Nicky Lili Atikasuri

Akhir-akhir ini kita dihadapkan pada berita tentang adanya resesi pada tahun 2023 ini. Gejala utama resesi adalah rendahnya pertumbuhan ekonomi dan tingginya inflasi. Banyak negara memerangi inflasi melalui kebijakan fiskal dan moneter. Meski pada tahun ini  diperkirakan menjadi tahun yang lebih lambat untuk pertumbuhan ekonomi dibandingkan tahun 2022 kemarin, namun ada hal yang positif. Ini berarti kemungkinan ekonomi akan mendingin, harga-harga akan diharapkan mulai mendatar dan pasar kerja masih mungkin cukup kuat.

Gempuran virus Corona-19 mengubah banyak hal juga menghantam berbagai jenis bisnis dan aneka macam sector usaha. Beberapa sanggup bertahan, sebagian tertekan tapi tidak sedikit yang justru mengalami peningkatan. Sektor bisnis yang menghadapi kesulitan diantaranya sektor penerbangan, ekspor barang tambang, penggalian, pertambangan, industry pengolahan, konstruksi, perdagangan, perhotelan, restoran dan energi.

Sementara sector yang mengalami peningkatan yakni sector makanan, Kesehatan, teknologi informasi dan komunikasi, produk Kesehatan pribadi dan sector retail. Sedangkan sector yang cenderung mampu bertahan yakni sector pertanian, perkebunan, peternakan, kehutanan, perikanan, listrik, gas, air bersih dan pengangkutan. Adanya Pandemi covid-19 ini membuat kita semua semakin tersadar sector utama yang menjadi prioritas dan memang menjadi kebutuhan kita. Sektor bisnis yang mampu bertahan hanya sector yang menjadi kebutuhan primer, termasuk sector pertanian.

Salah satunya yaitu risiko ekonomi berupa persoalan penyediaan rumah layak huni, ketersediaan pangan, ketersediaan air bersih, dan juga ketersediaan lapangan pekerjaan, maupun ketersediaan layanan kesehatan dan pendidikan yang adil dan terjangkau bagi semua masyarakat.Salah satu dampak resesi yang akan datang akibat lemahnya ekonomi adalah ketahan pangan.  Menggantukan pasokan bahan makanannya dari aktivitas impor pada masa resesi sangat tidak menguntungkan dilihat dari aspek ketahanan pangan secara umum. Jika saja pasokan bahan pangan terganggu, maka jaminan ketahanan pangan kawasan perkotaan bakal mengalami goncangan.

Dalam menghadapi masa-masa itu diharapkan masyarakat perkotaan dapat memiliki lumbung pertanian sendiri dengan cara Urban Farming. Dengan cara tersebut masyarakat dapat memanfaatkan lahan yang minim untuk bertani. Kawasan perkotaan yang semakin padat ini akibatnya kota-kota menanggung beban yang semakin berat. Keterbatasan lahan, bukan hambatan untuk berkebun. Tanaman secara alami, tanpa bahan kimia, memberikan kebaikan bagi alam dan manusia yang mengkonsumsinya. Yang dapat memunculkan kemandirian pangan keluarga.

Dengan menanam sayur mayur sendiri, setidaknya bisa penuhi keperluan keluarga. Kebaikannya, antara lain, menghasilkan makanan sehat tanpa pestisida, biaya belanja bulanan mengecil. Bonusnya, dapat kesehatan mental (bonding) kuat dari rutinitas berkebun. keuntungan lain dari keberadaan pertanian kota adalah berkurangnya rantai waktu transportasi bahan pangan. Dengan demikian, bahan pangan dapat lebih cepat sampai ke konsumen dalam kondisi yang jauh lebih segar. Sebagaimana diketahui, sebagian besar bahan pangan harus melakoni perjalanan yang tidak singkat untuk sampai ke para konsumennya di daerah perkotaan dan belum lagi kebutuhan bahan bakar kendaraan tersebut yang harganya akan naik.

