Eksplorasi Humanisme Ala Santri



Oleh : Radent HR Wiraraja

Santri menurut KBBI adalah orang yang mendalami agama islam, lewat ajian kitab dan lain semacamnya. Secara faktual, santri punya peranan penting dalam kehidupan sosial masyarakat. Sebab, menurut masyarakat, santri ibarat buah dan pohonya kiai. Pesantren yang merupakan lembaga pendidikan Islam yang unik karena mempunyai karakteristik dan lemen yang berbeda dengan pendidikan Islam lainya

Manusia secara harfiahnya dibekali akal secara khusus oleh Tuhan sebagai pembeda dengan Mahluk-mahluk lainnya, seperti tumbuhan dan hewan. Begitpun santri, kedudukan santri dimasyarakat sangatlah tinggi karena santri sebagai mediasi perkembangan agama dan pandangan hidup masyarakat tentu kita tidak erlu heran apabila ketika seorang santri bertindak yang tidak sesuai norma-norma maka semua penduduk akan membicarakan. Namun jika kita melihat keadaan saat ini, banyak manusia yang memang berperilaku seperti binatang dalam hal ini perlu kiranya menyadarkan manusia-manusia yang lupa bahwa dirinya manusia. Lalu berbagai idiologi lahir semisal istilah ‘Humanisasi’, secara pengertian paling sederhana humanisasi bermakna ‘memanusiakan manusia’ Namun mungkin masih banyak di antara kita belum memahami apa dan seperti apa humanisasi yang sebenarnya?, lalu pertanyaan yang timbul lainnya adalah apa peran santri dalam humanisasi?, dalam tulisan ini penulis mencoba menyisipkan beberapa hal mengenai jawaban pertanyaan-pertanyaan tersebut lewat pandangan penulis.

Secara sederhana humanisasi dapat di artikan ‘memanusiaan manusia’, orang-orang yang berprinsip demikian biasanya di sebut humanis, bermakna orang-orang berpaham ‘humanisme’. Humanisme adalah suatu paham yang mentitik beratkan manusia kepada kemampuan-kemampuan kodratinya. Humanisme di mulai pada abad ke-14 sampai abad ke-16, dan memuncak pada humanisme pencerahan Eropa abad ke-18. Menurut sejarahnya, humanisme sempat mengalami kontroversi dengan agama, sebab penafsiran rasional yang mempersoalkan monopoli agama dan negara terhadap tafsir kebenaran.

Seiring perjalannya humanisme memang banyak di serang kritikan, sebab menuntun manusia pada kemanusiaan tanpa tuhan, dengan kata lain menuntun manusia berani menduduki tahta Tuhan dan berperan sebagai Tuhan. Lalu bagaimana santri mengeksplorsinya mengenai humanisme yang sedemikian. Santri sebagai tonggak masyarakat tentu sangat berperan aktif setiap aktifitas masyarakat karena tugas seorang santri bukan hanya memimpin tahlilan atau dan lain sebagainya tetapi memiliki kendali besar mengenai peradaban yang berkembang. Mengapa penulis mangangkat seni santri dan humanisme karena semasa mondok dikelilingi berbagai aktifitas extra seperti organisasi yamg disanding dengan kesenian dan kesusastraan. karena bagi santri kesusastraan dan seni tidak bisa dilepaskan.

Melihat sejarah prosesnya penyebaran Islam di Indonesia tidak melakukan kekerasan untuk menuntut masyarakat hindia belanda masuk kedalam agama Islam. Masa wali songo mereka hijrah melalui dengan seni seperti pertunjukan wayang, gemelan dll. Jadi tidak heran bila hari ini menjadi Negara yang mayoritas pemuluk agama Islam. Dari itu santri tidak bisa dilepas dengan kata “Seni”. Dalam berseni manusia akan selalu menempatkan estetik dalam sebuah karyanya baik itu privasi hanya untuk dirinya atau yang bersifat yuniversal (karya yang di publikkasikan). Walaupun demikian ”berseni” tidak selamanya tentang sebuah karya, manusia hidup di bumi itu juga dikatakan seni. Seni secara umum keindahan. Setiap hal yang indah adalah seni. Maka seni sangatlah relafan dengan kehidupan ini, dengan ciptaan tuhan. Dan tentunya dengan manusia

Mengingat pentingnya peran santri dalam pesantren secara perspekktif humanisme religious. Lingkungan juga mempengaruhi begaimana santri mengedukasikan berbagai hal karena, lingkunganadalah sesuatu yang ada di sekitar seseorang dari manusia sampai hala-hal lainnya yang besar pengaruhnya terhadap baik beserta buruknya kepribadian manusia itu. Seharusnya lingkungan yang hendaknya dicarikan atau diciptakan yang serba mendidik dengan demikian lembaga pendidikan yang memakai sistem pemondokan merupakan yang ideal kareana dari ketiga pusat dapat dijalankan secara langsung , terpadu, dan terkontrol dari segi edukasinya. Maka tidak diregukan lagi pengaruh-pengaruh positif ini akan meresap dan tertanam didalam pribadi santri.

