Guru dan Orang Tua Siswa


Menjadi guru adalah panggilan jiwa (Mohamad Jahja)

Sekolah ini punya mimpi yang harus diraih. Anak-anak kami adalah anak-anak istimewa dengan bakat dan kemampuannya yang beragam. Anak kami tidak pintar fisika, tidak pintar kimia, atau pun matematika. Tapi anak-anak kami punya pilihan dan mereka memilih salah satunya kegiatan olah raga untuk menyalurkan energinya menjadi lebih produktif. Mereka belajar, dan kami menemani mereka belajar untuk menahami dirinya dan orang lain.

Anak-anak kami tidak sama dengan yang lain, karena mereka istimewa dengan ragam genetik yang dibawa dalam kromosomnya. Kami memfasilitasi yang kami bisa lakukan dan dalam waktu dekat akan memamerkan karya mereka dalam ruang kelas mereka. Semua karya mereka adalah hasil karya dan ekspresi mereka untuk diapresiasi. Apa yang mereka hasilkan karya kreatif yang mereka miliki dengan segenap pemikiran dan imajinasi yang mereka miliki.

Berbahagialah mereka, belajar menjadi dirinya sendiri. Kesadaran diri dan nenyadari keberadaan orang lain. Kami ingin mereka menghargai diri mereka, sehingga sadar ada orang lain yang berbeda. Jika mereka lari saat pembelajaran karena mereka masih belum paham bahwa belajar adalah proses yang terus betjalan sampai tidak bisa lagi belajar. Mereka belum paham bahwa sesuatu yang istimewa tidak dioeroleh dengan cara yang sederhana.

Semua berproses dan membutuhkan kesabaran dan ketekunan. Karenanya kami mengajak orang tua murid untuk turut serta membimbing putra putrinya, mengajari mereka untuk bertanggungjawab terhadap dirinya dan orang lain. Hal ini tidak mudah tetapi kami mengajak orang tua mereka untuk mendukung program sekolah dan membimbing putra-putrinya di rumah. Belajar.

Belajar tidak hanya dari buku tetapi belajar dari kehidupan yang mereka jalani. Waktu di rumah sangat berharga bagi anak-anak untuk belajar hidup bernasyarakat yang sebenarnya. Belajar sepanjang hayat terhadap seluruh komponen kehidupan dan bisa menjadi guru dalam hidupnya. Bila Ki Hajar Dewantara dengan Taman Siswa nya menjadikan sekolah sebagai taman.

Perumpamaan sebuah tempat menanam dan merawat, dan kelak akan menuai hasilnya. Ing Ngarso sung Tulada semoga yang di depan para pemimpin dan orang tua bisa menjadi teladan bagi anak-anaknya. Ing Madya Mangan Karsa yang di tengah bisa memberikan inspirasi dan yang di belakang bisa memberikan dorongan, Tut Wuri Handayani. Semoga para orang tua di depan bisa memberi tauladan dan yang di belakang bisa memberikan dorongan.

Jadilah guru yang bisa memberikan tauladan dan di tengah mereka menjadi inspirasi saat ada di belakang bisa memberikan dorongan. Guru yang bermakna bagi kehidupan mereka.

( Hidayat Raharja)



POSTING PILIHAN

Related

Utama 8896205774899086218

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item