Penyerapan Kosakata Bahasa Madura
http://www.rumahliterasisumenep.org/2020/07/penyerapan-kosakata-bahasa-madura.html
Iqbal Nurul Azhar *)
Dengan
bekal Indonesia menyerap Indonesia. kekayaan kosakata inilah, adalah
aneh apabila bahasa bahasa Asing meskipun ada padanannya dalan bahasa Di
bawah ini adalah daftar kata yang perlu dipertimbangkan untuk diserap
kedalam bahasa karena memiliki keistimewaan yaitu (a) ada padanannya
dalam bahasa Inggris, namun dalam bahasa Indonesia tidak ada, atau (b)
dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris tidak ada padanannya.
Kata-kata tersebut adalah:
NO | DAFTAR KATA | ARTI | PADANAN | PADANAN |
BAHASA | KATA DALAM | KATA DALAM | ||
MADURA | BAHASA | BAHASA | ||
INDONESIA | INGGRIS | |||
1. | tormolok | sejenis alat | pesawat terbang | airplane |
transportasi udara | (leksikalisasi yang | |||
tidak equivalen) | ||||
2. | lampang | bekas luka | - | scar |
3. | kanthe’ | berurutandua- | pasangan | tandem |
dua, berdua-dua, | (tidak equivalen) | |||
berpasangan | ||||
4. | bangkalan | Papan mendatar | - | - |
di buritan sampan | ||||
atau perahu untuk | ||||
landasan kemudi | ||||
5. | rambanan | Pakan ternak selain rumput | - | - |
Daftar
kata di bawah ini perlu juga dipertimbangkan untuk diserap karena tidak
ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Sebenarnya masih banyak lagi
kosa kata dalam bahasa Madura yang bisa dijumpai dan tidak ada
padanannya dalam bahasa Indonesia. Yang tercantum dalam daftar di bawah
ini hanyalah beberapa kata yang mudah dijumpai dalam masyarakat.
NO | DAFTAR KATA | ARTI |
BAHASA MADURA | ||
1. | Ader | mandi junub/besar |
2. | Aghur | jenis suara yang besar |
3. | Ajalabhir | minuman yang bertumpahan di sekitar mulut |
4. | Ajalamper | buah yang berjatuhan disekitar pohonnya |
5. | Ajat | melempar dengan keras diarahkan ke badan |
6. | Asat | kering karena menguap |
7. | Ata | bulu sapi yang berwarna merah |
8. | Banger | bau air yang tidak sedap |
9. | Berrem | siwalan yang sudah tua |
10. | Berteng | rasanya kemmeng seperti bisul mau pecah |
11. | Bhisbhis | tepi kain yang mulai terjurai benangnya karena sudah |
lapuk | ||
12. | Bluluk | buah kelapa yang masih sangat muda dan kecil |
13. | Bungkaladhan | tanah yang baru dibajak |
14. | Cemot | ketinggalan jauh |
15. | Congkla’ | lubang tanah sedalm cangkul untuk menanam bibit |
16. | Du-mondu | muncul sedikit ujungnya |
17. | weng-soweng | rasa rokok yang tidak ena |
18. | Ta’al | nama buah siwala |
19. | Tembhung | ayam yang mengejar musuhnya |
20. | Sa’ ar | sisa kopi yang belum hancur ditumbuk |
21. | Saler | zakar yang berat sebelah |
22. | Pakel | mangga muda |
23. | Pandara | ayam betina yang hampir bertelur |
24. | Ondhu | menggerakkan pohon supaya buahnya/benda yang |
ada didaunnya jatuh | ||
25. | Nyennye | borok yang bernanah |
26. | Nyapok | masih dapat mengejar |
27. | Kar-kar | membuat sesuati jadi berantakan |
28. | Ker-ker | kulit yang tidak mulus karena bekas luka, atau cacar |
29. | Babbal | buah nangka yang masih sangat muda |
Sumber: Kamus Bahasa Madura (Madura-Indonesia) penerbit tim Pakem Maddhu 2007
Penyerapan Kosakata Bahasa Madura Sebagai Strategi Pelestarian Dan Pengembangan Bahasa Indonesia
Sebagaimana diketahui, kebugaran (fitness) dan sintasan (survival)
suatu bahasa selain sangat bergantung pada frekuensi pemakaiannya juga
bergantung pada karakteristik intern bahasa itu sendiri. Bahasa
Indonesia memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan bahasa Madura
karena bahasa Indonesia telah menjadi bahasa resmi dan frekuensi
penggunanannya semakin hari semakin meningkat. Meskipun demikian, bahasa
Indonesia juga memiliki kekurangan yang tidak bisa disangkal yaitu
jumlah kosakatanya yang sedikit. Untuk mengatasi hal ini, secara alamiah
penutur bahasa Indonesia meminjam kosa kata bahasa asing utamanya
bahasa Inggris.
