Masalah Kegiatan Apresiasi Sastra

 
 
Kegiatan sastra di PP Al-Amien Putri Prenduan Sumenep

 
Djoko Saryono

/1/

Dalam dunia kehidupan sastra sering disebut-sebut ihwal sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra, penelitian sastra, dan apresiasi sastra. Para pakar sastra, pengajar sastra, dan penikmat sastra merasa mantap dan yakin akan kehadiran sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra, dan penelitian sastra. Hal ini sudah tidak dipersoalkan lagi karena sosoknya begitu tegas dan kuat. Tidak demikian halnya dengan apresiasi sastra. Apresiasi sastra masih sering dipertanyakan sosoknya. Apakah gejala-gejala yang menandai kehadirannya dan bagaimanakah sosoknya? Berdasarkan pertanyaan ini, kita perlu mengenali dan membahas gejala dan sosok kehadiran apresiasi sastra dalam kehidupan sastra.

Berdasarkan pengenalan dan pembahasan sebelumnya dapat diketahui gejala-gejala yang menunjukkan kehadiran apresiasi sastra sekaligus pendorong-pendorongnya. Kepedulian dan pengindahan karya sastra oleh masyarakat umumnya, pelisanan karya sastra sekaligus penikmatannya, omong-omong tentang karya sastra oleh berbagai kalangan, dan lomba-lomba pembacaan karya sastra merupakan gejala umum-awam yang lazim ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Sementara itu, gejala khusus-teknis terlihat pada ditulisnya buku artikel, dan tulisan lain yang mengklaim sebagai tulisan apresiasi sastra, adanya rubrik-rubrik di media massa yang bertajuk apresiasi sastra, adanya pencantuman dan pemformalan istilah apresiasi sastra ke dalam berbagai bidang terutama kurikulum sekolah, dikerjakannya penelitian-penelitian bernama kemampuan apresiasi sastra, dan pertemuan-pertemuan ilmiah yang membahas apresiasi sastra.

Semua itu didorong oleh faktor internal dan eksternal karya sastra. Secara internal tampaknya karya sastra memang mampu menuntut masyarakat untuk memerhatikan dan menikmati kehadirannya. Secara eksternal tampaknya masyarakat memang membutuhkan karya sastra demi kepenuhan dan kelengkapan hidupnya sebagai manusia. Ini menandakan bahwa kehadiran apresiasi sastra harus diterima.

Penerimaan kehadiran apresiasi sastra menuntut digambarkannya sosok apresiasi sastra. Gambaran sosok apresiasi sastra sudah diuraikan sebelumnya. Hakikat, pengertian, pokok persoalan, lingkup bahasan, status kehadiran, tujuan dan fungsi, dan keberlangsungan apresiasi sastra ternyata demikian jelas sehingga dapat dibedakan dengan sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra dan penelitian sastra. Demikian juga gambaran sosok pengapresiasi sastra, sebagaimana dibahas di muka, menunjukkan perbedaan dengan gambaran sosok ahli atau pakar sejarah sastra, teori sastra, kritikus sastra dan peneliti sastra. Ini semua menandakan bahwa kehadiran apresiasi sastra layak ditempatkan sejajar dengan kehadiran sejarah, sastra teori sastra, kritik sastra, dan penelitian sastra.

Kesejajaran tempat tersebut menimbulkan pertanyaan bagaimanakah makna apresiasi sastra bagi kehidupan sastra? Pertanyaan ini timbul karena sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra, dan penelitian sastra bermakna jelas bagi kehidupan sastra. Kekukuhan dan ketegasan kehadiran bidang-bidang ini justru karena kejelasan maknanya bagi kehidupan sastra. Agar kehadiran apresiasi sastra menjadi kukuh dan tegas kiranya diperlukan pula peninjauan maknanya bagi kehidupan sastra.

/2/

Sebagaimana diketahui bahwa kehadiran karya sastra mendahului sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra, dan penelitian sastra. Karya sastra jauh lebih dulu hadir. Hal ini menandakan bahwa karya sastra dapat tetap hadir atau hidup tanpa kehadiran sejarah sastra, teori sastra, kritik sastra, dan penelitian sastra. Meskipun demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa perkembangan karya sastra menjadi semarak dan berarti berkat tunjangan keempat bidang tersebut. Ini berarti kehadiran keempat bidang tersebut memiliki makna bagi kehidupan sastra meskipun kehidupan sastra sebenarnya tidak memprasyaratkannya.

Kehidupan sastra terbukti makin baik dan bermutu berkat kehadiran empat bidang tersebut. Sejarah sastra telah memetakan kurun demi kurun kehidupan sastra beserta segala cakrawalanya. Teori sastra telah menyumbangkan gambar-gambar tentang anatomi sastra demi peningkatan kehidupan sastra. Kritik sastra telah memberikan masukan-masukan berharga mengenai kelebihan dan kekurangan karya sastra sehingga dapat dijadikan cermin kehidupan sastra. Penelitian sastra telah memberikan informasi tentang lekuk liku karya sastra dan kehidupan sastra sehingga daripadanya kehidupan sastra makin terpahami secara baik.

