Mimpi di Saat Kena Covid 19


Satria Dharma

Ketika saya terkena Covid 19 beberapa bulan yang lalu saya mengalami hal aneh, yaitu saya bermimpi bertemu dengan Ibu, adik, tante, dan teman-teman yang sudah wafat. Itu dua mimpi yang terpisah.

Saya bermimpi bertemu dan ngobrol gayeng berempat dengan Ibu, Tante, dan adik saya yang semuanya sudah wafat bertahun-tahun yang lalu. Hanya kami berempat. Tak ada saudara yang lain. Padahal kami bersaudara 11 orang. Pada waktu ngobrol berempat itu saya tidak merasakan keanehan atau sadar bahwa mereka sudah tiada semua. Kami ngobrol seperti ketika mereka semua masih hidup. Sungguh menyenangkan rasanya bisa ngobrol dengan mereka kembali.  

Selain bermimpi bertemu dengan mereka saya juga bermimpi bertemu dengan dua teman kuliah saya yang juga sudah tiada. Hanya kami bertiga. Tak ada teman yang lain. Dalam mimpi itu salah seorang teman naik ke atap bangunan yang tinggi dan mengajak saya ikut naik bersamanya. Saya mencari-cari tangga tapi tidak menemukannya. Saya heran bagaimana teman saya tersebut bisa naik ke atas atap.

Meski bermimpi yang tidak biasanya seperti itu tapi saya tidak merasa takut, cemas, atau kuatir apa pun. Bagi saya ini bukan sebuah mimpi buruk. Saya malah senang bisa bertemu dengan mereka dalam mimpi saya. Rasa kangen saya pada mereka seperti tersalurkan melalui mimpi tersebut.

Meski demikian saya tidak menceritakan mimpi saya tersebut pada istri saya atau siapa pun. Saat itu saya sedang sakit dan dirawat dengan penuh perhatian oleh istri saya. Saya tidak ingin ada yang berprasangka atau menduga-duga dengan mengait-ngaitkan sakit saya dengan mimpi tersebut, utamanya istri saya. Menceritakan mimpi saya tersebut rasanya hanya akan membuatnya cemas dan was-was. Jangan-jangan ini pertanda suami saya akan segera menyusul mereka.  Setelah saya sembuh beberapa bulan kemudian baru saya ceritakan. The worry is gone already.  

Bagaimana seandainya mimpi tersebut adalah sebuah pertanda akan berakhirnya hidup saya dan saya akan segera menyusul mereka ke alam baka?

So what gitu loh...!  

Bagi saya kematian itu bukan sesuatu yang harus ditakuti. We will all die eventually. Kalau pun saat saya kena Covid waktu itu lalu saya meninggal ya saya siap saja. Nothing to worry about. My family will just be allright financially when I pass away. Saya punya asuransi yang lumayan besar yang bisa mereka tarik sepeninggal saya. Kalau ternyata saya lolos dari maut ya alhamdulillah. Saya akan lanjutkan hidup saya dengan sebaik-baiknya as I always try to do. Apakah ini berarti saya sudah siap menghadapi tes masuk kubur 'Man robbuka?". Mana saya tahu...?!  Jangan-jangan soal testnya sudah diubah dan bukan 'Man robbuka?' lagi. Tiwas ngapalno...  

"Man robbuka...?!"

"Whaat....?!"

"Man robbuka...!!"  

"I beg your pardon..?!"  

"Ssst...! Arek iki dihajar ae. Kemlinthi...!"  

Surabaya, 8 Juli 2021

Sumber: akun FB Satria Dharma

POSTING PILIHAN

Related

Utama 8955593527067087081

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item