Kisah Pak Tua yang Jujur


Cerpen: Siti Nurfaizah

Mentari pagi mulai menyapa sang pujangga, awan putih pun mulai menari-nari ke hulu dan ke hilir, kicauan burung dipagi hari mulai terdengar. Para petani mulai bersemangat mencangkul tanah sawahnya.

Alkisah......
Disebuah desa terpencil hiduplah seorang kakek tua bersama cucu tercintanya. Mereka tinggal disebuah gubuk tua yang beralaskan tanah coklat dan beratapkan rajutan bambu, dengan keadaan mereka yang seperti itu tidak membuat kakek itu patah semangat untuk mencari nafkah, Pekerjaannya pun tak tentu.

Pada suatu hari sang kakek dan cucu tercintanya pergi kepinggiran kota, untuk memungut kotak-kotak kecil, kaleng, kardus bekas dan botol-botol bekas untuk dijual. Merekaa pergi menempuh jauhnya jalan dengan jalan kaki, terkadang mereka terengah-engah, karena menempuh jauhnya perjalanan. Pagi berangkat sore menjelang magrib mereka tiba dirumah, terkadang menjelang isya’ mereka sampai. Walaupun begitu, tak pernah membuatnya patah semangat.


Ketika menempuh jauhnya perjalanan menuju kota, ditengah perjalanan tak sengaja sang kakek tua melihat sebuah kotak hitam yang tergeletak dipinggir jalan. Mereka penasaran, dari kejauhan kakek tua itu termenung “benda hitam apa itu” gumam dalam hatinya sehingga sang cucu berhasil membuyarkan lamunannya, seraya berkata “kek.... kenapa engkau termenung? Kita hampiri saja kotak hitam itu” sambil menarik tangan sang kakek untuk segera menghampiri kotak hitam hitam itu. Langkah demi langkah pun terlalui, kakek tua dan cucunya itu semakin mendekat, ditengah-tengah perjalanannya sang cucu memberhentikan langkahnya, ia melihat bahwa kotak hitam itu adalah sebuah tas, seraya berkata “ kek.... coba engkau dekati dulu tas hitam itu, kelihatannya tas itu berisi” ia mengatakannya dengan nada penuh rasa penasaran, “entah berisi apa?” ia tertawa kecil.

Seketika itu kakek tua pun berjalan mendekati tas itu, langkah demi langkah terlewati. Dan pada akirnya ia tiba disamping tas itu, ia tak berani membuka sedikitpun tas itu, ia merasa ada sesuatu yang aneh didalamnya.

Dari kejauhan sang cucu memanggilnya “kek... kek...” ia melambaikan tangannya, sang kakek tak mendengar panggilannya, ia pun mengulangi hingga dua kali. Dan pada akhirnya sang kakek membalikkan tubuhnya “apa nak, mendekatlah” ujar sang kakek dengan suara serak, dengan segera sang cucu langsung menghampirinya.

“kek... ohh,,, ternyata tas yaaa, kenapa engkau hanya terdiam melihat tas itu? Kenapa engkau tidak membukanya kek?” ujarnya kepada sang kakek dengan nada penuh pertanyaan, “tidak nak! Bukalah, jika engkau ingin membukanya” jawabnya dengan nada lembut “hemmmm...... oke lah, bikin penasaran saja” jawabnya, dengan hati yang berat ia pun menerima tawaran sang kakek, dengan tangan pelan ia membukanya.

Sriek…………………….
Mereka terkejut dan tercengang melihat sesuatu yang ada didalamnya, cucu itu langsung menoleh kewajah sang kakek. Mereka melihat uang yang sangat banyak, merah dan biru memenuhi tas hitam itu.


