Tahapan Perkembangan Membaca pada Anak dan Remaja


Penulis Ben

Membaca adalah salah satu kemampuan literasi dasar yang harus diperkenalkan kepada anak sejak dini. Pada usia berapa Anda mulai membacakan buku dan mengajarkan anak membaca?

Dalam mengenalkan kegiatan membaca pada anak, penting bagi Anda untuk memahami tahap perkembangan membaca pada anak dan remaja. Dengan begitu, Anda bisa tahu jenis bacaan atau buku apa yang sesuai dengan usia dan kemampuannya agar bisa lebih optimal.

Jeanne S. Chall, seorang psikolog, pendidik, dan ahli literasi anak usia dini dalam bukunya yang berjudul Stages of Reading Development telah mengidentifikasi 6 tahap perkembangan membaca ini beserta karakteristik di setiap tahapnya. Kemampuan membaca yang dimaksud di sini bukan sekadar bisa membaca atau mengeja huruf, tapi juga kemampuan memahami suatu bacaan. Apa saja ya tahapnya? Yuk disimak!

  1. Pre-Reading (6 bulan - 6 tahun)

Tahap pertama ini disebut dengan pre-reading, karena kemampuan dasar membaca anak masih dalam tahap belajar. Sehingga, dikatakan bahwa anak masih ‘berpura-pura’ membaca saat ia membuka-buka buku. Namun, setelah ia dibacakan buku cerita oleh orang lain, ia dapat mulai mengenal kata, huruf, dan simbol yang ada pada bacaan. Ia juga dapat memahami menceritakan ulang cerita yang telah ia dengar.

Peran orang tua untuk mengembangkan kemampuan dan minat membaca anak sangat penting pada tahap ini. Orang tua harus sering membacakannya buku cerita anak yang sebaiknya lebih banyak memuat gambar daripada tulisan. Saat membacakannya buku, lakukanlah dengan gaya yang interaktif dan ajak anak berdialog untuk menumbuhkan rasa penasarannya.

2. Initial Reading & Decoding (6-7 tahun)

Tahap ini merupakan tahap membaca yang sesungguhnya, karena anak sudah mulai dapat mengenali hubungan antara huruf dan bunyinya (fonologi) dan juga bisa membaca teks singkat yang mengandung kata-kata sederhana. Pada akhir tahap ini, anak biasanya sudah dapat memahami 4.000 kata yang didengarnya dan 600 kata yang dibacanya. Untuk mengoptimalkan kemampuannya, sediakan banyak buku cerita sederhana pada anak untuk ia coba baca secara mandiri. Namun selain itu, sebaiknya orang tua juga masih sering membacakannya cerita.

3. Confirmation & Fluency (7-8 tahun)

Kemampuan membaca mandirinya pada tahap ketiga ini sudah semakin fasih dan ia pun dapat memahami konteks cerita lebih dalam lagi. Tak hanya itu, ia juga mulai bisa mengaitkan apa yang ia baca dengan apa yang dengan yang ia alami dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya cerita dengan tema pertemanan di sekolah, kegiatan harian di rumah, dan tema-tema lainnya yang dekat dengannya. Di akhir tahap ini, biasanya anak sudah mampu memahami 9.000 kata yang didengarnya dan 3.000 kata yang dibacanya.

4. Reading for Learning the New (9-14 tahun)

Pada tahap keempat, anak sudah mulai membaca dengan tujuan untuk mempelajari pengetahuan dan ide baru. Di tahap ini, Anda dapat memberikannya berbagai jenis bacaan untuk ia baca, mulai dari buku cerita yang lebih panjang, koran, majalah, dan sebagainya. Lalu, kemampuan yang lebih ditekankan untuk diasah adalah kemampuannya memahami suatu bacaan. Misalnya apa yang menjadi argumen atau ide utama yang ingin disampaikan oleh penulis.Kemampuan ini dapat ditingkatkan melalui berbagai cara, seperti meminta anak untuk membuat ringkasan bacaannya atau bertanya padanya apa yang ia dapat dari buku yang dibaca.

5. Multiple Viewpoints (15-17 tahun)

Di tahap selanjutnya ini, anak sejatinya sudah mampu membaca tulisan yang lebih abstrak, kompleks, dan mengandung banyak berbagai perspektif berbeda. Ia juga diharapkan sudah mulai dapat menganalisis dan bersikap kritis terhadap yang ia baca. Ajak anak remaja Anda untuk membaca buku dengan bidang ilmu dan tema yang beraneka ragam, agar pengetahuannya semakin bertambah. Kemudian, Anda juga dapat menjadi teman diskusi baginya mengenai buku yang ia baca.

6. Construction & Reconstruction (18 tahun ke atas)

Seseorang yang berada di tahap ini sebetulnya sudah beranjak menjadi dewasa. Oleh karenanya, ia diharapkan sudah dapat memahami bacaan dengan baik dan bersikap kritis dengan apa yang dibaca. Membaca juga dapat berfungsi untuk mengintegrasikan pengetahuannya dengan pengetahuan orang lain. Namun, kemampuan membaca ini memang harus terus diasah, misalnya dengan membaca aneka macam bacaan yang kompleks yang selanjutnya diikuti dengan membuat tulisan seperti esai dan makalah.

Dari penjelasan di atas, dapat dilihat bahwa membaca adalah kemampuan yang harus terus diasah seumur hidup. Lalu, pada saat ini kemampuan yang perlu untuk dilatih lebih lanjut lagi adalah kemampuan memahami bacaan dengan baik.

Banyak orang yang bisa membaca, tapi belum dapat memahami sepenuhnya apa yang mereka baca. Oleh karenanya, kemampuan ini harus dilatih dengan baik dan dibiasakan sejak anak masih kecil.

Sumber: www.ef.co.id

POSTING PILIHAN

Related

Utama 336880876279390928

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item