Calon Pencuri yang Gagal



Daviatul Umam


Pedagang yang lapak jualannya buka 24 jam tentu sangat berisiko. Terutama toko sembako. Mereka tahu dan mau tak mau harus siap menghadapi hal-hal yang tak diinginkan, tatkala sudah larut malam. 

Salah satunya pencuri yang bermodus sebagai pembeli. Ini umumnya dilakukan oleh dua orang berboncengan. Yang satu menunggu di atas motornya dengan keadaan mesin tetap menyala (biasanya agak jauh dari toko, jaga jarak aman), satunya lagi menghampiri toko dan mengincar rokok-rokok mahal.

Persepsi saya hingga saat ini, pembeli yang jujur lazimnya menyodorkan atau mengeluarkan uang terlebih dahulu, setidaknya hampir bersamaan dengan barang yang kita ambilkan untuknya, jika barang yang (ingin) dibelinya cuma satu/dua. 

Begitupun orang yang mau ngutang. Agar bisa dipercaya, tanpa babibu orang tersebut lantas mengulurkan KTP, SIM, HP, atau barang berharga lainnya yang sekiranya layak dan bisa diterima. Ups! Sekadar persepsi yang condong amatir. Nyatanya, tidak semua orang jujur mesti melakukan hal itu. Tepatnya, tidak semua orang jujur bisa sepengertian itu.

Nah, kembali ke kasus tadi. Pelaku modus itu bisa dipastikan tidak akan mengeluarkan alat bayar. Begitu rokok-rokok yang diincarnya didapat, dia bakal langsung kabur atau pura-pura mau ngambil duit ke temannya, yang sebenarnya sudah sangat sigap mereka untuk melarikan diri. 
 
Meskipun strategi anjay ini sudah basi karena dari saking seringnya diterapkan---baik berdasarkan pengalaman saya pribadi maupun cerita kawan-kawan perantau Madura---namun masih saja sampai kini berhasil mengelabui banyak korban. Termasuk saya sendiri, beberapa bulan lalu.

Bahkan tadi malam, sekitar jam tiga, saya kembali mengalaminya. Tapi alhamdulillah, saya tidak terugikan. Saya ambilkan tiga bungkus rokok yang dimintanya tapi tidak segera saya berikan. Saya tetap pegang barang itu sambil lalu mengalkulasi harganya. "Delapan puluh dua lima ratus," ucap saya.
 
Seorang pemuda malang di hadapan saya tampak kebingungan. Tangannya yang terlihat sedikit gemetar memeriksa tas yang digendongnya, kemudian pindah ke kantong jaketnya. Tanpa sepatah kata pun, akhirnya dia balik badan, berjalan ke arah temannya yang keberadaannya tidak terjangkau oleh penglihatan saya, dan... Suara deru motor seketika bergegas menjauh.

Dengan perasaan lega yang seolah baru saja memenangkan peperangan, dapat saya duga apa yang terlintas di pikiran mereka di kejauhan sana: kukira cupu ternyata suhu. LOL.

Sumber akun FB: Daviatul Umam

POSTING PILIHAN

Related

Utama 3788206331158844787

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item