Sang kakek mulai tersadar dari rasa terkejutnya seraya berkata “nak! Uang siapa ini? Banyak sekali, sebelumnya aku tak pernah melihat uang sebanyak ini” sambil memegang pundak sang cucu, sang cucu pun tersadar dari rasa terkejutnya “sama kek, aku tak pernah uang sebanyak ini, kira-kira siapakah pemiliknya ya kek? Begitu lalainya dia sampai-sampai uang nya terjatuh ia tak tahu” ujarnya “bukannya dia lalai, mungkin saja ia terburu-buru” jawabnya dengan nada halus,

“Ya sudah kek, kita ambil saja tas ini, toh tak ada seseorangpun yang mengetahuinya” ujarnya kepada sang kakek dengan nada bahagia “husssssssss........... ngawor kamu ini nak, kakek nggak pernah ngajarin kamu seperti itu, ini milik orang lain kita harus mengembalikannya nak, kakek takut pemiliknya bingung mencari tas ini” jawabnya dengan nada halus, kakek tua itu mengingatkan sang kakek bahwa benda itu bukan miliknya dan ia memiliki kewajiban untuk mengembalikannya.

Sang cucu pun mulai tersadar bahwa benda yang ditemukannya itu buka haknya, mau tidak mau ia harus mengembalikan kepada empunya. Kakek tua itu mengajak cucunya untuk duduk dikursi yang tak jauh darinya.

“baiklah kek, coba kakek cari mungkin saja ada sesuatu yang bisa menunjukkan kita untuk mengembalikan tas ini” katanya sambil mengelus pundak sang kakek, “ baiklah nak, coba kakek cari mungkin saja ada alamat yang bisa menunjukkan kita untuk mengembalikan benda ini” jawabnya.

Diatas kursi ia membuka beberapa lampir uang, dan pada barisan kedua kakek tua itu menemukan secercah kertas yang berisikan nama, alamat, jabatan dan isi uang yang ada didalam tas itu. Kakek tua itu pun langsung memberikan kertas itu kepada cucunya, dengan segera sang cucu mengambil alih kertas itu dan ia membacanya.

Detik terus berganti wanita kecil itu mengepuk punggung sang kakek “kek....... aku tak tahu alamat desa ini, serasa aneh saja, hemmm tapi tak apa tak salah kalo kita mencari terlebih dahulu dan bertanya ke orang-orang pinggir jalan sini tentang alamat ini” ujar sang cucu dengan meyakinkan sang kakek. Sang kakek pun menganggukkan kepalanya tanda ia ikut apa kata sang cucu.

Gema adzan dhuhur mulai berkumandang dimana-mana, suatu tanda semua umat muslim tiba waktunya untuk menyembah Sang Penciptanya. Semua orang berbondong mendatangi masjid dan musholla.

Mendengar gema adzan berkumandang kakek tua itu bergegas mengunjungi masjid terdekat, dan meletakkan tas hitam itu diatas paha cucunya “Nak, kita gantian sholatnya, kamu jaga tas ini sebentar, kakek mau sholat dulu” ucapnya pada sang cucu yang duduk diemperan masjid, perempuan itu dengan segera menganggukkan kepalanya.

Kricik kricik..... suara ara wudhu’ mengalir dengan tenang, kakek tua itu dengan segera memasuki masjid untuk menunaikan kewajibannya sebagai seorang hamba Allah SWT. Allahuakbar..... ucapnya, mengikuti gerakan imam.

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh... ucap sang imam dengan menolehkan kepalanya kekanan dan kekiri, dan diikuti oleh makmum dibelakangnya. Imam memulai berdzikir dan dilanjut dengan do’a yang diaminkan oleh makmumnya. Mereka pun bersalaman, tanda bahwa sholat telah usai. Kakek tua itu mulai kembali ke cucu kesayangannya, ia menyuruh cucunya untuk segera sholat dan kemudian melanjutkan perjalanannya kembali.

Cucu perempuannya pun kembali “aku sudah sholatnya kek! Ayoo... kita lanjutkan kembali perjalanan kita, agar supaya cepet ketemu alamatnya” ucap sang cucu kepada kakek tercintanya.

“Seeet nak! Kita sudah sampai, ini benar alamatnya” ucap sang kakek pada cucunya duduk didepan gerbang besi hitam yang tinggi, kakek tua itupun duduk disamping cucunya, mereka terlihat sangat capek dan letih. Setelah beberapa saat kemudian, kakek tua dan cucunya itu berdiri dan dengan segera mengarah ke kotak kecil yang terletak didepan gerbangnya, kakek itu memencet tombol hitang dikotak kecil itu.......