Dari segi ekologi, pertanian kota dapat ikut berkontribusi ke arah terciptanya lingkungan kota berkelanjutan (sustainable city). Mengapa? Karena selain ikut memperelok lanskap kota, pertanian kota juga ikut membantu merestorasi lingkungan kota lewat pemanfaatan lahan-lahan kota yang tidak terawat maupun pemanfaatan sampah kota sebagai kompos tanaman.

Selain aktivitas tersebut dilakukan perseorangan, urban farming juga dapat dilakukan secara berkelompok sehingga produk yang dihasilkan kemungkinan dapat lebih banyak. Sehingga produk-produk pertanian yang dihasilkan selain dapat dinikmati anggota keluarga juga bisa dibagi dengan para tetangga terdekat. Jika hasilnya lumayan melimpah, tidak menutup kemungkinan dapat dijual sehingga menghasilkan pendapatan tambahan bagi rumah tangga.

Secara berkelompok, aktivitas pertanian kota dapat dijalankan dengan membuat apa yang diistilahkan di Barat sebagai community garden alias kebun warga. Kebun warga ini bisa didirikan dengan memanfaatkan lahan-lahan terlantar yang ada di sekitar pemukiman warga di lingkungan perkotaan. Selain sebagai lahan pertanian untuk pemenuhan kebutuhan pangan sejumlah warga, kebun warga juga dapat dijadikan wahana untuk memupuk kebersamaan antarwarga dan juga sebagai lahan rekreasional warga yang menyehatkan.

Beberapa model pemanfaatan yang dapat diterapkan khusus untuk pertanian perkotaan dengan memanfaatkan lahan atau ruang terbuka seperti membuat kebun-kebun komunitas, membuat kebun atap, juga membuat kebun vertical. Selain memanfaatkan lahan atau ruang terbuka, terdapat berbagai sistem pertanian perkotaan lain yang bisa dijadikan pilihan yakni berbagai usaha dalam bidang pertanian seperti usaha produksi benih/bibit, budidaya pertanian tanaman hias, sayuran, buah, ternak, ikan. Selain itu, usaha pengolahan produk-produk pertanian, pemasaran produk-produk pertanian, serta agrowidyawisata atau penyediaan jasa lainnya.

Sistem vertikultur atau yang dikenal sebagai budidaya secara vertikal merupakan salah satu strategi untuk mensiasati keterbatasan lahan, terutama dalam ruangan dengan kondisi yang disimulasikan oleh teknologi. Vertikultur ini sangat sesuai untuk sayuran seperti bayam, kangkong, kucai, sawi, selada, kenikir, seledri, dan sayuran daun lainnya. Sedangkan sistem hidroponik merupakan budidaya tanaman yang memanfaatkan air tanpa menggunakan tanah sebagai media tanam.

Berdasarkan media tumbuh yang digunakan, hidroponik dapat dibagi menjadi tiga yaitu, kultur air dengan menumbuhkan tanaman dalam media tertentu yang di bagian dasar terhadap unsur hara, lalu kultur agregat dengan menggunakan media tanaman berupa kerikil, pasir, arang sekam, pasi, dan yang terakhir adalah kultur aquaponik yang diintegrasikan dengan budidaya hewan air seperti ikan, udang, dan siput, dalam suatu lingkungan simbiosis.

Berdasarkan kajian yang dilakukan oleh Twiss dkk dan dipublikasikan dalam American Journal of Public Health, kebun warga mempunyai peran berarti dalam ikut meningkatkan taraf kesehatan dan kualitas kehidupan masyarakat. Mengingat manfaatnya yang sungguh besar, sudah saatnya pemerintah kita perlu memberi perhatian yang lebih besar terhadap pengembangan sektor pertanian kota ini, sehingga aspek ketahanan pangan kawasan-kawasan perkotaan kita di masa depan bakal kian terjamin.

Nicky Lili Atikasuri mahasiswa UMM dari jurusan Agroteknologi angkatan 2020


POSTING PILIHAN

Related

Utama 551993986087528518

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item