Indahnya Kesenian di Daerah Sekitar



Cerpen Anak: Kurniasih

Ayam berkongkok  pertanda pagi tlah tiba, pagi hari yang cerah. Matahari bersinar menyambut yang baru. Suara sepeda motor yang baru aku nyalakan . Aku mengambil tas gendongku, sambil lalu siap-siap untuk kesekolah. Aku menjadi seorang guru di sekolah SDN Jaya 1, mengajar kelas V. Saatnya aku tiba di sekolah lebih pagi. Rasa kengenku kepada anak-anak tak bisa ku pendam.

Jam menunjukkan pukul 06.30 wib tibalah aku di sekolah. Anak-anak menghampiriku dengan senyuman ramah.

Mereka menghampiriku.

"Assalamualaikum ibu Bunga" ujar mereka beramai-ramai sambil bersalim

"Wa'alaikumussalam anak-anak" Aku menjawabnya dengan senang hati

Tet tet tet ! tiba-tiba bel sekolah berbunyi pertanda waktunya masuk kelas. Semua murid berlari-lari memasuki ruang kelas masing-masing. Halaman sekolah mulai sunyi.

Saatnya aku memasuki kelas, tangga demi tangga ku naiki.

“Assalamualaikum, selamat pagi anak-anak” aku menyambut mereka

“ wa’alaikumussalam wr wb ibu” mereka menjawab dengan kompak.

Suasana kelas seperti biasa kegiatan di mulai dengan berdoa dan muroja’ah terlebih dahulu.

Setelah selesai murotal, aku menyuruh murid untuk mengeluarkan buku dan menyampaikan bahwa hari ini kita akan belajar tentang kearifan lokal yang ada di daerah kita.

“Baik anak-anak sekarang keluarkan buku pelajarannya” aku memerintahkan

“Baik Ibu” jawab mereka bersamaan

“Ada yang tau hari ini kita akan belajar tentang apa dan ada yang sudah belajar tadi malam?” ujarku kepada mereka

“Hari ini akan belajar tentang kearifan lokal ibu” sahut putri

“Betul Putri” aku memujinya. “siapa yang tau apa itu kearifan lokal? Ada yang bisa jawab?” aku bertanya kepada mereka, ingin memastikan siapa yang belajar tadi malam.

“Saya bu” sambil mengajungkan tangan

“Ayo coba Reno” aku mempersilahkan Reno buat menjawab

“Kearifan Lokal merupakan suatu aktvitas yang dilakukan oleh masyarakat setempat dan menjadi suatu aktivitas yang menonjol di daearh tersebut. Begitu jawaban saya ibu” ujar Reno

“Baik terima kasih Reno. Kira-kira apa contoh kearifan lokal yang ada di daerah kita?” kembali aku bertanya.

Suasana kelas mulai semakin ramai, anak-anak antusias untuk menyebutkan satu-persatu contoh kearifan lokal bagian kesenian. Karena hari ini kita akan belajar tentang kesenian.

“Tari Muang sangkal bu” ujar Putri.

Putri adalah salah satu siswa yang teladan dan pinter di kelas.

“Musik tradisional Tong-tong ibu” ujar Rama

“Musik Hadrah ibu”  ujar Winda

Mereka antusias untuk memberikan jawaban di kelas.

“Apakah ada lagi yang mau menjawab?” kataku pada mereka

“Kalau di slopeng ada kesenian topeng  dalang bu” ujar Deni.

“Sudah cukup, kesenian disetiap daerah pasti berbeda-beda, dan banyak sekali kesenia-kesenian yang kalian pelajari’ ujarku.

Tari Muang Sangkal merupakan suatu kesenian yang berasal dari kabupaten Sumenep, Madura. Tari Muang Sangkal sebuah bentuk tari putri yang berasal dari Keraton Sumenep. Tarian memiliki peran yang sangat penting pada upacara adat pengantin bangsawan Sumenep. 

Tarian muang sangkal bisa juga di gunakan pada acara-acara besar, biasanya sebagai pembuka suatu acara. Tarian ini dikenal sebagai tarian yang dilakukan untuk tolak bala yang biasa di tampilkan di berbagai acara adat di Madura. Tari Muang Sangkal ini diptakan dari rasa kepedulian para seniman, para seniman peduli kepada kekayaan yang dimiliki oleh Madura. Hal ini dikarenakan Madura memiliki kekayaan dan keunikan akan karya seni.