Lalu apa makna apresiasi sastra bagi kehidupan sastra? Sumbangan atau peranan apakah yang bisa diberikan apresiasi sastra bagi kehidupan sastra? Sebagaimana keempat bidang tersebut, apresiasi sastra memiliki makna dan peranan bagi kehidupan sastra. Makna apresiasi sastra bagi kehidupan sastra terletak pada kemampuannya memberikan tanah tumbuh dan kembang yang baik bagi kehidupan sastra. Dikatakan demikian karena apresiasi sastra, sebagai sudah dikemukakan dalam buku ini, merupakan tempat perjumpaan, pertemuan, dan perjamuan yang akrab dan manusiawi antara pengapresiasi sastra dan karya sastra. Di sini keduanya berkomunikasi, saling memberi makna, menghargai tanpa prasangka, dan mengembangkan diri. Ini membuat baik pengapresiasi sastra maupun karya sastra tumbuh dan berkembang secara lebih baik.

Semakin mantap dan kukuh kehadiran apresiasi sastra, semakin baik dan bermutu kehidupan sastra. Karena itu, kehadiran apresiasi sastra perlu dipermantap dan diperkukuh. Di samping dipikirkan dan dikembangkan tubuh pengetahuannya, kegiatan-kegiatan apresiasi sastra yang merupakan realisasi perjumpaan, pertemuan, dan perjamuan pengapresiasi dengan karya sastra perlu dikembangkan dan ditingkatkan jumlah dan mutunya. Kegiatan-kegiatan apresiasi sastra seperti membaca karya sastra, melisankan karya sastra, menyimak pelisanan karya sastra, mendiskusikan karya sastra, dan menulis tentang karya sastra perlu makin ditingkatkan dan diintensifkan agar kehidupan sastra makin baik. Di sinilah makna kehadiran apresiasi sastra bagi kehidupan sastra.

/3/

Sebagaimana sudah disinggung di bagian akhir uraian di atas, kegiatan apresiasi sastra beraneka ragam. Keragaman ini timbul karena karakteristik pengapresiasi, perkembangan-perkembangan dunia apresiasi sastra, dan lingkungan yang memengaruhi dunia apresiasi sastra. Karakteristik pengapresiasi di sini bisa berupa taraf keterpelajaran dan tingkat pendidikan, taraf kepositifan sikap dan perilaku, motif dan tujuan melakukan apresiasi, dan bentuk atau karakteristik karya sastra yang diapresiasi. Perkembangan dunia apresiasi di sini bisa berupa kecenderungan kegiatan apresiasi, sarana dan wahana untuk melakukan apresiasi, pikiran dan gagasan tentang apresiasi, dan pengalaman-pengalaman tentang apresiasi. Selanjutnya lingkungan yang memengaruhi kegiatan apresiasi bisa berupa berkembangnya keberaksaraan, kelisanan sekunder, media massa baik cetak maupun elektronis, bisnis pertunjukan, dan taman-taman kesenian atau budaya serta kegiatan-kegiatan kesenian atau sastra.

Bagaimanakah wujud keanekaragaman kegiatan apresiasi sastra itu? Wujud keanekaragaman ini tampak dari bermacam-macamnya kegiatan kesastraan yang bisa digolongkan ke dalam kegiatan apresiasi sastra. Kegiatan-kegiatan itu, sebagaimana sudah disinggung pada bagian akhir di atas, di antaranya (1) membaca(kan) karya sastra, (2) melisankan karya sastra, (3) menyimak pelisanan karya sastra, (4) mendiskusikan karya sastra, dan (5) menulis tentang karya sastra. Kelima wujud kegiatan ini tidak hierarkis, tetapi linier, bahkan koordinatif-sinkronis. Maksudnya, melisankan karya sastra tidak selalu lebih sulit daripada membaca sastra; menyimak pelisanan karya sastra lebih mudah daripada mendiskusikan karya sastra; demikian seterusnya. Meskipun demikian, memang harus disadari bahwa melisankan karya sastra, mendiskusikan karya sastra, dan menulis tentang karya sastra terjadi setelah dilakukan membaca karya sastra. Khusus menyimak pelisanan karya sastra dapat terjadi setelah ada melisankan karya sastra.

Wujud-wujud keanekaragaman kegiatan apresiasi tersebut akan dibahas pada seri-seri berikutnya. Pembahasan khusus dan tersendiri perlu dilakukan agar gambaran lebih lengkap dan utuh mengenai apresiasi sastra dapat diketahui mengingat pentingnya apresiasi sastra sebagai unsur pengukuh kehadiran apresiasi sastra dan penyubur kehidupan sastra. Ihwal wujud keragaman kegiatan apresiasi sastra yang disebutkan tersebut bukan hal baru, sudah banyak kalangan sastra yang mengetahuinya. Demi kejelasan dan kegunaan keanekaragaman kegiatan apresiasi sastra dibahas kembali.
POSTING PILIHAN

Related

Utama 742585856385695513

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item