Mengapa Harus Berpuasa Ramadan?



Oleh: Dr. Tgk. Hasanuddin Yusuf Adan, MCL., MA


Bulan Ramadhan yang datangnya setahun sekali menjadi incaran paling serius bagi orang-orang beriman dan beramal shalih. Sebaliknya Ramadhan juga menjadi bulan paling dibenci oleh orang-orang palèh yang berkatèpè Islam tetapi tidak beramal Islami.

Ia juga menjadi bulan biasa-biasa saja begi kaum sekuler, liberal, plural (sepilis), nasional, komunis, dan seumpamanya, bagi mereka Ramadhan dengan bukan Ramadhan tidak ada masalah apa-apa, manakala merasa perlu berpuasa mereka puasa dan manakala merasa tidak perlu maka tidak berpuasa.

Terlepas dari tiga kategori ummat Islam tersebut dalam menghadapi puasa Ramadhan, kita perlu menjawab sebuah pertanyaan besar yang menjadi topik artikel ini, siapa tahu dengan jawaban tersebut tersentuh hati golongan kedua dan ketiga yang tergambarkan di atas tadi. Pertanyaannya adalah: Kenapa kita harus Berpuasa di Bulan Ramadhan? Paling tidak ada lima belas jawaban yang menjerat kita muslim-muslimah harus berpuasa selama bulan Ramadhan, yaitu:

1. Berpuasa di Bulan Ramadan Perintah Allah SWT

Hampir tidak ada orang yang tidak tahu kalau Allah memerintahkan sekaligus mewajibkan hambanya yang beriman untuk berpuasa di bulan Ramadhan dengan perintah yang tidak boleh ditinggalkan. Kalaupun ada ummat Islam yang meninggalkannya secara bersahaja hukumnya haram dan berdosa besar yang terancam dengan api neraka.

Kecuali ada empat golongan yang boleh berbuka puasa siang hari bulan Ramadhan yaitu; orang-orang sakit yang tidak sanggup atau tidak boleh berpuasa, orang-orang hamil berat/menyusui anak bayi yang berbahaya kalau berpuasa, orang-orang tua renta yang tidak sanggup berpuasa, dan orang-orang musafir yang tidak sanggup berpuasa dalam perjalanan.

Mereka dibolehkan berbuka manakala berhadapan dengan ketidaksanggupan/berbahaya tubuh badan dan wajib mengqadhanya di luar Ramadhan sejumlah hari yang ditinggalkan.

Khusus bagi golongan tua renta dan sakit payah yang tidak mungkin mengqadhanya maka Islam membolehkan mereka mengganti puasa dengan membayar fidyah kepada fakir miskin satu hari puasa satu orang fakir atau miskin.

Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu berpuasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kamu bertakwa, (yaitu) dalam beberapa hari yang tertentu. Maka barang siapa di antara kamu ada yang sakit atau dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa) sebanyak hari yang ditinggalkan itu pada hari-hari yang lain. Dan wajib bagi orang-orang yang berat menjalankannya (jika mereka tidak berpuasa) membayar fidyah, (yaitu): memberi makan seorang miskin.

Barangsiapa yang dengan kerelaan hati mengerjakan kebajikan, maka itulah yang lebih baik baginya. Dan berpuasa lebih baik bagimu jika kamu mengetahui. (Al-Baqrah; 183-184).

2. Untuk Membedakan Kita Dengan Orang Kafir

Puasa bulan Ramadhan itu wajib kita laksanakan dengan salah satu target adalah untuk membedakan kita dengan orang-oang kfir yang tidak mau mengikuti ajakan dan perintah Allah SWT dan Rasulullah SAW. bagi mereka sudah Allah persiapkan neraka tempat akhir nanti karena tidak mau beriman yang inklud di dalamnya tidak mau berpuasa.

Oleh karena itu manakala ada orang-orang Islam yang tidak berpuasa di bulan Ramadhan maka pada masa dan waktu itu ia sudah sama posisinya dengan orang kafir.

