Relevansi Kaidah Ilmu Nahwu Dalam Belajar Bahasa Arab


 Pada zaman sekarang, banyak orang beranggapan bahwa belajar bahasa Arab itu sulit. Bahkan lebih sulit dari belajar bahasa lainnya. Bahkan tidak sedikit dari mereka yang sudah menyerah sebelum memulai. Bahasa Arab dianggap sebagai salah satu bahasa tersulit di dunia. Tentu saja ini adalah stigma yang keliru dan harus diluruskan. Di sisi lain, perkembangan zaman semakin berkembang menuntut untuk belajar bahasa asing termasuk di antaranya bahasa Arab.

Belajar bahasa Arab merupakan hal yang sangat penting. Karena kedua sumber utama hukum Islam yaitu Al-Quran dan Hadits berbahasa Arab. Sedangkan untuk memahami keduanya harus mengusai bahasa Arab, termasuk di dalamnya ilmu-ilmu yang lain. Dalam sejarahnya, setelah Al-Quran diturunkan, Rasulullah saw memerintahkan untuk mempelajari bahasa Al-Quran yaitu bahasa Arab. Begitupun dengan para Khulafaur Rasyidin sangat menekankan untuk mempelajari bahasa Arab. Sampai khalifah Umar bin Khattab berkata seperti ini, “Pelajarilah bahasa Arab, karena sesungguhnya bahasa Arab bagian dari agamamu.”

Bahasa Arab adalah rumpun bahasa Semit, mereka bertempat tinggal di Semenanjung jazirah Arabiyah. Dan bahasa Arab memiliki kaidah-kaidah tertentu yang berlaku bagi bahasa tersebut. Karena Al-Qur'an diturunkan dalam bahasa Arab, maka untuk memahami arti dan kandungannya dengan baik maka kita dituntut untuk memahami kaidah-kaidah bahasa Arab.

Belajar bahasa Arab tidak bisa lepas dari dua ilmu yaitu ilmu Nahwu dan Sharraf. Kedua ilmu ini harus sama-sama dipelajari ketika ingin belajar bahasa Arab. Bahkan di kebanyakan pesantren di Indonesia ketiga ilmu tersebut diajarkan kepada semua santri. Ilmu Nahwu mempelajari perubahan akhir suatu kata dalam bahasa Arab beserta kedudukannya, apakah sebagai subjek, predikat, atau objek.

Sedangkan fungsi ilmu Sharraf itu adalah untuk mengubah kata (kalimat) dari satu bentuk ke bentuk lain, dari kata kerja berubah menjadi kata benda, nama tempat, waktu bekerja dan seterusnya. Intinya, ilmu Nahwu dan Sharraf merupakan dua ilmu yang tidak bisa dipisahkan, sebab tanpa salah satunya maka tidak akan bisa menghasilkan sesuatu (ilmu yang lain) dengan sempurna. Maka tak heran jika ilmu Nahwu disebut sebagai ayahnya ilmu, sedangkan ilmu sharraf sebagai ibunya ilmu. Karena ketika keduanya dipadukan, maka akan tumbuh ilmu-ilmu yang lain karena kehadiran kedua ilmu tersebut.

Hadirnya buku ini merupakan salah satu jalan bagi pemula yang baru belajar bahasa Arab. Mempelajari ilmu Nahwu dalam bahasa Arab tidak sesulit yang dibayangkan atau mendengar cerita-cerita orang yang pernah mempelajarinya. Membaca buku ini akan sedikit berbeda, karena sekalipun pembaca adalah pelajar pemula dalam ilmu Nahwu, buku ini secara gamblang akan menyuguhkan gramatikal Arab dengan bahasa sederhana dan mudah dipahami oleh pembaca.

Buku ini terdiri atas mukaddimah dan ada enam bab. Mukaddimah berisi pembagian kata dalam bahasa Arab yaitu, isim, fi’il, dan harf, serta jumlah dan syibhul jumlah. Sementara enam bab berikutnya terdapat beberapa pembahasan di antaranya : isim ditinjau dari perubahan bentuk akhirnya, fi’il ditinjau dari perubahan bentuk akhirnya, harf (huruf) disertai catatan-catatan umum tentang beberapa harf yang digunakan untuk lebih dari satu tujuan dan dipakai pada lebih dari satu tempat, jumlah (kalimat) dan kedudukannya dalam status i’rab, beberapa uslub (cara) yang terdapat dalam kaidah Nahwu, serta latihan-latihan mempraktikkan kaidah Nahwu yang mencakup model berbeda-beda dalam mengi’rab.

Sesuai dengan judul asli buku ini yaitu Mulakkhas Qawa’id al-Lughah al-‘Arabiyyah yang dikarang oleh Fuad Nikma, buku ini merupakan ringkasan tentang kaidah-kaidah Nahwu yang sangat penting untuk dirujuk bagi para mahasiswa fakultas bahasa Arab, sastra, komunikasi, dan para pelajar di berbagai jenjang sekolah. Karena buku ini memberikan gambaran yang jelas, menyeluruh dan sistematis tentang semua kaidah Nahwu serta dapat membantu agar terhindar dari kesalahan secara gramatikal dan linguistik.

Buku yang ada di tangan pembaca ini merupakan bagian serial pelajaran bahasa Arab Nahwu dan Sharraf. Buku pertama ini, secara khusus membahas kaidah-kaidah Nahwu. Kaidah Nahwu secara spesifik menentukan kedudukan setiap kalimat (kata) di dalam jumlah (kalimat) dan bentuk akhir setiap kalimat serta bagaimana cara mengi’rabnya. Kaidah Nahwu juga melihat setiap kalimat dari sisi mu’rab (perubahan bentuk akhir kata disebabkan perubahan kedudukannya dalam kalimat) atau mabni (bentuk akhir kata tidak berubah sekalipun kedudukannya dalam ucapan berubah).

Buku ini disajikan dengan bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, dan di setiap sub bab pembahasan terdapat beberapa contoh dan cara mengi’rabnya yang disajikan dalam bentuk tabel. Buku ini juga disusun secara sistematis dan bisa dipelajari secara otodidak oleh setiap kalangan baik para pelajar/santri, mahasiswa, guru atau dosen, dan yang lainnya, tentunya bagi mereka yang ingin mendalami bahasa Arab dengan baik.

*M. Rizal, mahasiswa fakultas Ushuluddin prodi Ilmu Al-Quran dan Tafsir di Institut Ilmu Keislaman Annuqayah Guluk-Guluk Sumenep.

POSTING PILIHAN

Related

Utama 8905816017425647079

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item