Dari Mana Memulai Menulis Opini


Teknik Menulis Opini


1.    Judul
2.    Alinea Pembuka
3.    Isi (Batang Tubuh)
4.    Alinea Penutup (Ending)

Penulis Opini mesti membuat judul tulisannya dengan menarik. Judul harus lah eyes catching. Memikat. Syarat untuk judul seperti ini: Tidak Panjang (Cukup tiga atau empat kata) dan memakai  kata-kata yang tidak klise, menggugah.

Judul tidak mesti dibuat lebih dulu. Bisa belakangan, setelah tulisannya selesai.

Aline pembuka  dan Lead
Lead adalah bagian penting sebuah tulisan. Lead seperti etalase, dia harus dibuat menarik. Lead adalah kalimat pembuka. Ia seperti kail yang menarik minat pembaca. Ia seperti lokomotif yang membuat  mata dan pikiran pembaca untuk terus mengikuti kalimat dan buah pemikiran penulis.

Karena itulah lead harus menarik, tidak memakai pemikiran yang klise, dan kalimatnya tidak panjang. Lead ini berfungsi untuk membawa pembaca untuk  mengerti masalah apa yang akan dibicarakan oleh penulis opini. Lead adalah bagian penting dari alinea pembuka.

Isi Tulisan (Batang Tubuh)
Inilah ”daging” sebuah opini. Disinilah penulis menuangkan gagasan dan ide-idenya. Dengan demikian secara ringkas bagian ini berisi:
  • gagasan apa yang ditawarkan
  • argumentasi kenapa pentingnya  gagasan/ide/pemikirannya
  • contoh-contoh dengan menampilkan data-data yang relevan dan menunjang.
  • keuntungan dan kerugian jika gagasan itu diterapkan atau tidak diterapkan.
Alinea Penutup (Ending)
Bagian ini bisa dibilang merupakan kesimpulan dari tulisan opini. Kendati penutup, penulis opini tetap harus menganggap ini bagian penting. Untuk mengulang dan mengingatkan pembaca akan gagasan yang ditawarkannya.

Kendati tiga bagian di atas merupakan hal penting untuk menulis opini, sesungguhnya tetap saja diperlukan panduan agar tiga hal itu menjadi kesatuan yang enak untuk dibaca –juga menulisnya.

Untuk ini dibutuhkan apa yang disebut OUTLINE. Outline adalah semacam alur yang dibuat dengan mencantumkan segala hal yang direncanakan akan dituangkan pada sebuah opini. Outline ini juga untuk mengingatkan penulis agar tetap fokus atau tidak lupa pada hal-hal yang sejak awal ia tetapkan untuk ditulis. Outline bentuknya adalah pointer-pointer.
Contohnya, seorang penulis opini akan membuat tulisan tentang  persoalan hilangnya sejumlah mahasiswa yang diduga direkrut NII.

Ia menulis pointer-nya sebagai berikut:
1.Fakta   banyaknya pengaduan orangtua yang kehilangan anaknyaà Peg
    -   Pengakuan para mahasiswa Universitas Muhammadiyah Malang dll
2. bukan kejadian pertamakali àBatang tubuh
   -  data penelitian berbagai lembaga tentang aktivitas NII
   -  data Departemen Agama dll tentang NII
   -  Bagaimana perekrutannya, di mana, siapa saja sasarannya.
   -  apa yang harus dilakukan orang tua/lingkungan/perguruan tinggi dll
   -  yang sudah dilakukan pemerintah
   -  yang belum dilakukan pemerintah
3. saran-saran dan kesimpulan ——à Penutup

Bisakah Saya Menulis Opini dan Dimuat di Koran?
Pasti bisa! Tidak ada penulis opini yang langsung terkenal. Semua dari bawah. Salah satu cara belajar yang baik: membaca opini-opini dari penulis terkenal. Pelajari kalimat dan bagaimana sang penulis mengungkapkan buah pikirannya.  ****

*Redaktur Pelaksana Majalah Tempo

Tulisan sebelumnya: Jurnalisme: Cara Menulis Opini
POSTING PILIHAN

Related

Esai 318944456834582994

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item