Penyerapan Kosakata Bahasa Madura


Iqbal Nurul Azhar *)

Dengan bekal Indonesia menyerap Indonesia. kekayaan kosakata inilah, adalah aneh apabila bahasa bahasa Asing meskipun ada padanannya dalan bahasa Di bawah ini adalah daftar kata yang perlu dipertimbangkan untuk diserap kedalam bahasa karena memiliki keistimewaan yaitu (a) ada padanannya dalam bahasa Inggris, namun dalam bahasa Indonesia tidak ada, atau (b) dalam bahasa Indonesia dan bahasa Inggris tidak ada padanannya. Kata-kata tersebut adalah:

NODAFTAR KATAARTIPADANANPADANAN
BAHASAKATA DALAMKATA DALAM
MADURABAHASABAHASA
INDONESIAINGGRIS
1.tormoloksejenis alatpesawat terbangairplane
transportasi udara(leksikalisasi yang
tidak equivalen)
2.lampangbekas luka-scar
3.kanthe’berurutandua-pasangantandem
dua,   berdua-dua,(tidak equivalen)
berpasangan
4.bangkalanPapan mendatar--
di buritan sampan
atau perahu untuk
landasan kemudi
5.rambananPakan ternak selain rumput--
  

Daftar kata di bawah ini perlu juga dipertimbangkan untuk diserap karena tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Sebenarnya masih banyak lagi kosa kata dalam bahasa Madura yang bisa dijumpai dan tidak ada padanannya dalam bahasa Indonesia. Yang tercantum dalam daftar di bawah ini hanyalah beberapa kata yang mudah dijumpai dalam masyarakat.

NODAFTAR KATAARTI
BAHASA MADURA
1.Adermandi junub/besar
2.Aghurjenis suara yang besar
3.Ajalabhirminuman yang bertumpahan di sekitar mulut
4.Ajalamperbuah yang berjatuhan disekitar pohonnya
5.Ajatmelempar dengan keras diarahkan ke badan
6.Asatkering karena menguap
7.Atabulu sapi yang berwarna merah
8.Bangerbau air yang tidak sedap
9.Berremsiwalan yang sudah tua
10.Bertengrasanya kemmeng seperti bisul mau pecah
11.Bhisbhistepi kain yang mulai terjurai benangnya karena sudah
lapuk
12.Blulukbuah kelapa yang masih sangat muda dan kecil
13.Bungkaladhantanah yang baru dibajak
14.Cemotketinggalan jauh
15.Congkla’lubang tanah sedalm cangkul untuk menanam bibit
16.Du-mondumuncul sedikit ujungnya
17.weng-sowengrasa rokok yang tidak ena
18.Ta’alnama buah siwala
19.Tembhungayam yang mengejar musuhnya
20.Sa’ arsisa kopi yang belum hancur ditumbuk
21.Salerzakar yang berat sebelah
22.Pakelmangga muda
23.Pandaraayam betina yang hampir bertelur
24.Ondhumenggerakkan pohon supaya buahnya/benda yang
ada didaunnya jatuh
25.Nyennyeborok yang bernanah
26.Nyapokmasih dapat mengejar
27.Kar-karmembuat sesuati jadi berantakan
28.Ker-kerkulit yang tidak mulus karena bekas luka, atau cacar
29.Babbalbuah nangka yang masih sangat muda

Sumber: Kamus Bahasa Madura (Madura-Indonesia) penerbit tim Pakem Maddhu 2007

Penyerapan Kosakata Bahasa Madura Sebagai Strategi Pelestarian Dan Pengembangan Bahasa Indonesia

Sebagaimana diketahui, kebugaran (fitness) dan sintasan (survival) suatu bahasa selain sangat bergantung pada frekuensi pemakaiannya juga bergantung pada karakteristik intern bahasa itu sendiri. Bahasa Indonesia memiliki keunggulan bila dibandingkan dengan bahasa Madura karena bahasa Indonesia telah menjadi bahasa resmi dan frekuensi penggunanannya semakin hari semakin meningkat. Meskipun demikian, bahasa Indonesia juga memiliki kekurangan yang tidak bisa disangkal yaitu jumlah kosakatanya yang sedikit. Untuk mengatasi hal ini, secara alamiah penutur bahasa Indonesia meminjam kosa kata bahasa asing utamanya bahasa Inggris.

