahan jutaan kepala.

3/

Entah berapa panjang sajadah pasir tergeruk. ditanam berjuta-juta benih udang. dipupuk zat-zat kimia. menetaskan lendir limbah dari cangkang kapitalisme. pekat bau tak sedap menyisihkan sebagian waktu atas racun yang beriringan membanjar di tepi pantai.

4/

Sejak awal tahun kemarin, kegetiran telah melanda dada nelayan. menyulam sulur musim dengan jalanya yang koyak tak lagi menjadi pelipur lara. Sebab tanggal bulan tua telah menakdirkan sajadah pasir mereka menjelma kubik parit.

5/

Sejak itu, kantung mata nelayan selalu menakar keresahan ombak. dan bilah-bilah batang cemara yang dikandaskan tangan-tangan besi. Dijuahkan dari kekasihnya yang bernama camar. dan saat itu juga tak lagi terdengar asmaraloka di penghujung senja dari kepakan sepasang sayapnya.

6/

Sajadah pasir di seberang rumahku. tak ubahnya ratapan pembantaian. segala harap terserap terik matahari.



Lahang

Di puncak siwalan itu remang purnama
seperti meramu lahangku
mengecup laru di jantung timbah
yang dilumuri bait-bait zikir panjang
berselancar ke dada istriku
bersama ritmis lesung purba yang bersisian

Bulan sabit dipinggangku
aku biarkan terlelap dulu
biarlah ia mengerami ketajaman waktu
dan menyimpan mata purnama
di atas telapak kaki yang tak henti
menggerayangi batu-batu

Aku tak pernah gentar, apalagi takut
pada legam batang siwalan
biarkan aku terus menerjemahkan
derak pelepahnya, mewiridkan
tangga-tangga kecil menuju surga
bersama tahlil tali timba yang terus berdesakan

Tegap batang siwalan
simbol alif  rusuk-rusukku
mencengkeram waktu
mencumbui dada moyang
sembari mencecap madu surga
yang dituang dari jentik bidadari
dan memeram riak-riak kesepian
detak dada yang berseru
kelaparan

Meski demikian,
mata nyalang kelelawar
dan lesatan angin dari kepak sayapnya
bagai sebilah pedang yang dikibaskan
mengoyak selendang bajut yang aku selimutkan di tubuh mayang

Di dekatnya selalu ada aku
dengan sebongkah harap
menyulam retakan tungku
yang sekarat.

Toteker-Gapura 2022




Hanya Waktu


Tak ada suara
hanya daun-daun jati berserakan
karena kesunyian telah sempurna
menyinggahi lengang waktu
mendawai wajahmu di kening tanah

Landai suara daun jati
serupa keresak ayat-ayat Tuhan
menanggalkan seberkas rindu
pada melankolis dinding batu
menerjemah sisa napasku
di belantara kesenyapan

Tak ada cara lain
jalan berkelok dan bercabang itu
harus kuakhiri di dinding batu
mengganti musim kemarau
dengan balutan jubah pandan
bersembunyi di punggung kunang-kunang
berteduh lamur cahaya lampunya
dari sayatan sayap Izrail

Hanya soal waktu
dan aku telah mengantongi pergantian musim
sebelum cahaya benar-benar pendar
di mataku

Toteker, 04/02/22



POSTING PILIHAN

Related

Utama 5121542657567016494

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item