Manajemen Emosi Kehidupan Perkuliahan

  Ira Ericasia

Emosi menurut Chaplin adalah suatu kondisi yang terangsang dari organisme dalam hal ini mencakup perubahan-perubahan yang mampu disadari dan memiliki sifat yang mendalam dari perilaku yang terbentuk tersebut. Pada hakikatnya emosi ini merupakan gambaran dari perasaan manusia saat menghadapi berbagai situasi dan kondisi yang berbeda.

Hal itu wajar, karena emosi ini merupakan reaksi alamiah manusia terhadap berbagai kondisi yang nyata, maka sejatinya tidak ada emosi yang baik ataupun emosi yang buruk. Emosi ini memiliki sumber yang banyak antara lain dari kualitas tidur, kepribadian, olahraga, stress, gender, usia, aktivitas sosial dan masih banyak lagi. Selain itu emosi memiliki beberapa macam, namun secara garis besar dibagi menjadi 2 kelompok besar yaitu emosi positif dan negatif (gramedia.com 2021).

Emosi yang kita rasakan bisa berdampak positif maupun negatif tergantung bagaimana sikap atau management kita terhadap emosi yang kita rasakan tersebut. Apa saja dampak negatif atau positifnya berikut penjelasannya. Dampak positif yang biasanya terjadi pada manusia berwujud pada perasaan bahagia, ceria, damai, senang dan adanya rasa syukur. Hal ini biasanya menyenangkan dan menguntungkan.

Namun apabila ada dampak postif pasti ada dampak negatifnya yaitu emosi negatif yang dirasakan biasanya perasaan menangis, marah, kecewa, sedih, benci dan yang lainnya. Walaupun begitu sebenarnya setiap emosi yang dirasakan baik yang dapat berdampak positif maupun negatif memiliki manfaat yaitu sebagai sarana untuk mempertahankan hidup, memberikan semangat atau motivasi dalam hidup dan emosi mampu memberitahukan kondisi orang-orang di sekitar kita, sehingga mampu melakukan apa yang sesuai dengan perasaan yang dirasakan oleh mereka saat itu (gramedia.com 2021).

Nah dari sini emosi yang dirasakan sangatlah beragam dan kompleks mengenai apa manfaat dan dampaknya baik pada diri kita sendiri maupu orang lain. Seperti yang terjadi pada mahasiswa baik yang mahasiswa baru maupun yang sudah semester atas. Untuk para mahasiswa baru emosi yang muncul berkaitan dengan perassaan bingung bagaimana cara mereka mengatur waktu, bagaimana cara mereka memahami semua materi yang diberikan. Emosi-emosi tersebut muncul sebagai bentuk diri kita untuk beradaptasi dengan lingkungan dan kebiasaan yang baru. Terlebih di dunia perkuliahan mahasiswa dituntut untuk selalu sigap dengan segala situasi dan menjadi jauh lebih dewasa dan mandiri.

Untuk mahasiswa yang berada di semester atas apalagi yang sudah semester akhir merasakan emosi jenuh dengan segala kesibukan yang sudah setiap hari mereka jalani, merasa jenuh dengan segala tugas yang semakin banyak dan jauh lebih sulit dari semester sebelumnya. Selain itu muncul juga perasaan jenuh dengan tugas skripsi yang tidak kunjung selesai, ada semangat untuk mulai mengerjakan tapi secara bersamaan muncul pula perasaan malas dan lelah. Kemudian ada rasa ketakutan apakah nanti saat saya sudah lulus saya bisa bekerja yang sesuai dengan jurusan kuliah saya saat ini? Apakah saya nanti saat lulus bisa langsung dapat kerja atau tidak? Apakah saya saat sudah lulus bisa sukses sesuai dengan harapan orang tua saya? Semua itu muncul dan menganggu suasana hati kita sehingga emosi itu bercampur menjadi satu.

