Refleksi Kemerdekaan, Kisah Kepahlawan di Ponpes Annuqayah
http://www.rumahliterasisumenep.org/2020/08/refleksi-kemerdekaan-kisah-kepahlawan.html
Rulis, Sumenep: Ratusan santri Pondok Pesantren Annuqayah, daerah Lubangsa bersila rapi di depan Masjid Jamik Annuqayah. Mereka mengimak bersama paparan nara sumber pada acara ” Refleksi Kemendekaan” yang di gelar oleh Forum Mahasiswa Lubangsa dalam rangka memperingati Hari Kemerdekaan RI ke 75, tahun 2020..
Refleksi Kemerdekaan yang digelar Senin malam, 17 Agustus 2020 ini, merupakan momentum sangat berarti bagi satri dalam merefleksi para tokoh pejuang pondok pesantren setempat yang dinilai telah melahirkan pahlawan pejuang dalam merebut kemerdekaan dari penjajah Belanda.
Selain dua tokoh legendaris KH Abdullah Sajjad dan KH Ahmad Basyir, di Annuqah terdapat sejumlah tokoh lainnya yang layak mendapat predikat pahlawan dalam bidang perjuangan masing-masing
Malam itu suasana nasionalisme sangat kental, dan lantunan lagu-lagu kemerdekaan menggema di seantero pondok yang luas itu.
Malam menjenguk hampir pukul 21.00, masyarakat santri yang sebagian besar terdiri santri baru ini menjadikan modal utama santri untuk mengenal tokoh-tokoh di dalam pondok mereka belajar.
Mereka terlihat dan tampak tampak tenang serta antusias mendengarkan paparan pembicara meski dalam suasana dingin dalam alam terbuka.
Diawali paparan Drs. KH. Muhammad Muhsin Amir, Kepala MA 1 Putri 1 Annuqayah, yang tak lain adalah putra KH Warist Ilyah atau cucu KH Syarkowi pendiri Pondok Pesantren Annuqayah, berkisah tentang perjuangan para tokoh Annuqayah pada masa-masa penjajahan tempo dulu.
Paparan diteruskan oleh Syaf Anton Wr, sastrawan, budayawan yang sejak awal telah mengenal Annuqayah dalam membangun komunikasi dan motivasi di pondok pesantren yang berjarak 30 km dari jantung kota Sumenep.
Syaf Anton banyak mengulas sekitar nilai-nilai kepahlawan pada masa perjuangan jaman dulu, dan nilai-nilai kepahlawan pada masa kini.
“Pahlawan adalah orang yang menonjol karena keberaniannya dan pengorbanannya dalam membela kebenaran, atau pejuang yang gagah berani,” tuturnya
Siapapun dibenarkan untuk menjadi pahlawan, selama tidak punya pretensi selain berjuang untuk kemaslahatan bersama.
“Umumnya pahlawan justru muncul di tengah keterbatasan, dari hal-hal yag tidak pasti, Menjadi pahlawan dapat dimulai dengan Ibadah, belajar dan bekerja yang benar,” tegas Anton.
Sajian yang dipandu oleh K Muhammad Affan ini berlangsung khitmat dan berakhir pukul 23.00 WIB. (rulis)