Mengungkap Keresahan Diri Sendiri dalam Novel “Duduk Dulu” Karya Syahid Muhammad

Sabrina Andin Rakhmawati

Buku dengan judul “Duduk Dulu” ini membahas tentang bagaimana cara memahami diri sendiri, kemudian juga membahas bagaimana cara menghadapi permasalahan yang ada dalam jiwa manusia seperti resah, sedih, kecewa, ekspetasi, luka, amarah hingga kesepian yang mencekam. Terkadang orang-orang yang merasa cemas dan resah ketika mereka sedang merasakan bahwa mereka tidak punya tujuan, merasa gagal saat tidak berguna bagi banyak orang, hal ini sangat diharapkan agar orangorang bisa memeluk keresahannya sendiri dan mempersilahkan mereka duduk dan menjadikan diri mereka sendiri sebagai temannya.

Dengan adanya rasa kecemasan, kegelisahan dan keresahan ini memberikan berbagai sudut pandang dan pengalaman yang berbeda-beda bagi setiap individu. Kita dapat menyadari bahwa setiap orang punya keresahan, menjadi orang yang mudah tersulut emosi saat diejek ini salah satu hal yang membuat tidak nyaman, keresahan itu timbul saat kita tidak bisa menghadapinya akhirnya muncul rasa stress. Gelisah dianggap sebagai penyakit jiwa paling ringan yang pernah dialami semua manusia. Terkadang kecenderungan hal yang membuat kita gelisah malah mendorong kita untuk melakukan beberapa hal yang menurut kita itu sangat dibutuhkan, misalnya membangun koneksi pertemanan supaya membuat kita belajar bagaimana memahami orang lain dan bagaimana kita bisa memahami diri kita sendiri.

Diterbitkannya buku Duduk Dulu yang ditulis pada tahun 2021 ini, dihadapkan dengan keresahan seseorang yang diceritakan oleh penulis, kebetulan yang dimaksud dalam buku tersebut yaitu kisah nyata dari penulis sendiri. Sebagai seorang pembaca, seakan-akan dibawa untuk merasakan ketenangan dan memaknai apa arti kehidupan, ini dapat mengantarkan para pembaca untuk lebih bersyukur bahwa kita masih bisa mencintai diri sendiri tanpa harus merasakan kesepian yang mendalam.

Karya sastra yang memuat mengenai keadaan psikologi ini cukup menarik untuk dibahas dan dijadikan pembelajaran kehidupan, novel ini juga dapat memberikan kenyamanan dan ketenangan, karena pada dasarnya tidak ada manusia yang tidak memiliki rasa peduli terhadap sesuatu hal.

Peranan Diri Sendiri Untuk Memeluk Keresahan

Setiap manusia dalam kehidupan pasti pernah merasakan kesendirian, kegagalan, kemarahan, bahkan kehancuran. Dengan ini, dapat kita kaitkan dengan keadaan psikologi seseorang. Pengertian psikologi banyak sekali, psikologi berasal dari perkataan Yunani psyche yang artinya jiwa, dan logos yang artinya ilmu pengetahuan. Jadi secara etimologis (menurut arti kata) psikologi artinya ilmu yang mempelajari tentang jiwa, baik mengenai macam-macam gejalanya, prosesnya, maupun latar belakangnya (Abu Ahmadi, 1979:1).

Dengan pendapat di atas dapat disimpulkan, bahwa psikologi merupakan ilmu yang mempelajari jiwa manusia, baik mengenai gejala-gejalanya, prosesnya maupun latar belakangnya yang tercermin dalam tingkah laku serta aktivitas manusia atau individu sendiri. Secara umum psikologi diartikan sebagai ilmu yang mempelajari tingkah laku manusia.

Psikologi sastra atau psikologi kesastraan merupakan wujud getaran jiwa dalam bentuk tulisan. Tulisan itu sendiri menceritakan tentang kepribadian seorang individu menggambarkan kejiwaan atau mental individu yang menentukan tingkah laku dan pemikiran individu yang khas.

Psikologi sastra juga merupakan suatu pendekatan yang mempelajari tentang aktivitas kejiwaan tertentu yang bisa dialami oleh tokoh utama dan tokoh-tokoh lainya yang terdapat di dalam karya sastra saat merespon dan bersaksi bagi diri dan lingkungan. Dengan demikian, gejala kejiwaaan tersebut dapat dilihat dari tokoh dalam sebuah karya sastra.

Peranan psikologi tidak hanya untuk mengetahui keadaan psikis seseorang namun psikologi juga sangat penting dalam kesehatan mental masyarakat, terkadang beberapa orang cenderung menutupi keresahannya yang menyebabkan seseorang bisa terganggu mentalnya, seperti keresahan yang sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari, contohnya takut apa yang kita lakukan salah dimata orang lain, takut akan kritikan orang lain, sangat sensitif terhadap segala sesuatu, merasakan kecemasan berlebihan, dan yang sering kita alami yaitu terlalu berpikir apa yang orang pikirkan tentang diri kita sendiri, dan inilah yang membuat orang terkadang lebih nyaman untuk sendirian.

Berikut kutipan dalam novel yang menunjukkan keresahan dalam diri sendiri:

“Kemarahan yang ada di kesunyian, rasa sakit tertinggal dan ditinggalkan, segala kehancuran yang memporak-porandakan caramu melihat diri sendiri dan dunia, obati dengan dada yang berlapang.

