Remaja Dituntut Berkambang dan Mengembangkan Diri

Saat bincang literasi berlangsung, Yulianti (atas) dan Evi Febriani (bawah)

Sumenep, Rulis: Bincang Literasi Rumah Literasi Sumenep (Rulis) melalui siaran langsung instagram ( IG) berlangsung mengesankan, hal ini tampak banyak dan atusiasnya akun IG yang terlibat dalam perbincangan tersebut, Sabtu malam, 20 Mei 2023.

Bincang Literasi dengan mengambil tema “Menjaga dan Membangun Potensi Remaja pada Era Society 5.0” itu, hadir sebagai nara sumber Evi Febriani, S.Psi., M.Psi dan dipandu Yulianti, dari Rumah Literasi Sumenep.

Evi Febriani menyebut setiap individu punya potensi dan tidak ada manusia yang bodoh. Cuma bagaimana sebagai individu  terus mau berkembang dan mau mengembangkan diri , sehingga memiliki skill  atau mungkin keunggulan-keunggulan yang tidak sama dengan orang lain

“Saya rasa tidak ada manusia yang bodoh, tapi bagaimana mereka belajar , sehingga nanti impeknya atau outputnya seperti apa. Mungkin dari proses belajarnya itu,” ujar Direktur Eviera Permata Consultant (EPC) Indonesia itu  .

Menurutnya belajar itu tidak selalu dari orang yang lebih tua, atau lebih pintar .

“Sayapun kerap belajar dari mahasiswa saya, saya menyetarakan diri dengan mahasiswa saya, dan saya tidak menurut diri dan open minded menerima mahsukan-masukan dari mahasiswa,” jelas dosen STKIP PGRI Sumenep itu.

Dari sejumlah pertanyaan dari  netizen, salah satu dari @idayatighazali sekitar problem yang dihadapi siswa sekolah, menanyakan berapa usia yang pantas memegang gadget?

Menurut Evi, memang ini tidak bisa dipungkiri bahwa ini menjadi problem yang yang kita katakan tidak sulit tapi juga tidak mudah.

Masalahnya bagaimana caranya menyampaikanpada mereka agar bisa memahami tapi mereka juga tidak tersinggung dan memunculkan konflik. “Kadang anak remaja sekarang kalau dikasih tahu kan, ya bukan melakukan ini ya, tapi mereka mesti suka komen,”.

“Kalau saya bilang ngebantah kok kayaknya nggak elok ya, tapi kalau komen, ya nanti dulu, ya sebentar lagi, kan mesti begitu jawabannya. Terus ketika kita sebagai orang tua atau sebagai pendidik bernada tinggi, dianggapnya dimarahin. Ini kan biasanya salahkan.

Bincang Literasi yang berlangsung selama 1,5 jam itu, setidaknya menambah pemahaman bagi peserta perbincangan, dan tentu menjadi sesuatu yang baru.

“Kedepan akan kami lanjut dengan topik yang beda, dan tentu dengan nara sumber yang beda pula,” ungkap Ketua Rumah Literasi Sumenep, Lilik Rosida Irmawati.

(Penulis: Auli Dindi)

POSTING PILIHAN

Related

Utama 7268008971267375500

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item