Masalah di atas adalah bentuk bagaimana jika kita tidak dapat mengatur emosi yang kita rasakan dengan baik. Sehingga banyak hal yang seharusnya bisa kita capai menjadi tidak bisa karena emosi-emosi yang muncul dan seakan menjerat kita untuk bergerak. Akan tetapi emosi tersebut juga timbul akibat adanya tekanan dari orang atau sekitar sehingga hanya emosi negatif saja yang muncul. Tekanan tersebut seperti pilihan jurusan yang dipaksa dari orang tua, lingkungan yang memaksa kita untuk berada di saat kita tidak dapat memilih sesuai keinginan kita sehingga kita hanya bisa mengikuti apa yang dikatakan oleh orang yang di sekitar kita.

 Namun semua itu bisa dicegah apabila kita bisa mengatur emosi menjadi lebih efektif sehingga emosi-emosi negatif akan lebih terminimalisir untuk kita rasakan. Secara psikologi terdapat beberapa cara mengatur emosi kita yaitu dengan menghindari situasi atau keadaan yang dapat memaksa kita untuk merasakan emosi-emosi negatif seperti marah ataupun sedih, seperti saat kita di pojokkkan oleh teman kita karena tidak bisa dalam satu materi, lebih baik kita pergi dan mengisi waktu dengan belajar lebih baik agar kita lebih berkembang dari sebelumnya.

Selanjutnya adalah memodifikasi situasi ini dengan tidak menaruh ekspektasi yang terlalu tinggi karena hakikat manusia iti tidaklah sempurna, dengan begini rasa kecewa yang akan kita rasakan apabila hasilnya tidak sesuai akan terminimalisir, seperti saat hasil ujian kita lebih buruk dari teman kita tidak sikap yang kita lakukan dengan tidak berharap bisa mendapat nilai sempurna karena kita masih di tahap belajar oasti ada masanya kita mendapat nilai buruk. Namun bagaimana kita belajar lebih baik lagi di kemudian hari sehingga nilainya menjadi lebih bagus dari sebelumnya.

Mengalihkan fokus perhatian kita, hal ini bisa terjadi seperti saat ada teman kita yang jauh lebih sukses atau lebih pintar dalam beberapa mata kuliah sehingga kita merasa iri. Nah dari pada rasa iri ini menjadi suatu penyakit hati, lebih baik rasa iri ini digunakan sebagai motivasi kita untuk lebih berusaha lagi, walaupun memang proses dan jalannya akan berbeda tapi paling tidak kita juah lebih baik dari sebelumnya.

Cara-cara di atas tetap kembali lagi pada orang tersebut karena sebenarnya tidka ada cara mutlak bagi seseorang untuk bisa mengendalikan emosinya. Semua itu kembali bagaimana cara kita menyikapi setiaap keadaan, situasi dan kondisi yang membuat kita harus merasakan emosi-emosi tersebut baik negatif maupun positif.

Menurut saya sebagai seorang mahasiswa baru yang masih di tahap penyesuaian diri terhadap kondisi dan kebiasaan baru di dunia perkuliahan, cara-cara mengendalikan emosi yang sudah dijelaskan sebelumnya sangat efektif pada diri saya.  Dari situ saya menjadi jauh lebih baik dalam menyikapi dan memilih emosi apa yang ingin saya rasakan agar emosi yang saya rasakan ini tidak menjadi bomerang yang dapat menyakiti diri saya sendiri.

Selain itu ada cara untuk mengontrol emosi yang saya temukan sendiri yaitu dengan memilih temna-teman yang bisa membawa saya menjadi lebih baik, bertanya dan berdiskusi dengan teman ataupun kakak tingkat saya mengenai materi pada mata kuliah yang saya belum pahami. Dari sini saya akan merasa lebih nyaman, senang dan tenang untuk belajat sehingga saya akan jauh lebih bisa memahami materi dari mata kuliah yang awalnya belum saya pahami.

_____

Ira Ericasia mahasiswa UMM,  jurusan Farmasi angkatan 2022


POSTING PILIHAN

Related

Utama 8527150284745902781

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item