Kring...
    
Hingga tiga kali tak ada satupun orang yang membukakan pintu. “kek, benarkah ini alamat orang kaya itu?” kata sang cucu “iya nak, ini alamatnya” jawab sang kakek. Mereka pun terus menunggu dan menunggu, satu jam mereka menunggu pada akhirnya, terlihat pemuda kekar berjalan menuju gerbang itu.

Krik....., suara pintu gerbang terbuka, pemuda itupun terkejut, haa.......... “ ada kepentingan apa bapak datang kesini” ucap pemuda kekar itu dengan nada kaget, “saya tidak ada kepentingan apa-apa nak, saya hanya ingin mengembalikan tas kamu yang terjatuh dipinggir jalan” jawabnya.

Tanpa basa basi laki-laki itu menyambut kakek tua dan cucunya itu, seraya berkata “Hem........ ya Allah ternyata tas saya bapak yang menemukan? Terimakasih banyak pak, mungkin jika bukan bapak tas ini tidak akan kembali” jawabnya dengan hati terharu dan bercampur bahagia karena tasnya telah kembali.

Pemuda itupun merangkul kakek tua dan mempersilahkannya untuk masuk kedalam rumahnya, “mari pak, masuk kerumah saya, bapak pasti capek sudah berapa jam mencari rumah saya, mari pak masuk dulu, ayooo dek” ucapnya dengan nada lembut pada kakek tua dan cucunya itu.

Krik…….., suara pintu terbuka, sang istri menoleh ke arah pemuda itu, seraya berkata “Siapa beliau yah?” “ini kakek yang menemukan tas hitamku bun, beliau rela jalan jauh-jauh dan mencari alamt rumah kita hanya untuk mengembalikan tas ini, sungguh luar biasa” jawabnya dengan sedikit memincingkan bibirnya. “Subhanallah yah, terimakasih banyak kek, sungguh luar biasa jarang sekali ada manusia seperti kakek” ucap istri pemuda itu sambil tersenyum padanya, “iya nak sama-sama, itu sudah menjadi tugas saya untuk mengembalikannya pada empunya, bukan begitu nak?” ucap sang kakek sambil menoleh kearah pemuda disampinya. Ia pun menganggukkan kepala.

Mereka berdua mulai berbincang-bincang. Dan tak terasa sang istri telah menghidangkan beberapa menu makanan lezat, dan ia pun mengajak kakek dan cucunya itu untuk makan siang disana, kakek itupun menyanggupinya.

******

Beberapa detik dan menitpun mulai berlalu. Kakek itu merasa harus cepat-cepat kembali sebelum langit menghitam. “nak, saya rasa sudah tiba saya untuk pulang, hari sudah semakin larut dan gelap” ucap kakek tua itu.

Pemuda itu menghalanginya, seraya berkata “kek, anda tidak usah pulang, karena kebaikan kakek hanya dan istri saya bersepakat untuk menjadikan kakek sebagai orang tua saya, dan dedek kecil ini akan kami anggap seperti anak kami sendiri” ujar pemuda itu, “tidak nak, saya tidak akan merepotkanmu lagi, tadi itu sudah cukup menurut saya” ujarnya. “tidak kek! Kakek harus mau, itu sebagai balas budi saya atas kebaikan dan kejujuran kakek, sudah selayaknya orang yang baik akan mendapatkan balasan yang baik pula, jadi kakek tidak perlu menolak tawaran kami” ucap pemuda itu.

Beberapa menit berlalu kakek itu mengiyakan ajakan pemuda itu “ hemmm, saya terserah anda saja, saya ikut apa kata anda nak!” jawab kakek tua itu. Pemuda dan istrinya merasa sangat bahagia, karena kakek tua itu menerima ajakannya.

Siti Nurfaizah, asal Desa Kedungrejo, Kec. Rowokangkung,  Kab. Lumajang, kini kuliah di  Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan,  Sumenep-Madura, Semester III Intensif, Jurusan/Prodi: Tarbiyah (Pendidikan Bahasa Arab),aktif sebagai anggota AJMI

POSTING PILIHAN

Related

Utama 5152643996352421289

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item