Belajar Sejarah: Rempah dan Bangsa Eropa

Siswa SMAN 4 Sampang saat menerima penjelasan tentang sejarah dari guru di luar kelas (foto: Hidayat Raharja)

Hidayat Raharja

Belajar sejarah merupakan kegiatan belajar masa lalu , saat ini dan memproyeksikan masa depan. Sebab sejarah merupakan sebuah dokumen yang dinamis, tumbuh dan berkembang, sehingga belajar sejarah bukan menghapal nama tokoh, tempat dan peristiwa. Tetapi memahami bagaimana suatu peristiwa terjadi dan dampak terhadap kehidupan manusia secara menyeluruh. Belajar sejarah tentu mempelajari masa lalu yang mempengaruhi terhadap kehidupan masa kini dan kemungkinan di waktu yang akan datang.

Peristiwa sejarah merupakan peristiwa yang nyata dan ada hubungannya dengan kehidupan yang kita jalani. Bahwa sejarah berbicara tentang data, realitas, dan berbagai sumber dipercaya yang dapat menguatkan keberadaannya. Maka, tidak berlebihan jika kita mempelajari sejarah selalu mencari hubungannya dengan realitas kehidupan kita sehingga mampu membangun konstruksi antara informasi atau data yang kita sampaikan dengan data yang telah ada dan berhubungan dalam diri kita.

Kreativitas dalam pembelajaran merupakan suatu yang mutlak untuk bisa mempelajari sejarah secara kontekstual dan menyenangkan. Pembelajaran yang terhubung dengan memori atau pengalaman peserta didik sehingga dapat terbangun konstruksi pemahaman yang utuh. Suatu hal yang menarik ketika bu Deby menjelaskan latar belakang masuknya bangsa Eropa ke Indonesia. Ibu Deby membawa aneka rempah-rempah yang di bawanya dari rumah. Di hadapan siswa ia mulai mempertunjukan dan menyakan aneka jenis rempah-rempah tersebut. Mereka berhasil menyebutkan nama jenisnya dan dari mana mereka mendapatkan dan mengenal bahan-bahan tersebut.

Sebuah prolog yang sangat menarik untuk memasuki materi hubungan antara rempah dengan bangsa Eropa. Sebuah awal yang mengusik anak-anak untuk membuka memorinya tentang rempah, dan dari mana rempah itu di dapatkannya. pada akhirnya mereka tertuju ke pasar dan toko sebagai tempat jual beli rempah-rempah. Perdagangan rempah yang kemudian mengusik bangsa Eropa masuk dan ingin menguasai Nusantara. Konteks semacam ini merupakan kemungkinan siswa untuk bisa menghubungkan sejarah yang dipelajari dihubungkan dengan kehidupan sehari-hari.

Cara-cara belajar kreatif sangat dibutuhkan di sekolah kami untuk menggugah semangat belajar anak-anak di SMAN 4 Sampang. Anak-anak istimewa yang mebutuhkan perhatian guru untuk bisa menumbuhkan semangat belajarnya. Keinginan untuk belajar dengan santai dan bahkan sering kali mereka mengajak belajar di luar kelas merupakan salah satu keunikan dari mereka. Sebuah pendekatan yang mengajak mereka berpikir mulai dari pengalaman keseharian mereka, sampai kemudian bisa masuk menuju konsep yang ingin disampaikan.

Sejarah bagi mereka menjadi hal yang nmenarik, ketika materinya terhubung dengan kehidupan mereka dan ternyata tidak semua materi sejarah bisa dicari hubungannya dengan kehidupan keseharian mereka.

Anak-anak yang unik membutuhkan perhatian dan kepedulian guru untuk mengajak mereka belajar. Mereka bukan tidak bisa, tetapi sering kali kami belum menemukan cara yang pas untuk mengajak mereka belajar.

(Hidayat Raharja, 2022)

Sumber akun FB Hidayat Raharha


POSTING PILIHAN

Related

Utama 5007694983120044909

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item