Proses peminjaman ini terjadi secara berkesinambungan dan tanpa disadari kosakata yang dipinjam berjumlah ratusan dan sebagian besar telah diserap kedalam bahasa Indonesia. Semakin lama kosakata yang diserap semakin banyak dan akhirnya menghilangkan jati diri bahasa Indonesia yang unik. Kekhasan bahasa Indonesia yang bersumberkan dari bahasa Melayu akan hilang dan pada akhirnya, bahasa Indonesia tidak lagi menjadi bahasa yang murni. Hal ini apabila benar terjadi tentulah akan menjadi hal yang sangat memprihatinkan dan karena itulah segala cara yang dapat melestarikan dn mengembangkan bahasa Indonesia perlu diambil.

Ada beberapa cara yang bisa diambil untuk melestarikan dan mengembangkan bahasa Indonesia. Salah satunya adalah dengan memberikan kesempatan kepada kosakata bahasa lokal, khususnya bahasa Madura untuk diserap ke dalam bahasa Indonesia. Penyerapan kosakata bahasa lokal adalah hal yang lumrah mengingat Indonesia adalah sebuah negara yang terdiri dari berbagai macam suku bangsa dan bahasa. Penyerapan bahasa Madura ini tidak bisa dilakukan dan memerlukan tahapan yang jelas agar dapat diterima oleh bangsa Indonesia secara keseluruhan. Tahapan-tahapan ini tidak bisa dilakukan tanpa melibatkan pemerintah daerah dan segenap lapisan masyarakat Madura utamanya masyarakat terdidik. Tahapan-tahapan tersebut adalah:

Revitalisasi bahasa madura. Bahasa Madura harus dioptimalkan penggunannya dalam segenap aspek kehidupan, utamanya penggunaan bahasa Madura Enggi-Bunten. Segenap penutur asli bahasa Madura dianjurkan untuk menggunakan bahasa Madura baik lisan maupun tulisan. Tahapan ini harus melibatkan Pemerintah Daerah yang mayoritas penuturnya adalah penutur bahasa Madura, karena Pemerintah Kabupaten adalah satu-satunya institusi yang mampu mengeluarkan kebijaksanaan formal tentang konservasi bahasa Madura dalam bentuk Peraturan Daerah. Dalam dunia pendidikan di pulau Madura atau daerah lain yang mayoritas penduduknya adalah penutur bahasa Madura, pengajaran bahasa Madura harus ditetapkan sebagai materi wajib yang diajarkan mulai dari Taman Kanak-Kanak hingga Sekolah Menengah Pertama. Lagu-lagu berbahasa Madura wajib dinyanyikan pada acara yang mengandung dimensi budaya seperti lomba-lomba, festifal, dan seminar budaya

Standarisasi Bahasa Madura. Tahapan ini dilakukan dengan cara merumuskan kodifikasi atau pembakuan bahasa Madura dibidang ejaan, istilah, tatabahasa dan leksikon (Kusnadi, 2008), sehingga kerancuan yang terjadi dalam masyarakat tentang bagaimana seharusnya menuliskan kata dalam bahasa Madura tidak terjadi lagi. Kamus bahasa Madura yang diterima dan digunakan seluruh masyarakat Madura haruslah ada.

Renaisansi (kebangkitan kembali) buku berbahasa Madura. Ketika tahap revitalisasi sukses, dan semua penduduk Madura dan penutur bahasa Madura telah mulai kembali menggunakan bahasa Madura, maka tahap yang kedua ini dapat  dilaksanakan.  Tahap  ini dilakukan dengan cara       memberikan

kesempatan kepada kaum intelektual, sastrawan, pendidik, ekonom, budayawan Madura untuk menulis buku berbahasa Madura, atau buku tentang Madura secara massive seperti biografi, kajian-kajian budaya, dan novel (baik yang berbahasa Madura atau yang bersettingkan Madura). Buku-buku ini haruslah beredar tidak hanya di pulau Madura saja tapi harus didistribusikan ke seluruh kawasan Nusantara. Tujuan tahapan ini adalah pengenalan bahasa Madura secara intensif kepada masyarakat Nusantara. Ketika bahasa Madura telah mulai dikenal, daya serap bahasa Madura kedalam bahasa Indonesia akan makin maksimal

Promosi bahasa dan budaya. Tahapan ini dilakukan melalui berbagai media seperti surat kabar dan televisi. Forum-forum resmi seperti seminar, lokakarya dan konfrensi tentang Madura harus diagendakan secara rutin tiap tahun di setiap daerah yang mayoritas penuturnya adalah penutur bahasa Madura. Ruang pemberitaan, siaran-siaran berbahasa Madura harus diusahakan ada pada tiap daerah di Madura atau daerah yang mayoritas penduduknya penutur asli bahasa Madura. Kegiatan promosi lainnya seperti lomba-lomba berpidato, mendongeng, membuat puisi dan prosa berbahasa Madura atau tentang Madura haruslah diselenggarakan setiap tahun.