Untuk itulah ummat Islam wajib berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan kesungguhan tanpa alasan. Manakala itu dilakukan maka jelaslah beda tempat akhir nanti antara muslim dengan kafir.

Adapun orang-orang yang kafir dan mendustakan ayat-ayat Kami, mereka itu penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. (Al-Baqarah: 39). Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.

Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh mereka itu adalah sebaik-baik makhluk. (Al-Bayyinah: 6-7). Untuk membedakan posisi kita dunia akhirat dengan orang-orang kafir maka berpuasalah di bulan Ramadhan wahai ummat Islam.

3. Untuk Membedakan Kita Dengan Kaum Sepilis, Nasionalis, Komunis.


Kita berpuasa di bulan Ramadhan agar kita berbeda dengan orang-orang sekuler, plural, liberal (Sepilis), nasionalis, dan komunis yang pikiran dan pemikirannya tidak menyatu dengan perintah Allah.

Bagi sebahagian mereka menganggap berpuasa itu dapat mengganggu kesehatan, dapat menyengsarakan badan, dan melanggar nikmat hidup yang diberikan tuhan. Pemikiran itu sangat berlawanan dengan sikap orang-orang beriman yang menempatkan perintah Allah sebagai instruksi suci yang tidak boleh ditinggalkan.

Oleh karenanya, manakala ada orang-orang Islam yang tidak berpuasa karena takut jatuh sakit, sayang dengan nikmat makanan maka mereka menjadi cina saboh geudong dengan kaum sepilis, nasionalis, dan komunis.

Kalau golongan tersebut termasuk kedalam golongan orang-orang musyrik, maka Rasulullah SAW berpesan kepada kita dalam sebuah hadis muttafaqun ‘alaih: khaliful musyrikiyna waffirulliha wa ahfusysyawariba, yang artinya: Selisihilah kaum musyrik, biarkanlah jenggot dan pendekkan kumis.

Hadis ini sebuah isyarat Allah dan RasulNya menyuruh kita untuk membedakan diri dengan orang-orang musyrik semisal Sepilis, nasionalis, dan komunis, termasukla
h kita berpuasa di bulan Ramadhan sementara mereka tidak berpuasa Ramadhan.
Mereka merupakan orang-orang yang tidak patuh kepada Allah dan Rasulullah SAW, maka bagi mereka dipersiapkan neraka dan azab yang menghinakan di hari kemudian. Dan barangsiapa yang mendurhakai Allah dan Rasul-Nya dan melanggar ketentuan-ketentuan-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam api neraka sedang ia kekal di dalamnya; dan baginya siksa yang menghinakan. (An-Nisal: 14).

4. Untuk Membedakan Kita Dengan Orang-Orang Gila

Sebagaimana keterangan hadis bahwa ada tiga golongan manusia yang tidak berlaku hukum, ketiganya adalah; anak-anak sehingga ia baligh, orang tidur sehingga ia terjaga, dan orang gila sehingga ia sembuh dari gilanya. Maka kepada tiga golongan ini tidaklah wajib berpuasa kecuali sudah berubah keadaan yang mewajibkan mereka berpuasa.

Orang gila sampai mati ia tidak wajib puasa karena tidak tahu apa-apa tentang kewajiban. Untuk itulah maka kita harus menjaga jarak dengan orang gila lewat puasa Ramadhan, artinya ketika kita melaksanakan puasa sebulan penuh di bulan Ramadhan bermakna kita sudah berbeda dengan orang gila.

Sebaliknya, manakala ada ummat Islam yang sehat tubuh badan dan waras dengan pikiran lalu dengan sengaja tidak berpuasa pada bulan Ramadhan maka pada waktu itu ianya sudah menyerupai orang gila, minimal gila sesa’at ketika ia sengaja tidak berpuasa.

Tetapi harus dipahami perbedaan itu bukan hanya terletak pada ada dengan tidak adanya amalan puasa Ramadhan, tetapi perbedaan tersebut akan berimbas sampai kepada kehidupan hari nanti yang membedakan tempat antara syurga dan nerakan. Orang gila yang mati dalam keadaan muslim mendapatkan syurga dan orang muslim tidak berpuasa akan mendapatkan neraka. Berhati-hatilah wahai bangsa Islam di dunia.

