Puisi-Puisi Ulfa Utami, Ketapang, Kalimantan Barat
Ulfa Utami, bisa di panggil Utamy alamat Ketapang, Kalimantan Barat. Prodi Komunikasi Penyiaran Islam di Institut Dirosah Islamiyah Al-Amin (IDIA) Semester 2, Hobinya menulis puisi sekaligus membaca, dan berharap bisa menerbitkan buku, amin.
Literasi Merobek Mimpi
Mendobrak kelelahan di tengah ketidaktahuan
Melampiaskan potensi melalui keberanian
Membentangkan mimpi terbangkan juang
Kerahkan senjata fikiran untuk membaca
Ciptakan peluru perubahan
Serukan takbir untuk mengguncang literasi
Dan Tembakkan pena imajinasi ke pelosok negeri
Agar literasi bukan sekedar mimpi
Namun realita berlatar belakang merobek kebodohan negeri
Angan , Juang, Dan Terbang
Aliran kata berlabuh di pulau keramayan
Mengikat paksa sebuah untaian
Untuk mencapai kuas kesempurnaan
Merenggut sebuah kesalahan
Untuk menumbuhkan cita, asa serta pengorbanan
Angan ......
Inspirasi memperluas pengetahuan melalui fikiran
Juang.......
Bergelut menghilangkan malas dalam gendongan
Dan terbang ......
Buktikan pada semesta bahwa tulisan mampu menjajah kebodohan
Buktikan pada semesta bahwa membaca mampu mengasah pemikiran
Dear Anak Bangsa
Punggung tangan tak lagi kuasa
hiruk piruk sastra tak lagi di butuhkan
tulisan tulisan sesama di abaikan
Kaki kaki telah melumpuh
Ginjal ginjal kecerdasan bangsa teracuni
Efek efek sosial kini terancam sirna
Ruang ruang motivasi kini telah padat di penuhi sarang haru
Tak sadar kah engkau anak bangsa?..........
Siapa yang teracuni?.......
Dan siapa yang meracuni?.........
Dirimu Sendiri..
Ada keretakan pada dinding rasa
Ada serpihan malas yang menempel
Hingga membaca dan berkarya
Menjadi solusi tampalan bahwa kalian anak bangsa
Bukan sekedar penerus
Tapi menjadi titik balik bahwa menulis dan membaca
Merupakan jungkir balik yang harus bergerak secara terus menerus
Adzan
Alunan merdu menghujani iman
Terguyur melewati daun telinga
Bersambung rindu melalui hati
Berbalas suara dengan sang penikmat alunan
Menimbulkan bekas tetes malas pada keegoisan
Menempatkan kenikmatan dari pada iman
Sebuah tanda tanya?
Kurangkah guyuran?
Tidak basahkan iman dengan azan?
Tergerakkah hati kita untuk meresponnya?
Semua orang medengarkan
Namun tak sedikit dari mereka yang mengabaikan
Nyanyian Harapan
Jejeran kata kagum ku
Membentuk sebaris shof harapan yang ingin ku sampaikan
Menyibak ketidakpastian di tengah tengah bayang kenyamanan
Kudekap raga dalam sujud
Ku sampaikan kan nyanyian cinta dalam doa
Lewat Lentera malam yang berkecamuk menatap diam
Bergeser memberi dendam
Menjungkir balikkan rasa dalam realita
Cukup doa yang mewakilkan segala rasa
Tentang bagaimana mengaharapkanmu tanpa balasan
Tentang bagaimana merindukanmu tanpa bicara
Tentang bagaimana mengagumimu tanpa sempurna
Segala harapan sudah kutabur dalam doa
Dalam sujud bersejadah harapan
Harapan memilikimu namun terdampar jauh
mengikuti rasa maluku berlalu melintas membentuk resa
hingga membentuk nyanyian harapan
yang entah kapan akan menjadi kenyataan