“Wabah Gila” Jujur Pranoto dan Andrean Putra



Geta Amelia


Sastra merupakan suatu tempat dimana penulis mengekspresikan apa yang ada di pikiran mereka dan menuliskan peristiwa apa saja yang sedang terjadi di sekitar mereka dengan penulisan yang lebih apik, indah, dan rapi. Lingkungan penulis biasa dan tak henti-hentinya menjadi objek yang menarik untuk dijelajah. Maka tidak haran bahwasannya beberapa penulis membuat karangan cerita berdasarkan apa yang ada di sekitar mereka, hal-hal apa yang terjadi di sekitar mereka, dan bisa juga berdasarkan pengalaman yang sudah penulis lewati. Seperti di masa sekarang yaitu wabah. Sebuah virus menular mematikan yang biasa terjadi antar makhluk hidup khususnya antar manusia.

Kumpulan dua cerpen karya Jujur Pranoto dan Andrean Putra sama-sama membicarakan perihal "Wabah". Jika kita membaca, kita akan mengetahui bahwa wabah yang ada di cerpen ini berbeda namun juga sama mengerikannya dengan wabah lainnya. Mungkin wabah yang biasa kita baca atau dengarkan adalah penyakit menular yang diakibatkan oleh virus. Namun dalam Cerpen Jujur ini, wabah yang dimaksud adalah penularan penyakit kejiwaan yang diakibatkan oleh hawa dan nafsu.

Terlebih tokoh yang ada tak ragu untuk mengikuti apapun untuk memenuhi ego dan nafsunya masing-masing. Cerpen yang terdapat dalam buku ini pernah dipublikasikan di tahun 2002 dan tahun 2015. Yang akhirnya dijadikan satu menjadi Cerpen Jujur: Wabah. Buku kumpulan cerpen wabah ini terdiri dari 36 halaman dan saya menemukan buku ini di platform aplikasi Ipusnas.

Dalam cerpen Wabah karya Jujur Pranoto, kita akan disuguhi suasana duka yang mendalam dari korban wabah penyakit. Kedatangan pemuda sinting membuat keadaan duka itu seketika hilang, terlebih saat Satiman si pemuda sinting itu memperlihatkan kemenangannya dalam kegiatan judi dengan nomor yang dihasilkan dari tanggal kematian pemuda yang terkena wabah tersebut.

Mulai dari saat itu semua warga desa tersebut mengikuti apa yang dilakukan oleh Satiman untuk mendapatkan uang. Sedangkan dalam Wabah karya Andrean Putra wabah yang dimaksud adalah meninggalnya manusia-manusia yang memiliki hati suci dan semakin gilanya manusia-manusia pendosa setelah tau bahwa hari akhir sudah semakin dekat.

Seperti pada cerpen Wabah karya Jujur Pranoto pada saat tokoh Satiman mendapatkan keberuntungan atas penderitaan seseorang, semua warga langsung mengikuti Satiman si pria gila tersebut yang dulunya mereka tidak pedulikan keberadaanya. Hasilnya nihil mereka justru saling membunuh, bahkan membunuh keluarga mereka juga tidak apa. Seperti pada kutipan:

Setelah jatuhkan korban ketiga puluh sembilan, para ayah meracuni istri dan anak-anaknya. Para istri meracuni suami-suami mereka. Para anak meracuni orang tua. Hingga dalam tempo tak terlalu lama, seluruh penduduk desa mati semua.

Jahatnya, mereka yang kaya raya di kota menggunakan tanggal kematian warga terakhir untuk dijadikan nomor undian kegiatan judi. Tanggal tersebut menjadi tebakan yang tepat dan semua pendiri kegiatan judi bangkrut seketika. Dapat dipastikan kegiatan ini akan terus berlanjut hingga satu negara mati warganya.

Hal-hal di atas banyak kita jumpai di sekitar kita. Mereka yang masih bisa bekerja enggan untuk berusaha mencari pekerjaan. Padahal keluarga mereka kelaparan, hidup mereka tidak terpenuhi dengan baik. Akhirnya pada saat ada satu orang dapat menghasilkan uang dengan amat sangat mudah meskipun dari hal yang sangat dibenci oleh Allah SWT mereka tetap melakukannya demi kehidupan duniawi mereka. Manusia hanya ingin mendapatkan sesuatu yang instan tidak peduli cara yang mereka tempuh halal atau tidak. Manusia hanya mementingkan hawa nafsu mereka saja.

Lalu dari cerpen Wabah karya Andrean Putra menceritakan bagaimana seorang bernama sujud memberikan informasi mematikan dimana siapapun yang membaca apa yang dia katakan pasti akan gila, bahkan mati seketika. Isinya tak lain yaitu berkaitan dengan hari penyiksaan yang akan dilakukan Jumat mendatang bagi para pendosa, dan mereka yang mendengarkan sujud namun meninggal dapat dipastikan mereka adalah hamba yang taat sedangkan mereka yang berdosa akan menjadi gila. Seperi yang ada pada kutipan:

"Saudara sekalian, dengarkan! Dengarkan! Jum'at depan semua pendosa akan mati tersiksa, dan beberapa waktu selanjutnya waktu akan berhenti dan akhir zaman telah menghampiri. Orang-orang baik yang mendengar kalimat ini akan mati dan pendosa akan menjadi gila, kecuali saya."

Dua cerpen ini sangatlah bisa dipetik maknanya. Bahwasannya hidup di dunia tidaklah abadi, manusia yang memiliki akal sehat akan hidup bahagia sedangkan manusia dengan akal dengan isi duniawi akan menderita selamanya. Semua orang sama di mata Allah SWT, mereka memiliki hawa dan nafsu yang bisa kapan saja menghancurkan mereka dengan sangat mudahnya, yang bisa membawa mereka menuju keburukan yang jika dilakukan maka  Allah SWT akan sangat membencinya.

Tanpa pembaca sadari hal seperti ini sebenarnya sudah biasa terjadi di sekitar kita, bahkan bisa terjadi di diri pembaca itu sendiri. Manusia yang masih ingin hidup di dunia ini enggan untuk mendengarkan hal-hal berkaitan dengan kematian, enggan mendengar hal-hal yang berkaitan dengan akhir zaman. Manusia hanya mendengarkan apa yang membuat mereka bahagia, apa yang menurut mereka bermanfaat demi kehidupan mereka di dunia ini.

Cerpen dengan 36 halaman ini termasuk memiliki kalimat-kalimat ringan jika pembaca memfokuskan diri ke dalam cerpen-cerpen yang sedang dibaca. Namun dalam pemerolehan makna, mungkin akan sulit jika disimpulkan dalam sekali membaca. Banyak hal yang bisa dipelajari dari kumpulan cerpen yang berjudul Cerpen Jujur: Wabah ini. Sangat realistis dan sesuai dengan kehidupan saat ini. Meskipun hanya terdiri dari dua karya cerpen, buku ini sangat baik dan bermutu karena karya yang baik salah satunya merupakan karya yang membuat pembaca mendapatkan pembelajaran yang bernilai setelah membaca karya tersebut.

*****
 

Geta Amelia, adalah mahasiswa Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Muhammadiyah Purwokerto.


POSTING PILIHAN

Related

Utama 2424546936007157673

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item