5. Untuk Menggapai Ampunan Allah

Ramadhan merupakan bulan maghfirah, bulan ampunan dosa bagi ummat Islam yang menunaikannya. Karena di bulan tersebut Allah telah merantai syaithan, telah menutup rapat pintu neraka, dan membuka lebar pintu syurga untuk memudahkan hambanya mendapatkan ampunan di bulan tersebut.

Disebutkan dalam hadis riwayat Tirmidzi no. 682 dan Ibnu Majah no. 1642. Syaikh Al Albani mengatakan bahwa hadits ini shahih yang artinya sebagai berikut:
“Pada malam pertama bulan Ramadhan syetan-syetan dan jin-jin yang jahat dibelenggu, pintu-pintu neraka ditutup, tidak ada satu pun pintu yang terbuka dan pintu-pintu surga dibuka, tidak ada satu pun pintu yang tertutup, ketika itu ada yang menyeru: “Wahai yang mengharapkan kebaikan bersegeralah (kepada ketaatan), wahai yang mengharapkan keburukan/maksiat berhentilah”. Allah memiliki hamba-hamba yang selamat dari api neraka pada setiap malam di bulan Ramadhan”.

Hadis tersebut mengindikasikan kita bahwa Ramadhan merupakan bulan ampunan dosa bagi orang-orang yang melaksanakannya dengan mengikut ketentuan syari’ah. Meningkatkan ibadah-ibadah sunat seperti shalat tarawih/witir, tahajjud, dhuha, tadarrus, bersedekah, dan semisalnya. Manakala semua itu dalaksanakan dengan ikhlas dan khusyuk maka ampunan Allah tidak akan lari daripadanya.

6. Untuk Menghapus Dosa-Dosa Masa Lalu


Kita berkepentingan dengan puasa Ramadhan karena puasa Ramadhan menjanjikan kita hapus dosa-dosa masa lalu manakala kita berpuasa dengan penuh keimanan dan kebaikan, selaras dengan hadis Rasulullah SAW riwayat Bukhari: man shama ramadhana iymanan wahtisaban ghufira lahu ma taqaddama min zanbih, yang artinya: barangsiapa yang berpuassa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan kebaikan maka diampunkan dosa-dosa masa lalunya. Dalam hadis lain: man qama ramadhanan iymanan wahtisaban ghufira lahu ma taqaddama min zanbih, yang maknanya: barangsiapa yang mendirikan/menghidupkan bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan kebaikan maka akan diampunkan dosa-dosa masa lalunya. Dapat dipastikan bahwa orang-orang Islam yang beriman lagi menunaikan puasa Ramadhan dengan sesungguhnya maka baginya ampunan dosa-dosa masa lampauu, untuk itu berpuasalah untuk menghapaus dosa-dosa masa lalu.

7. Untuk Membersihkan Shaim Dari Laghwi War Rafasi

Kenapa seorang muslim yang mukmin itu harus berpuasa di bulan Ramadhan, jawabannya adalah untuk membersihkan diri dari laghwi (ucapan tak berguna) dan rafas (amalan salah). Hal ini selaras dengan hadis Rasulullah SAW dalam kitab Sunan Ibnu Majah: faradha Rasulullah SAW zakatal fithri thuhratal lish shaimi minal laghwi war rafasi. Rasulullah SAW mewajibkan zakat fithrah untuk membersihkan orang berpuasa dari ucapan sia-sia dan amalan salah.
Karena semua muslim diwajibkan membayar zakat fithrah di bulan Ramadhan maka secara otomatis manakala seseorang yang berpuasa itu untuk membersihkan diri dari laghwi war rafasi. Hal ini terjadi disebabkan zakat fitrah hanya ada dan diwajibkan kepada semua muslim muslimah hanya di bula Ramadhan, dengan demikian secara otomatis orang berpuasa lalu membayar zakat fitrah dengan sempurna maka bersihlah jiwa raganya dari kesalahan dan dosa.