Proses peminjaman ini terjadi secara
berkesinambungan dan tanpa disadari kosakata yang dipinjam berjumlah
ratusan dan sebagian besar telah diserap kedalam bahasa Indonesia.
Semakin lama kosakata yang diserap semakin banyak dan akhirnya
menghilangkan jati diri bahasa Indonesia yang unik. Kekhasan bahasa
Indonesia yang bersumberkan dari bahasa Melayu akan hilang dan pada
akhirnya, bahasa Indonesia tidak lagi menjadi bahasa yang murni. Hal ini
apabila benar terjadi tentulah akan menjadi hal yang sangat
memprihatinkan dan karena itulah segala cara yang dapat melestarikan dn
mengembangkan bahasa Indonesia perlu diambil.
Ada beberapa
cara yang bisa diambil untuk melestarikan dan mengembangkan bahasa
Indonesia. Salah satunya adalah dengan memberikan kesempatan kepada
kosakata bahasa lokal, khususnya bahasa Madura untuk diserap ke dalam
bahasa Indonesia. Penyerapan kosakata bahasa lokal adalah hal yang
lumrah mengingat Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari
berbagai macam suku bangsa dan bahasa. Penyerapan bahasa Madura ini
tidak bisa dilakukan dan memerlukan tahapan yang jelas agar dapat
diterima oleh bangsa Indonesia secara keseluruhan. Tahapan-tahapan ini
tidak bisa dilakukan tanpa melibatkan pemerintah daerah dan segenap
lapisan masyarakat Madura utamanya masyarakat terdidik. Tahapan-tahapan
tersebut adalah:
Revitalisasi bahasa madura.
Bahasa Madura harus dioptimalkan penggunannya dalam segenap aspek
kehidupan, utamanya penggunaan bahasa Madura Enggi-Bunten. Segenap
penutur asli bahasa Madura dianjurkan untuk menggunakan bahasa Madura
baik lisan maupun tulisan. Tahapan ini harus melibatkan Pemerintah
Daerah yang mayoritas penuturnya adalah penutur bahasa Madura, karena
Pemerintah Kabupaten adalah satu-satunya institusi yang mampu
mengeluarkan kebijaksanaan formal tentang konservasi bahasa Madura dalam
bentuk Peraturan Daerah. Dalam dunia pendidikan di pulau Madura atau
daerah lain yang mayoritas penduduknya adalah penutur bahasa Madura,
pengajaran bahasa Madura harus ditetapkan sebagai materi wajib yang
diajarkan mulai dari Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Pertama.
Lagu-lagu berbahasa Madura wajib dinyanyikan pada acara yang mengandung
dimensi budaya seperti lomba-lomba, festifal, dan seminar budaya
Standarisasi Bahasa Madura.
Tahapan ini dilakukan dengan cara merumuskan kodifikasi atau pembakuan
bahasa Madura dibidang ejaan, istilah, tatabahasa dan leksikon (Kusnadi,
2008), sehingga kerancuan yang terjadi dalam masyarakat tentang
bagaimana seharusnya menuliskan kata dalam bahasa Madura tidak terjadi
lagi. Kamus bahasa Madura yang diterima dan digunakan seluruh masyarakat
Madura haruslah ada.
Renaisansi (kebangkitan kembali) buku berbahasa Madura.
Ketika tahap revitalisasi sukses, dan semua penduduk Madura dan penutur
bahasa Madura telah mulai kembali menggunakan bahasa Madura, maka tahap
yang kedua ini dapat dilaksanakan. Tahap ini dilakukan dengan
cara memberikan
kesempatan kepada kaum intelektual,
sastrawan, pendidik, ekonom, budayawan Madura untuk menulis buku
berbahasa Madura, atau buku tentang Madura secara massive
seperti biografi, kajian-kajian budaya, dan novel (baik yang berbahasa
Madura atau yang bersettingkan Madura). Buku-buku ini haruslah beredar
tidak hanya di pulau Madura saja tapi harus didistribusikan ke seluruh
kawasan Nusantara. Tujuan tahapan ini adalah pengenalan bahasa Madura
secara intensif kepada masyarakat Nusantara. Ketika bahasa Madura telah
mulai dikenal, daya serap bahasa Madura kedalam bahasa Indonesia akan
makin maksimal
Promosi bahasa dan budaya.
