Berkarya dalam Suatu Komunitas

Berkarya dalam Suatu Komunitas Komunitas Guru Penulis dideklarasikan di Sumenep, Sabtu (25/03). Kegiatan yang dilaksanakan di SDN Kolor ...

Berkarya dalam Suatu Komunitas Komunitas Guru Penulis dideklarasikan di Sumenep, Sabtu (25/03). Kegiatan yang dilaksanakan di SDN Kolor II ini, dihadiri oleh puluhan guru dari beberapa kecamatan daratan. 

Dalam sambutannya, Lilik Rosidah, Ketua Rumah Literasi Sumenep, berharap komunitas ini menjadi ajang bagi para guru untuk terus berkarya dalam bentuk tulisan sekaligus mengasah keterampilan menulisnya.

“Berproses dalam suatu komunitas itu lebih cepat berkembang daripada berproses sendirian. Di dalam komunitas kita bisa saling belajar, saling memperbaiki kekurangan karya anggota,” terang perempuan berkacamata ini.

Lilik menambahkan, untuk sementara guru dalam komunitas ini berkarya dalam ragam bahasa Indonesia. Pada tahap selanjutkan didorong untuk menulis dengan bahasa Madura. Tulisan guru dalam bahasa Madura ini akan dipublikasikan oleh salah satu majalah yang terbit di Surabaya. 

Terbentuknya Komunitas Guru Penulis ini, menurut guru salah satu SD di Sumenep ini merupakan bagian dari agenda kerja Rumah Literasi Sumenep (RULIS) yang dilaunching pada pertengahan Februari lalu. Dalam dua bulan ini Rulis telah melaksanakan beberapa kegiatan literasi diantaranya pelatihan menulis guru TK dan SD, pelatihan menulis untuk pemuda, serta pelatihan guru mendongeng.

Dalam waktu dekat RULIS akan mengadakan proyek penulisan biografi tokoh Madura, dan sayembara menulis cerita rakyat Madura. Ia berharap guru yang tergabung dalam komunitas ini bisa mengambil bagian dalam agenda tersebut. 

Syaf Anton, budayawan Sumenep yang menjadi narasumber dalam acara tersebut mengapresiasi terbentuknya komunitas ini. Ia mendorong para guru untuk terus menulis termasuk menulis sastra. 

Menurut peneliti kebudayaan Madura ini, banyak budaya Madura dan kearifan lokal yang mulai tergerus. Menulis merupakan salah satu cara untuk menkonservasi budaya agar tetap bisa dikenal oleh generasi mendatang. 

Budayawan berambut gondrong ini menyarankan agar guru penulis selalu menyiapkan alat untuk mencatat ide yang kedatangannya muncul tiba-tiba di tempat yang tidak terduga. “Inspirasi muncul satu kali, bila tidak mencatatnya bisa saja ia tidak kembali,” imbuhnya. 

Syaf Anton juga berkesempatan membedah karya anggota yang telah diserahkan sebelum acara dimulai. Beberapa karya anggota dibedah mulai dari karya puisi, cerpen hingga feature. 

Syarifah, salah satu guru asal kecamtan Pragaan yang tulisannya dibedah, merasa senang bisa bergabung dengan komunitas ini. Ia berharap bedah karya anggota yang rencananya akan dilaksanakan setiap bulan dapat melejitkan kemampuan menulisnya. 

Oleh. Taufiqurrahman, Guru SDN Kapedi II, Bluto.
POSTING PILIHAN

Related

Gupen 6203510792981501302

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item