8. Untuk Memberikan Makan Fakir Miskin

Karena dalam bulan Ramadhan itu diwajibkan zakat fithrah maka zakat fithrah tersebut dapat membantu tambahan makanan bagi fakir miskim dalam kalangan kaum muslimin.

Selaras dengan hujung hadis Ibnu Majah di atas tadi: faradha Rasulullah SAW zakatal fithri thuhratal lish shaimi minal laghwi war rafasi wa thu’matal lil masakin.

Rasulullah SAW mewajibkan zakat fithrah untuk membersihkan orang berpuasa dari ucapan sia-sia dan amalan salah dan memberi makan fakir miskin. Secara otomatis orang-orang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan membayar zakat fithrah, lalu zakat fithrah tersebut dibagikan kepada fakir miskin maka otomatis orang berpuasa telah memberikan makanan untuk fakir miskin selama bulan Ramadhan.

9. Untuk Menambah Ilmu Pengetahuan

Berpuasa di bulan Ramadhan untuk menambah ilmu pengetahuan melalui ceramah bakda shalat isya menjelang shalat tarawih, ceramah shubuh, melalui pengajian-pengajian yang rutin dilaksanakan baik secara langsung maupun lewat media sosial, media elektronik ataupun via dakwah billisan dan dakwah bilhal.

Selain itu dalam bulan Ramadhan ummat Islam selalu menambah pahala melalui tadarrus/membaca Al-Qur’an/terjemahan dan juga membaca tafsir maka lewat bacaan Al-Qur’an yang Allah turunkan pertamakalinya dalam bulan Ramadhan akan bertambahlah ilmu bagi muslim muslimah yang mencintai dan mengamalkannya.

10. Untuk Menambah Pahala Dengan Amalan-Amalan Sunnah


Kenapa kita harus berpuasa di bulan Ramadhan, salah satu jawabannya adalah; untuk menambah pahala lewat amalan-amalan sunat seperti shalat tarawih, witir, shalat dhuha, shalat tahajjud, tadarus Al-Qur’an, mengikuti pengajian, dan semisalnya.

Semua itu menjadi bonus pahala bagi kita yang juga berakhir dengan ampunan dosa-dosa masa lalu selaras dengan hadis: man qama ramadhanan iymanan wahtisaban ghufira lahu ma taqaddama min zanbih, yang maknanya: barangsiapa yang mendirikan/menghidupkan bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan kebaikan maka akan diampunkan dosa-dosa masa lalunya.

Jadi semakin banyak amalan sunnah yang kita lakukan dalam bulan Ramadhan maka semakin banyak pula pahala yang kita perolehi mengingat bulan Ramadhan merupakan bulan paling istimewa yang dilebihkan llah SWAT. Oleh karenanya berlomba-lombalah menlaksanakan amala-amalan sunat di bulan Ramadhan.

11. Untuk Menghindari Dosa

Sudah menjadi satu kelaziman bagi sebahgian ummat Islam adalah di bulan Ramadhan merka meninggalkan semua perbuatan dosa karena menghormati bulan suci Ramadhan. Kalau sebelum Ramadhan mereka balas melaksanakan shalat maka dalam bulan Ramadhan mereka tidak pernah tinggal shalat, kalau di luar Ramadhan mereka suka fitnah, suka umpat dan suka ngomel, maka dalam bulan Ramadhan mereka meninggalkan itu semua. Kalau di luar Ramadhan mereka sering ngomel tentang kesalahan dan kekurangan orang lain maka dalam Ramadhan mereka meninggalkan itu karen takut tidak sah puasanya. Makanya kalau ditanyai orang kita kenapa kita harus berpuasa, salah satu jawabannya adalah untuk menghindari dosa.

12. Untuk Memburu Lailatul Qadar


Satu langkah yang paling penting orang-orang berpuasa di bulan Ramadhan adalah untuk memburu lailatul qadar yang Allah janjikan lebih tinggi nilainya seribu bulan amalan di bulan luar Ramadhan. Oleh karenanya orang-orang beriman selalu meningkatkan ibadahnya di bulan Ramadhan dengan target mendapatkan lailatul qadar yang satu malam beribadah di malam tersebut sama nilainya dengan beribadah seribu bulan lainnya.