Tari Muang Sangkal, nama tersebut diambil dari kata “Muang” dan “Sangkal”. Kata “muang” yaitu berarti membuang, sedangkan kata “sangkal” berarti “kegelapan”. Kegelapan bisa berarti sesuatu yang berhubungan dengan setan atau jin (pada ajaran agama Hindu zaman dahulu). Masyarakat suumenep, kata sangkal juga memiliki artian menolak atau bisa juga karma. Dalam kehidupan sehari-hari, contohmya jika orang btua memiliki naka perempuan di lamar oleh seorang pria, tidak boleh ditolak.

“Itulah penjelasan sedikit mengenai tarian muang sangkal” ujarku pada mereka.

“Nah, anak-anak ini simak video mengenai tari muang sangkal” aku, menampilkan video tarian muang sangkal.

Seusai menyimak video, aku membri tugas kepada mereka bahwa buatlah cerita mengenai kesenian yang ada di daerah mereka masing-masing. Siapa yang selesai bisa membacanya di depan kelas setelah istirahat. Bel sekolah pun berbunyi pertanda jam istirahat. Anak-anak ada yang masih membuat cerita tentang kesenian yang ada di sekitar mereka, ada pula yang keluar kelas buat beli-beli.

Suasana halaman sekolah pun mulai ramai, ada yang bermain, ada yang duduk-duduk sambil bercengkrama, banyak sekali yang mereka lakukan. Akupun turun ke bawah untuk istirahat sejenak di ruang guru.

Bel sekolah pun berbunyi pertanda jam istirahat telah usai.

Tet…tet…tet…

Semua siswa berlari-lari kecil untuk masuk ke kelas dan waktunya aku pergi ke kelas. Setelah istirahat waktunya siswa menceritakan tentang kearifan lokal yang ada di daerah mereka masing-masing.

“Assalamualaikum wr wb anak-anak” ujarku sambil membuka pintu dan mengucapkan salam.

“Wa’alaikumussalam wr wb ibu” jawab mereka serempak

“Baik anak-anak, siapa yang ceritanya sudah selesai?” aku bertanya kepada mereka

“Saya ibu” ujar Deni sambil mengacungkan tangan

“Ok Deni silahkan ceritaka n di depan kelas” aku menyuruhnya untuk menceritakan di depan kelas.

“Baik ibu” Deni sambil berjalan ke depan kelas.

“Disini saya akan menceritakan tentang kesenian yang ada di slopeng yaitu Topeng Dalang.  Topeng dalang merupakan sebuah kesnian tradisional teater rakyat yang paling komplek dan utuh. Topeng ini khususnya di sumenep  dikenal 2 versi yaitu slopeng dan kalianget. Aku, sempat di ceritakan oleh ayah tentang topeng dalang yang mana awal masuknya topeng dalang ke keraton di bawa ke madura oleh adipati Wiraraja, seorang pangeran dari kerajaan Hindu Singasari di Jawa Timur, dikirim ke sumenep oleh Raja Kertanegara sekitar tahun 1270an. 

Topeng dalang ini di mainkan diiringi dengan klenengan yang dimainkan oleh Nayogo. Kesenian tradisional sumenep ini juga sering di pentaskan di TMII dan TIM bahkan juga di pentaskan ydi berbagai negeri. Topeng Dalang dapat dilihat dari gerakan, iringan, tekstur tokop/topeng dan tata bahasa. Dalam setiap pementasan dibutuhkan penari sebanyak 15 sampai 25 orang setiap lakon, yang dipentaskan semalam suntuk.  Biasanya topeng ini di tampilkan untuk menyambut para tamu yang datang. “ Deni sedikit menceritakan tentang kesenian Topeng Dalang.

Belum sempat selesai cerita, bel sekolah pun berbunyi, pertanda jam sekolah sudah selesai, aku menyuruh anak-anak muridku mengemasi alat tulisnya, lanjut berdoa bersama kemudian pulang, dari situ anak-anak muridku kemudian bisa belajar lebih banyak tentang kesenian.  

POSTING PILIHAN

Related

Utama 2529492324317384606

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item