 Maka tidak heran jika ada orang yang mengatakan seni adalah jalan ke ketiga menuju tuhannya. Kita tidak tahu kenapa harus ada babi padahal haram di makan oleh sebagian, atau kenapa daun-daun akan melambai ketika di sapu angin sedangkan angin tidak terlihat namun bisa di rasakan. Hal itu menunjukkan bahwa tuhan tidak main-main dengan karyanya. Dan dari hal itu kita tau seni bahwa seni bukan hanya tentang karya melainkan wadah berbagai aspek macam ilmu. Dala bahasa Indonesia kata seni mempunyai riwayat per-istilahan yang tidak sederhana, bagi pandang baik di pandang dari teremonologis maupun etimonologisnya. Humanism Islam juga dikenal dengan istilah humanism teosentris, sebagaimana konsep iman yang diaktualisasikan dalam amal saleh. Karena humanisme bersifat teosentris (hummanisme teosentris), artinya manusia harus memusatkan dirinya kepada tuhan.

Humanisme yang menjung-jung tinggi manusia dan kemanusiaan. Disisi lain, nilai humanistik menjadi isu konservasi yang penting. Oleh sebab itu perlu kiranya ada kajian khusus dalam pembentukan karekter humanisme. Karena tidak ada orang yang mutlak secara humanis, ada juga sebagian manusia dimana karekternya bersifat induvidual atau sosialnya buruk. Hal hal itu di karenakan ego dan hilangnnya rasa empati terhadap sesama (manusia). Sebenarnya hal demikian merujuk pada diri manusia bahwa terkepedulian itu iyalah gambaran bagai manusia menyikapi dirinya sendiri. Dalam perihal bahasa maduranya “ngaji abek” (ngaji diri) untuk bisa menerima berbagai macam keadaan. Urgensi yang tepat untuk mengaplikasikan hal tersebut dengan hidup secara kolektif dan menyikapi diri sendiri dalam segala hal. Dengan menerima segala persoalan, tidak memandang mana yang baik mana yang buruk, semua diterima dengan lapang dada. Disamping hal tersebut, kemudian muncul pertanyaan, apa gerangan tanda bahwa manusia berfikir? Bisa banyak jawaban yang diberikan, salah satunya adalah karya. Karya disini bisa mencakup banyak hal, diantaranya adalah seni.

Salah satu tanda manusia sebagai manusia adalah berfikir. Dengan berfikir manusia diharapkan bisa menjadi manusia yang manusia. Dengan berfikir pula diharapkan manusia mampu memahami dirinya sebagai insan-abdun dan kemudian khalifah Ril’ Ard Manusi dengan sendirinya memiliki jiwa seni. Hanya jiwa seni setiap manusia beragam,  sesuai sejauh mana manusia terus mengasahnya maka, sejatinya seni adalah cara manusia memanusiakan manusia. Setidaknya dirinya sendiri. Dalam Islam pandangan tentang humanism dapat dieksplorasi dengan mengembalikan pemaknaan agama pada nila-nilai kemanusiaan. Menusia ditempatkan sebagai subjek dan objek dalam proses humanism agama. Secara vertikal dan transedental maasyarakat bertujuan menjadi keinginan dan kebutuhan dari pembelaan agama. Tetapi, dalam agama juga terkandung dimensi imanental, humanistic dan horizontal, untuk menusia demi memenuhi  harapan kemanusiaan.

Sekarang pesantren semakin diharapkan tampil dengan tawaran-tawaran kultural yang produktif serta kontruktif dam mampu menyatakan diri sebagai pembawa kebaikan untuk semua tanpa ekskludifisme komunal. Karena, pesantren merupakan pendidikan tertua yang mencirikhaskan Indonesia yang merupakan sumber inspirasi yang tidak pernah pasang bagi peneliti dan pencinta ilmu yang berupa mengurai anatominya berbagai kontek atau dimensi. Akhiran Wallahu a’lam.

Sumenep, 2022.
_______

Radent HR Wiraraja, adalah seorang manusia yang lahir dilingkungan kerajaan Batuputih. Pemuda yang lahir dari perantara luka. Yang harinya dihabiskan untuk menulis sastra dan sekarang menjadi Mahasiswa Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga (UINSUKA) Prodi Akidah dan Filsafat Islam. Bisa dikunjungi blog: www.catatankakipujangga.blogspot.com









POSTING PILIHAN

Related

Utama 1043793526687561272

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item