Biarkan semua itu mencairkan kelakuan caramu melihat, merasa, menerima.

Biarkan itu membentukmu kembali, dan membentukmu terus.

Kebahagiaan yang berumur panjang bukan karena tidak pernah alami rasa sakit, tapi karena mampu menerima dan mengelola rasa sakit dengan baik.”

(Novel Duduk Dulu, Syahid Muhammad, 2021:92).”

Keresahan dan kecemasan penulis disebabkan karena ada beberapa faktor yang mempengaruhi seperti takut untuk melakukan sesuatu, merasa malu untuk memulai suatu hal yang baru, dan takut menjadi nyaman pada diri sendiri karena orang-orang akan selalu berkomentar tentang hal-hal yang tidak ingin kita dengar. Mengolah beberapa hal yang kita resahkan menjadi hal-hal yang bisa berguna bagi orang lain, sebagai manusia yang membuat kita hidup adalah hal yang kita lakukan punya dampak yang baik untuk orang lain. Namun, dikatakan cukup egois jika kita merasa pamrih jika kita mengharuskan orang lain menyukai apa yang kita lakukan.

Syahid Muhammad atau biasa disapa Bang Iid nampaknya ingin menegaskan kepada pembaca bahwa kita harus bisa berteman dengan diri sendiri, terkadang orang-orang memang mudah untuk melakukan sesuatu hal yang tidak kita inginkan namun kita juga tidak bisa mengontrol perkataan orang lain terhadap kita. Jadinya, berusahalah untuk dapat mengontrol diri sendiri dalam kecemasan bahkan keresahan karena dari situlah diri kita sendiri yang bisa menenangkannya.

“Wajar ada yang gugur, namanya juga tumbuh.
Orang-orang yang biasanya ada, bisa tiba-tiba hilang.
Yang biasanya dicari, bisa malas disapa.
Yang biasanya bantu, tidak terasa lagi bantuannya.
Yang tidak disangka-sangka, bisa tiba-tiba ada.
Yang dikira gangguan, bisa jadi bantuan.
Yang paling tidak peduli, jadi gemar memberi perhatian.
Yang biasa bersama, bisa punya tujuan.
Tidak semua yang pernah akan selalu ada.
Tidak semua yang ada akan terus sama.
Tidak apa-apa kan? Namanya juga tumbuh.
Tidak semua bunga mekar bersamaan.

 (Novel Duduk Dulu, Syahid Muhammad, 2021:147).”

Dari semuanya yang perlu dicatat, Syahid Muhammad juga menunjukkan cara bagaimana untuk bangkit dari keresahan yang membuat para pembacanya sadar apalagi yang sedang merasa jatuh membaca tulisan ini serasa menggema menyuruhnya untuk bangkit, bisa dikatakan karya Bang Iid ini seperti teman, karena dari buku itulah yang bisa membuat para pembaca mengakui diri sendiri, bahkan banyak juga pembaca yang merasa dikuatkan melalui tulisannya.

Pada akhirnya saya sebagai pembaca mendapat kesan bahwa Bang Iid dapat menyembuhkan banyak jiwa. Berbagai pandangan positif mengenai keadaan psikologi seseorang yang mengalami kecemasan, keresahan dan ketakutan terjawab sudah melalui tulisan-tulisannya.

Dengan demikian, novel Duduk Dulu karya Syahid Muhammad adalah novel yang sangat layak dan baik untuk dibaca semua kalangan, karena dalam novel tersebut banyak mengandung sikap positif yang dapat ditarik manfaatnya. Dari novel ini juga dapat disimpulkan bahwa dalam kehidupan tidak lepas dari permasalahan hidup.

Daftar Pustaka

Hanizar Kuntarti, Martono, Endang Susilowati. Analisis Psikologi Sastra Terhadap Novel Berteman Dengan Kematian Karya Sinta Ridwan.

Atmaja, Kania. 2013. Analisis Psikologis Novel “Sepatu Dahlan” Karya Khrisna Pabichara.

Yulianti, Novriza. 2021. Analisis Psikologi Sastra Terhadap Aspek Kepribadian Tokoh Pada Novel “Bidadari Berbisik” Karya Asma Nadia.

Melia Nuryanti, Teti Sobari. 2019. Analisis Kajian Psikologi Sastra Pada Novel “Pulang” Karya Leila S. Chudori.

Nilawijaya Rita, Awalludin. 2021. Sikap Tokoh dalam Novel Burung-Burung Cahaya Karya Jusuf AN: Sebuah Analisis Psikologi Sastra.

Intan Saraswati, Suyitno, Herman J. Waluyo. 2014. Novel Lalita Karya Ayu Utami (Kajian Psikologi Sastra dan Nilai Pendidikan).

Wiyatmi. 2011. Psikologi Sastra Teori dan Aplikasinya.

Sari, Wulan Dewi. Analisis Psikologi Sastra Novel Katarsis Karya Anastasia Aemilia. Andriana, Lili. 2019. Kajian Psikolgi Sastra Dalam Novel Cinta Di Dalam Gelas Karya Andrea Hirata.

Syahputri, Rina. 2015. Analisis Psikologi Tokoh Utama Dalam Novel Pasung Jiwa Karya Okky Madasari.

*****

Sabrina Andin Rakhmawati, Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Muhammadiyah Purwokerto,  Sabrinandin11@gmail.com

 

 

 

 


POSTING PILIHAN

Related

Utama 2711405674270884286

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item