Kongkow Art: Dunia Bawah Laut

 

Oleh: Hidayat Raharja

Laut wilayah yang tidak pernah habis untuk dikisahkan. Cerita tentang laut tentu akan mengingatkan keindahan dan kekayaan yang ada di dalamnya. Bahkan saat kita menyusuri lebih jauh kehidupan laut dalam seperti menyusuri ragam kehidupan di daratan. Tema ini menarik bagi anak muda yang tergabung dalam Artline SMANSA Sumenep saat mengadakan pameran dalam tajuk “Kongkow Art” di Kafe Ramio tanggal 23-24 September 2022.

Pameran yang sangat menarik diikuti oleh beberapa siswa dan beberapa perupa dari Sampang , Pamekasan dan Sumenep, di antaranya: Kuntet Dilaga (Sampang), Alvvian Irfandy (Alzheimer- Pamekasan), Oches Sumantri (Sumenep). Umumnya dari karya yang dipamerkan berukuran kecil dan hanya ada beberapa karya yang berukuran cukup besar di antaranya karya Vicky, Cantika dan Oches Sumantri. Dari berbagai karya umumnya bercerita tentang keindahan di dalam laut. Kekayaan alam laut yang kita miliki. Sebuah kesadaran untuk menempatkan laut sebagai salah satu wilayah kita yang jadi harapan di waktu yang akan datang. Dari sekian banyak lukisan yang dipajang tidak ada satu pun yang bertutur tentang laut kita yang telah tercemar.

“Kongkow Art” mampu memfasilitasi gejolak kreatif kaum muda, juga sepinya ruang pertunjukan di Sumenep setelah 2 tahun dihantam pandemi covid 19. Maka hadirnya kembali pameran “Kongkow Art” semacam menjadi oase sehingga penonton meluber memenuhi space kafe Ramio yang amat luas. Disediakannya ruang pamer di Kafe Ramio semakin membuka bertambahnya ruang pamer di Sumenep.

Fenomena semakin banyaknya ruang pamer semakin terbukanya ruang kreativitas. Berbagai ruang membuka diri dengan berbagai kemungkinan yang berlangsung di kalangan kaum muda. Kesempatan bagi para kreator untuk memanfaatkannya. Ruang pamer bukan hanya di sebuah galeri, telah membuka berbagai kemungkinan untuk memanfaatkan berbagai ruang yang ada. Juga kesempatan bagi sekolah (kegiatan ekstra kurikuler) membangun kerja sama dengan lembaga lain atau dunia usaha.

Apa yang menarik sebuah pameran? Tentu persoalan-persoalan yang dibawa. Sebuah konteks yang menghubungkan antara dunia kreatif dan dunia riil yang menyertai. Maka, sangat menarik saat dunia dalam laut hanya terpantul keindahannya. Persoalan laut persoalan yang tidak bisa dilepas dari permasalahan pencemaran limbah plastik yang tanpa disadari mikro plastik meracuni tubuh organisme laut, dan reklamasi pantai yang merampas wilayah pertumbuhan perkembangan biota laut secara regenerasi.

Penyadaran bahaya limbah plastik bagi organisme laut patut dilakukan karena pencemaran sudah pada tahap yang mengkhawatirkan. Data hasil penelitian Ecological Observation and Wetlands Conservation (Ecoton), Eka Chlara Budiarti mengatakan, kondisi di awal tahun 2021 ini, diketahui bahwa pencemaran mikroplastik telah mengontaminasi Perairan Utara dan Timur Jawa Timur(Kompas.com.29 Desember 2021).

Seni sebagai penyadaran masyarakat terhadap perubahan ekosistem dalam laut penting untuk dikenalkan. Penyadaran tentang laut sebagai wilayah bersama dan menjadi bagian dari atmosfer bumi dan memiliki peran vital dalam menyokong kehidupan. Laut bukan sekadar penghasil ikan dan bakar fosil tetapi laut sebagai satu kesatuan dalam atmosfer kehidupan. Sebuah hubungan sirkuler antara laut dan darat sehingga kehidupan bisa berlangsung dan saling menopang.

Sangat menarik ketika melihat fenomena anak muda menekuni dunia seni rupa termasuk seni visual, dengan kecakapannya mereka bisa menuangkan ide-ide kreatif dan kritis terhadap persoalan laut yang semakin kompleks. Dalam perkembangan dunia seni rupa mutakhir para seniman berkolaborasi lintas disiplin untuk menemukan bentuk baru dalam pengucapan dunia seni rupa. Di tengah kecamuk polusi dalam atmosfer bumi, maka kolaborasi antar disiplin pengetahuan dibutuhkan untuk menghadirkan perspektif yang lebih komprehensif. Penyadaran akan persoalan-persoalan kehidupan nyata yang ada dalam hidup kita.