Karena lailatul qadar malam yang dapat mengampunkan orang-orang yang beribadah padanya maka ramai-ramai ummat Islam memburu lailatul qadar, karena ia hanya wujud sekali dalam setahun dalam bulan Ramadhan. Malam kemuliaan itu lebih baik dari seribu bulan. (Al-Qadar: 3)

13. Untuk Menyehatkan Badan
 

Berpuasa Ramadhan yang oleh kaum sepilis dan nasionalis komunis menganggap dapat mengganggu kesehatan badan ternyata yang serius dan benar cara berpuasa akan membuat badannya menjadi sehat wal ‘afiat. Rasulullah SAW dalam sebuah hadis pendek bersabda: shuwmuw tashihhu artinya: berpuasalah kamu agar kamu menjadi sehat.

Ini merupakan sebuah indikasi kuat yang dibuktikan dengan sejumlah pengalaman bahwa berpuasa dengan benar itu dapat menyehatkan badan. Sangat banyak orang yang mengalami sakit lambung, kolesterol, asam urat dan penyakit lainnya mendapatkan kesembuhan selepas berpuasa penuh di bulan Ramadhan. Untuk itu berpuasalah agar sehat tubuh badan.

14. Untuk Memperoleh Gelar Taqwa

Kenapa orang-orang Islam berpuasa dengan sungguh-sungguh di bulan Ramadhhan, jawabannya adalah untuk memperoleh gelar taqwa selaras dengan harapan Allah di hujung ayat 183 surah Al-Baqarah (la’allakum tattaqun).

Allah memberikan harapan kepada seorang shaim bukan kepastian, harapan dari Allah dan kepastian ada pada seorang shaim. Hanya orang yang berpuasalah yang dapat memastikan ia berhak menyandang gelar muttaqin atau tidak.

Manakala diukur kapasitas dan kualitas puasanya dengan iman dan taqwa maka ia dapat memastikan dirinya bakal mendapat gelar muttaqin. Walaubagaimanapun, yang berpuasa dengan penuh keimanan dan penuh amalan shalih di dalamnya insya Allah akan mendapat gelar muttaqin.

15. Untuk Merintis Jalan Menuju Syurga

Berpuasa di buulan Rmadhan membuka jalan menuju syurga. Hal ini disebabkan seorang yang berpuasa dengan sebaik dan selengkapnya sudah menjalankan kewajiban yang dibebankan Allah dan RasulNya. Allah menja njikan syurga bagi hambaNya yang tha’at dan bertaqwa kedaNya dan kepada RasulNya, selaras dengan bunyi surat An-Nisak ayat 13 yang berbunyi:

(Hukum-hukum tersebut) itu adalah ketentuan-ketentuan dari Allah. Barangsiapa ta`at kepada Allah dan Rasul-Nya, niscaya Allah memasukkannya ke dalam syurga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai, sedang mereka kekal di dalamnya; dan itulah kemenangan yang besar.

Dengan demikian terjawab sudah topik artikel ini: Kenapa Kita Harus Berpuasa? Manakala masih ada orang-orang Islam yang tidak juga berpuasa pada bulan Ramadhan, maka eksistensi ke-Islam-annya perlu dipertanyakan. Jangan-jangan mereka berada pada posisi belum baligh pikiran, atau mereka adalah orang majnun, atau mereka orang sepilis, nasionalis, komunis, atau mereka orang kafir pada masanya, atau mereka seorang muslim yang tidak memerlukan pahala, tidak memerlukan ampunan Allah Ta’ala, dan tidak memerlukan syurga yang dijanjikan kepadanya. Wallahu a’lam bishshawab…

Penulis adalah Ketua Dewan Dakwah Aceh & Dosen Siyasah pada prodi HTN, Fak. Syari’ah dan Hukum UIN Ar-Raniry.

Dianglat dari https://harianrakyataceh.com/


POSTING PILIHAN

Related

Utama 4907236188085611519

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item