Watak Kebijakan Pendidikan: Patah Tumbuh Hilang Berganti


 Djoko Saryono

Ada kurikulum dulu disebut KBK, lalu KTSP, lalu K-13 (Kurtilas), lalu Kurikulum Merdeka. Semua isinya tetap kompetensi. Jauh sebelumnya disebut Rencana Pendidikan saja. Bahkan di TK disebut Rencana Umum Pelajaran saja, bukan kurikulum.

Ada tujuan belajar, dahulu disebut TIU (tujuan instruksional umum) dan jabaran TIK (tujuan instruksional khusus), lalu disebut TUP (tujuan umum pengajaran) dan TPK (tujuan khusus pengajaran, lalu disebut tujuan pembelajaran saja. Semua isinya sama, rumusannya nyaris sama juga.

Ada "outline course atau lesson plan" (he he he), dulu disebut Satpel (Satuan Pelajaran), lalu SAP (satuan acara pelajaran), disebut SP saja (Rencana Pembelajaran), lalu disebut RPP (Rencana Pelaksanaan Pembelajaran, lalu RPP harus diturunkan dari silabus, lalu RPP lagi. Semua isinya sama dan nyaris sama, kadang cuma beda perumusan dan komponen isinya. Masih ada yang ingat GBPP (Garis-Garis Besar Program Pengajaran)?

Ada kegiatan belajar-mengajar ("teaching learning activities"), dulu disebut kegiatan belajar-mengajar (KBM), lalu disebut Kegiatan Instruksional, lalu Kegiatan Pembelajaran (KB), lalu mengempis. Selaras dengan ini, ada cara yang dipakai, dulu disebut CBSA (Cara Belajar Siswa Aktif), lalu disebut Pembelajaran Aktif, lalu disebut Active Learning. Sejak tahun 80-an istilahnya berubah-ubah, tapi rujukan buku dan maunya tetap sama.

Ada "learning materials" (he he), dulu disebut bahan ajar, lalu disebut bahan pembelajaran, lantas disebut materi ajar, lalu disebut materi pembelajaran. Isinya ya tetap sama, yaitu apa-apa yang harus digunakan untuk mencapai tujuan.

Orang yang menuntut ilmu, dulu disebut murid, lalu siswa, lalu peserta didik. Maksudnya ya tetap sama.

Ada sekolah yang menjadi sasaran program, dulu disebut Sekolah Target, kemudian disebut Sekolah Model, lalu disebut Sekolah Imbas, lalu Sekolah Percontohan, lalu Sekolah Penggerak. Maunya sama, tak jarang pengorganisasiannya nyaris sama. Pemberian perlakuannya mirip.

Ada pemimpin pekerjaan khusus pendidikan, dulu disebut pimpro (pemimpin proyek), lalu disebut Ketua Satker (satuan kerja), kemudian disebut PPK (Pejabat Pembuat Komitmen). Tanggung jawab dan pekerjaanya ya nyaris sama, bahkan sikap-perilakunya. Tuntutan dan kerepotan di baliknya ya mirip.

Zaman dan penguasa berubah, bahasa kuasa eh terminologi kebijakan juga ikut berubah meskipun isi kadang tetap sama, kadang serupa. Terminologi eh istilah yang dipakai berganti, sikap dan perilaku nyaris tak berbeda. Patah tumbuh hilang berganti. Begitulah watak tiap kebijakan pendidikan memerlukan masker terminologis berbeda untuk membungkus tingkah laku. Perubahan bahasa acapkali dipaksa kekuasaan, bukan kesepakatan.

Silakan lanjutkan sendiri ... Benarkan kalau ada tak cermat dan presisi ...



POSTING PILIHAN

Related

Utama 2203820559227359571

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item