Kongkow Art sebagai aktivitas ekspresi dari kawan-kawan Artline SMANSA-Sumenep diharapkan dapat berfungsi sebagai ruang untuk memamerkan karya siswa sekaligus berinteraksi dengan dunia luar bersama para seniman yang telah bergerak dalam dunia seni rupa. Juga ruang yang mampu menyampaikan persoalan krusial mengenai kehidupan. Bila tema yang diangkat masalah laut dalam, maka selain keindahannya kita dicemaskan dengan persoalan-persoalan kerusakan dan pencemaran yang menyertai.

Catatan yang sangat menarik bagi penulis adalah karya dari Cantika dengan kanvas berukuran besar dan visual dunia dalam air yang ramai dengan warna-warna cerah dan gerakan garis yang liar. Sebuah harapan di masa yang akan datang sebagai salah satu seniman dari Artline yang patut diperhitungkan. Salah satu lukisan Cantika di lantai dasar ruang pamer, sebuah lukisan dekoratif menggambarkan dua sosok yang tengah bermain “ Pesapeyan Pappa” tema yang mengangkat permainan tradisional yang telah banyak dilupakan. Keceriaan dua orang anak bermain pelepah pisang yang dijadikan “sapi”. Sebuah keberanian mengangkat permainan tradisional yang telah bayak dilupakan.

Di lukisan yang lain Cantika melukis dunia laut dengan warna biru sebagai latar belakang dan kerumunan ikan dengan warna cerah (hijau, kuning, orange, coklat, putih) gambar dengan garis yang lentur dalam bentuk dekoratif. Dunia ikan-ikan yang ceria dan gesit. Dunia laut yang indah dengan aneka ikan berlimpah, bergerombol membentuk barisan. Rombongan ikan berwarna biru menjadi latar belakang lukisan ditimpa lukisan ikan-ikan berwarna cerah. Kecerahan cantikan dalam memainkan garis dan warna sehingga lukisan bergerak penuh dinamika.

Hampir semua lukisan yang dipamerkan berukuran kecil dan menawarkan panorama keindahan bawah laut. Saya melihat pameran kali ini lebih “tertib” dibandingkan dengan kongkow art dua tahun yang lalu di gedung Ki Hajar Dewantara. Pertama, dari tata letak lukisan kebih longgar dan rapi sehingga bisa menikmati karya yang disajikan. Hal ini sangat penting, karena karya dihadirkan untuk dinikmati dan diapresiasi. Sehingga rasa nyaman akan membuat pengunjung betah dalam ruangan. Penting diperhatikan panitia untuk memperhatikan tata letak, tidak hanya mengejar jumlah karya yang dipamerkan.

Kedua, tema bagi saya sangat menarik. Penyajian tema akan memunculkan beraga. Karya imajinatif, dan kreatif yang bisa ditampilkan. Sayangnya sebagian besar karya habya menampilkan keindahan panorama dalam laut. Seandainya mereka menggali lebih dalam lagi, sangat mungkin mereka bisa memotret persoalan-persoalan dalam laut yang mengkhawatirkan.

Ketiga, Artline sebagai ruang ekstrakurikuler siswa SMAN 1 Sumenep sudah sepantasnya untuk menjadi ruang jelajah kreatif dalam dunia seni rupa. Ruang jelajah ini untuk mendapatkan dukungan penuh dari SMAN 1 Sumenep untuk menjalin kerja sama dengan seniman-seniman, galeri, dan kafe untuk mengembangkan kemampuan siswa.

Juga di saat implementasi kurikulum merdeka pameran semacam ini bisa menjadi ruang presentasi kerja kesenian mereka. Menyampaikan proses dan karya dalam sebuah momen “Seniman Wicara” sebuah proses pembelajaran bagi mereka mempertanggungjawabkan karya ke hadapan publik. Saya yakin para pelukis yang masih pelajar itu mampu menyampaikan gagasannya bukan hanya di hadapan guru, tetapi di hadapan khalayak. Inilah salah satu realitas presentasi dari kurikulum merdeka.

Dunia bawah laut adalah dunia penuh misteri keindahannya sekaligus kegelisahan yang mencekam. Dalam lukisan keindahan laut dalam terpantul dan diam-diam kecemasan mengintai di setiap ceruk. Ikan-ikan yang terkontaminasi mikroplastik, kerusakan terumbu karang dan hilangnya habitat bakau tempat biota laut berbiak dan melakukan regenerasi. Laut dalam laut diam yang mendebarkan.

Sumenep – Sampang, 25 September 2022

*Hidayat Raharja, tinggal di Sampang.

(diangkat dari akun FB Hidayat Raharja)

POSTING PILIHAN

Related

Utama 7954640147314284293

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item