Konservasi Bahasa Madura. Ketika empat tahapan di atas telah dilewati dengan sukses, hal ini menunjukkan kepada kita bahwa bahasa Madura telah berkembang dengan baik. Perkembangan ini harus dicermati dengan seksama agar eksistensi dan kemurnian bahasa Madura tetap terjaga. Konservasi ini dilakukan dengan cara melakukan kegiatan inventarisasi, penelitian di bidang bahasa utamanya bahasa Madura, dan diskusi-diskusi tentang bahasa Madura.

Ketika bahasa Madura telah dikenal secara luas, maka asimilasi bahasa Madura ke dalam bahasa Indonesia tidak akan terelakkan lagi.


Penutup

Dari apa yang telah didiskusikan di bagian sebelumnya, kita dapat menyimpulkan bahwa globalisasi dan perdagangan bebas telah memberikan angin segar pada masuknya pengaruh yang dapat merubah kondisi bangsa Indonesia. Salah satu aspek yang masuk tersebut adalah istilah-istilah bahasa asing yang kemudian dipinjam dan diserap ke dalam bahasa Indonesia. Karena minimnya aturan yang membatasi peminjaman dan penyerapan bahasa asing ini, menyebabkan bahasa pinjaman tersebut semakin lama semakin meningkat jumlahnya hingga akhirnya mempengaruhi kemurnian bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional bangsa Indonesia. Jika terus dibiarkan, bahasa Indonesia akan kehilangan jati dirinya dan pada akhirnya akan memusnahkan bahasa Indonesia itu sendiri.

Untuk mengatasi hal tersebut, segala tindakan yang berhubungan dengan konservasi bahasa Indonesia harus segera dilaksanakan. Promosi ” Aku Cinta Bahasa Indonesia” tidaklah cukup untuk melakukan ti ndakan konservasi ini. Ide- ide tentang penyerapan bahasa lokal seperti bahasa Madura sebagai pengganti bahasa asing harus juga dipertimbangkan. Hal ini wajar karena bahasa Madura meskipun hanya     berstatus bahasa daerah, tidak dapat dipungkiri        memiliki keistimewaan yang luar biasa yaitu kekayaan kosa-kata bermuatan lokal yang tidak dimiliki bahasa Indonesia. Dengan menyerap kosa kata bahasa Madura, selain hal ini dapat mempertahankan dan mengembangkan bahasa Indonesia, turut pula mempromosikan salah satu budaya dan bahasa yang dimiliki oleh negara Indonesia.

 Referensi

Azhar, Iqbal Nurul. 2008. Ketika Bahasa Madura Tidak Lagi Bersahabat Dengan Kertas dan Tinta dalam Bahasa dan Sastra dalam Berbagai Perspektif. Yogyakarta: Tiara Wacana. pp.16-18

Bell, Roger. T. 1981. An Introduction to Applied Linguistics: Approaches and
Methods in Language Teaching. London: B.T Batsford Ltd

Damanhuri, Adam. 2008. Makian Dalam Bahasa Madura. Makalah dipresentasikan dalam Kongres I bahasa Madura 15-19 Desember 2008.

Holmes, Janet. 1992. An introduction to Sociolinguistics. London: Longman

Tim Pakem Maddhu. 2007. Kamus Bahasa Madura: Madura-Indonesia. Pamekasan: Pemkab Pamekasan

Kusnadi, Drs, M.A. 2008. Strategi Pelestarian dan Pengembangan Bahasa dan Sastra Madura.

Makalah dipresentasikan dalam Kongres I bahasa Madura 15-19 Desember 2008
PJRN . 2006. Madura of Indonesia. www.joshuaproject.net. diakses 3 Mei 2006

Wikipedia. 2006. Madurese Language. www.answers.com.diakses 3 May 2006


*) Iqbal Nurul Azhar adalah dosen, praktisi Ethnolinguistics, dan pengamat bahasa Madura

Disampaikan pada Prosiding Seminar Nasional BAHASA, SASTRA, DAN BUDAYA DALAM KONTEKS KEARIFAN LOKAL.2009. Surabaya: Prodi Sastra Inggris UTM dan Penerbit Kanzun Book (dunduh dalam versi PDF)


POSTING PILIHAN

Related

Utama 8405028224045762657

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item