Pemuda dan Masa Depan Kemerdekaan

Nasionalisme harus dikenalkan sejak dini, salah satu menghormati bendera merah putih
 Oleh : Taufiqullah Hasbul

Semua orang mengetahui, 17 Agustus merupakan tanggal yang sangat berharga nan bersejarah bagi  masyarakat Indonesia khususnya, dan masyarakat dunia pada umumnya. Tepatnya pada hari jum’at ketika itu, lahirlah sebuah negara baru yang memeproklamsikan kemerdekaannya. Negara yang kaya akan pulau dan bahasa di Asia Tenggara itu telah berani membuat kolonial menyerah dan harus mengakui kedaulatan Negara Republik Indonesia

Berkat pesatuan dan semangat juang, mampu mengusir penjajah selama beratus-ratus tahun. lamanya tidak mampu untuk dibayangkan, seperti apa kehidupan nenek moyang kita tatkala itu, dijajajah, dipaksa, disakiti hinngga dibunuh tentu sudah menjadi kebiasaan setiap hari. Pagi hari bukannya sarapan roti, tetapi mendapat siksaan dari kolonial yang tak berhati. Malam pun bukan tidur nyeyak seperti di atas kasur empuk, namun diancam dengan penuh ketakutan yang terkutuk. Ya, tak kebayang bagaimana beratnya bertahan hidup di masa lalu. Mungkin lebih berat dari rindu yang diungkapkan oleh dilan dan lebih sengsara dari pada menjadi anak rantau di desa orang.

Hari yang bersejarah tentu sangat dikenang oleh siapapun. Bahkan dirayakan dengan berbagai kegiatan sebagai sarana refleksi dan pembelajaran. Perayaaan HUT Ke -75 Republik  Indonesia pada tanggal 17 Agustus sangatlah urgen guna mengenang proses liku-liku perjuangan bangsa dalam mencapai kemerdekaan. Sehingga, memasuki awal bulan Agustus banyak bendera merah putih terpasang di perkantoran, pinggir jalan, lembaga pendidikan, hingga  rumah-rumah masyarakat dijadikan lomba keindahan dengan baground merah putih. Berbagai macam kegiatan lomba diadakan, dari tingkat desa, kecamatan, hingga nasional, tentu untuk memeriahkan HUT kemerdekaan. Lomba akademik dan nonakademik sebagai wadah mengdu nasib untuk saling berekspresi menemukan jati diri.

Masyarakat sekitar sangatlah antusias untuk mengikuti event perlombaan. Di samping  untuk mengharapkan hadiah, tentu juga sebagai sarana perekat sosial antarsesama. Persatuan dan kerukunan mudah dirasakan ketika kita sama sama saling meyadari betapa pentingnya persatuan dalam kemerdekaan. Bukan saling menghina dan membenci yang menyebabkan disintegrasi bangsa. Saling mencacaci perbedaan yang menyebabkan gejolak sosial, juga bukan.

Menapaki HUT Kemerdekaan Repubik Indonesia yang ke-75 ini, tidak semeriah tahun lalu, tentunya. Mengingat bencana kesehatan (covid-19) yang tak kunjung usai telah menyita kenyamanan masayarakat dalam beraktifitas. Maka tak heran jika perayaannya tidak semeriah dari pada tahun sebelumnya. Rasa takut masih tesimpan. Macam-macam lomba saat ini mayoritas via online yang dampaknya sangat berpengaruh dalam efektifitas sosial antarsesama.

Tujuan diadakannya HUT Ke-75 Republik Indonesia, sebagai refleksi dan pembelajaran khususnya kaum muda Indonesia agar belajar dari masa lalu untuk masa depan yang lebih berarati. Pemuda sangatlah penting dalam kemajuan suatu negara, tentunya. “Beri aku 1.000 orang tua, niscaya akan kucabut sameru dari akarnya, dan beri aku 10 pemuda niscaya akan kuguncangkan dunia”, itulah kalimat yang terkenal dari sang proklamator kemerdekaan kita, Ir. Soekarno, tentang pentingya pemuda. Presiden pertama Indonesia itu sangatlah berharap banyak terhadap kaum muda. Sebab baik dan buruknya keadaan suatu Negara tergantung oleh cermin pemuda saat ini.

Namun sangat miris sekali ketika pemuda Indonesia saat ini, sangat jauh dari harapan pendiri bangsa. Sebagai agen of change dan agen of control, pemuda menjadi harapan kita semua untuk membangun negeri yang lebih maju. Pasalnya, pemuda saat ini cenderung acuh tak acuh dalam semangat nasoalisme, mengesampingkan budaya membaca hanya untuk game online, dan lebih senang membaca story teman di media sosial dari pada menggali berita

Sehinga mereka lebih peracaya terahadap postingan orang lain yang belum tentu benar dari pada mempercai berita yang akurat. Inilah peyebab Hoaks yang sering kita jumpai. Begitupun mahasiswa, perkelahian gagasan dalam bentuk diskusi jarang kita jumpai di warung kopi, hanya sebatas nongkrong tanpa arti dan, agar kelihatan keren ngopi sana-sini dengan hidangan penuh sensasi. Ya begitulah, gaya diri harga mati, slogan mayoritas pemuda saat ini.

Kekuatan mengkritisi keadaan menjadi hal asing bagi seorang pemuda, keberanian berekspresi di muka umum dengan gagasan canggih menjadi sesuatu yang langka. Tidak seperti sang pendiri bangsa dan kawan-kawannya  ketika berusaha memerdekakan Negara Indonesia. Semangat perjuangan mereka patut diapresiasi. Sayangnya, pengalaman  beharga tersebut jarang ditiru kaum muda saat ini. Hanya terpatri dalam buku Sejarah dan film dokumentasi. Sumbangsih keilmuan banyak diisi oleh kaum tua saat ini. Regenerasi keilmuan telah disandra seperti kehidupan satu abad lalu, kaum pribumi dilarang mengenyam pendidikan. Namu bedanya, saat ini kaum muda malas belajar dan cenderung hidup instan ala rebahan   
 .
Jangan  tanya apa yang dapat Negara berikan kepadamu, tetapi tayalah apa yang dapat kamu berikan kepada Negara, ujar Presiden John F. Kennedy. Negara telah disakralkan. Bukan negara untuk masyarakat, tetapi masayarakat untuk negara. Begitulah  Denny J.A menyebut dalam bukunya Visi Indonesia Baru Setelah Reformasi 1998. Hidup dalam berbangsa dan bernegara bukan semata-mata mengharap terhadap negara, melainkan negara yang berharap terhadap rakyatnya. Maka pemuda akan membawa pengaruh besar ntuk sebuah Negara yang lebih baik dan maju.

    Oleh karena itu, kesadaran nasionalisme kaum muda harus diaplikasikan  dalam berbagai bidang. Pemuda saaat ini adalah pemimpin masa depan. Berhentilah hidup dalam kesenagan. Saatnya menabung modal untuk kejayaan negara di masa yang akan datang. Kita tunggu sejarah baru. Majunya Indonesia oleh pemuda.

Taufiqullah Hasbul, adalah mahasiswa  Ilmu Hukum UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta
POSTING PILIHAN

Related

Utama 5835783398869978005

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item