Tahapan ini dilakukan melalui berbagai media seperti surat kabar dan
televisi. Forum-forum resmi seperti seminar, lokakarya dan konfrensi
tentang Madura harus diagendakan secara rutin tiap tahun di setiap
daerah yang mayoritas penuturnya adalah penutur bahasa Madura. Ruang
pemberitaan, siaran-siaran berbahasa Madura harus diusahakan ada pada
tiap daerah di Madura atau daerah yang mayoritas penduduknya penutur
asli bahasa Madura. Kegiatan promosi lainnya seperti lomba-lomba
berpidato, mendongeng, membuat puisi dan prosa berbahasa Madura atau
tentang Madura haruslah diselenggarakan setiap tahun.
Konservasi Bahasa Madura.
Ketika empat tahapan di atas telah dilewati dengan sukses, hal ini
menunjukkan kepada kita bahwa bahasa Madura telah berkembang dengan
baik. Perkembangan ini harus dicermati dengan seksama agar eksistensi
dan kemurnian bahasa Madura tetap terjaga. Konservasi ini dilakukan
dengan cara melakukan kegiatan inventarisasi, penelitian di bidang
bahasa utamanya bahasa Madura, dan diskusi-diskusi tentang bahasa
Madura.
Ketika bahasa Madura telah dikenal secara luas,
maka asimilasi bahasa Madura ke dalam bahasa Indonesia tidak akan
terelakkan lagi.
Penutup
Dari
apa yang telah didiskusikan di bagian sebelumnya, kita dapat
menyimpulkan bahwa globalisasi dan perdagangan bebas telah memberikan
angin segar pada masuknya pengaruh yang dapat merubah kondisi bangsa
Indonesia. Salah satu aspek yang masuk tersebut adalah istilah-istilah
bahasa asing yang kemudian dipinjam dan diserap ke dalam bahasa
Indonesia. Karena minimnya aturan yang membatasi peminjaman dan
penyerapan bahasa asing ini, menyebabkan bahasa pinjaman tersebut
semakin lama semakin meningkat jumlahnya hingga akhirnya mempengaruhi
kemurnian bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional bangsa Indonesia.
Jika terus dibiarkan, bahasa Indonesia akan kehilangan jati dirinya dan
pada akhirnya akan memusnahkan bahasa Indonesia itu sendiri.
Untuk
mengatasi hal tersebut, segala tindakan yang berhubungan dengan
konservasi bahasa Indonesia harus segera dilaksanakan. Promosi ” Aku
Cinta Bahasa Indonesia” tidaklah cukup untuk melakukan ti ndakan
konservasi ini. Ide- ide tentang penyerapan bahasa lokal seperti bahasa
Madura sebagai pengganti bahasa asing harus juga dipertimbangkan. Hal
ini wajar karena bahasa Madura meskipun hanya berstatus bahasa
daerah, tidak dapat dipungkiri memiliki keistimewaan yang luar
biasa yaitu kekayaan kosa-kata bermuatan lokal yang tidak dimiliki
bahasa Indonesia. Dengan menyerap kosa kata bahasa Madura, selain hal
ini dapat mempertahankan dan mengembangkan bahasa Indonesia, turut pula
mempromosikan salah satu budaya dan bahasa yang dimiliki oleh negara
Indonesia.
Referensi
Azhar, Iqbal Nurul. 2008. Ketika Bahasa Madura Tidak Lagi Bersahabat Dengan Kertas dan Tinta dalam Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: Tiara Wacana. pp.16-18
Bell, Roger. T. 1981. An Introduction to Applied Linguistics: Approaches and
Methods in Language Teaching. London: B.T Batsford Ltd
Damanhuri, Adam. 2008. Makian Dalam Bahasa Madura. Makalah dipresentasikan dalam Kongres I bahasa Madura 15-19 Desember 2008.
Holmes, Janet. 1992. An introduction to Sociolinguistics. London: Longman
Tim Pakem Maddhu. 2007. Kamus Bahasa Madura: Madura-Indonesia. Pamekasan: Pemkab Pamekasan
Kusnadi, Drs, M.A. 2008. Strategi Pelestarian dan Pengembangan Bahasa dan Sastra Madura.
Makalah dipresentasikan dalam Kongres I bahasa Madura 15-19 Desember 2008
PJRN . 2006. Madura of Indonesia. www.joshuaproject.net. diakses 3 Mei 2006
Wikipedia. 2006. Madurese Language. www.answers.com.diakses 3 May 2006
*) Iqbal Nurul Azhar adalah dosen, praktisi Ethnolinguistics, dan pengamat bahasa Madura
Disampaikan pada Prosiding Seminar Nasional BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA DALAM KONTEKS KEARIFAN LOKAL.2009. Surabaya: Prodi Sastra Inggris UTM dan Penerbit Kanzun Book (dunduh dalam versi PDF)