Sajak-sajak Sazqia Al Firdausi, Pamekasan
http://www.rumahliterasisumenep.org/2020/09/sajak-sajak-sazqia-al-firdausi-pamekasan.html
Sazqia Al Firdausi, Lahir di Pamekasan, 05 Februari 2000, menganyam pendidikan di MA. Banyuanyar Putri, pernah menyelami Forum kepenulisan (FLP), sekarang sedang belajar di Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan Sumenep (IDIA), dan menjadi anggota AJMI
Colega Terbaikku
Segelintir rindu berdekap dalam jiwa
Benang demi benang telah kita rajut bersama dengan keindahan
Sebuah differensial kita kokohkan dengan satu tujuan
Tertawa lepas, menuang luka, dan melukis imajinasi persahabatan
Wahai colegaku……
Aku rindu akan segalanya
Kerinduan ini mencengkram mayapadaku
Setelah jarak memutuskan segalanya
Bisakah semua itu kembali ?
Rangkulan hangat yang selalu kau persembahkan
Senyuman manis yang selalu kau torehkan
Wahai Colegaku…
Jangan pernah berfikir untuk pergi meninggalkanku
Dekap aku, dan teruslah disampingku
Anda
Serpihan kata yang melukis backround ku
Menyelimuti hari demi hari dengan rangkaian senyum
Anda….
Yang selalu ku ulang-ulang dalam sujudku
Anugrah terbaik yang aku miliki
Anda Menjelmakan mendung gelap menjadi pelangi
Mengundang sejuta cerita
Bisakah aku terus menggenggammu ?
Menggenggam erat dalam pelukan
Sehingga kau tak kan berpijak ke lain arah
Apakah kau akan tetap mengiringi pijakanku ?
Merajut semua suka duka
Ku hanya mengimpikan satu
Yaitu mengimpikan anda dalam hari-hariku
Terima kasih untuk segala rentetan-rentetan cerita itu
Menarilah Merah Putihku
Sebuah mentari menyambutku dengan riang
Cucuran semangat mengkobar dalam jiwa
Sebuah cerita menjadi history
Sebuah kesengsaraan menjadi kebahagian
Keterbecah belahan menjadi kesatuan
Merdeka…..
Goncangan riang memeriahkan segalanya
17 agustus 1945
Sebuah kenangan yang cardinalia
Dan sekarang, menarilah merah putihku
Kebanggaan menyambutmu
Teruslah menari, beritahu kepada mereka
Kebahagiaan menjadi milik kita
Merdeka……
Merdeka……
Pangeran Subuhku
Kau…..
Pangeran subuhku
Merintis mimpi menjadi realita
Merajut kesengsaraan menjadi kebahagiaan
Menjelma duka menjadi suka
Menciptakan sejuta pelangi
Senyuman manis kau taburkan kepadaku
Wajah lelah, kau polesi dengan kesenangan
Tulang punggung,
Ya, itu kau
Berkorban demi masa depanku nan indah
Merelakan segalanya demi ukiran senyum
Mempersembahkan dekapan hangat
Mendekap tubuh ini dnegan kasih sayang
Menyelimuti kedinginan menjadi kehangatan
Merubah kegelisahan menjadi kenyamanan
Kau….
Aku bangga akan sejuta kenangan
rajutan kenangan bersama kau
dan senyuman hangat yang kau tuangkan.
Dear Mimpi
Sebuah tapakan ku pijaki
Mengintai sebuah realita
Sanggupkah aku berdiri dan
Mengintai semua angan-angan itu?
Ahhh…
Aku harus bertahan meniriskan sebuah mimpi
Menjelmakan semua itu menjadi nyata
Ya, aku dan sejuta mimpiku
Akan menulusuri segala terjangan
Bukti, tekad, dan kesabaran
Sebuah kunci yang selalu ku pendam
Yang akan menjadi titik tumpu yang akan menuntunku
Aku yakin,
Semua itu akan menjelma menjadi pelangi
Sebuah tapakan ku pijaki
Mengintai sebuah realita
Sanggupkah aku berdiri dan
Mengintai semua angan-angan itu?
Ahhh…
Aku harus bertahan meniriskan sebuah mimpi
Menjelmakan semua itu menjadi nyata
Ya, aku dan sejuta mimpiku
Akan menulusuri segala terjangan
Bukti, tekad, dan kesabaran
Sebuah kunci yang selalu ku pendam
Yang akan menjadi titik tumpu yang akan menuntunku
Aku yakin,
Semua itu akan menjelma menjadi pelangi
Embun Pagi dan Setitik Keringat
Sekarang aku sudah mengerti
Mengerti rasanya keresahan
Menggauli pagi pagi itu
Mencampurkan skeringat dengan semangat
Menggenggam sebongkah mimpi