Harta Karun di Rumah Nenek



Cerita: Elmaghvira Ramadhania

Sudah dua hari yang lalu aku bermimpi bahwa ada harta karun di rumah nenek. Maka aku menceritakan hal itu pada teman-temanku dan mengajak mereka untuk berburu harta karun. Dan kami mendiskusikan untuk mencari waktu yang tepat.

Pada pagi hari nenek keluar rumah untuk menjual ikan, inilah waktu yang tepat untuk berburu harta karun. Aku pun memanggil teman-temanku, kami masuk ke rumah nenek secara diam-diam untuk pergi ke rumah belakang nenek. Kami pun menggali seluruh halaman belakang rumah nenek.

Setelah itu kami pun menemukan sebuah kotak yang terkunci. Nenek pun datang untuk membuka kotak itu terpaksa aku harus menceritakan semuanya pada nenek. Nenek mengerti perasaanku, dia mengatakan bahwa dirinya pernah diberi sebuah kunci oleh orang tuanya sebelum meninggal. Nenek mengambil kuncinya dan memberikan kunci itu padaku.

Aku pun mencoba kunci itu pada kotak yang terkunci dan berharap dapat terbuka. Ternyata cocok, aku pun membuka kotak itu. Isinya adalah peta harta karun. Menurut peta lokasinya di dekat rumah salah satu sepupuku. Kami pun pergi kesana dan menggalinya. Hari mulai malam dan kami masih menggali.

Setelah itu ada semacam bunyi, bunyinya seperti suara kuntilanak. Kami pun ketakutan dan segera kabur. Kami terus berlari dengan kencing hingga aku pun terjatuh.

Brak!

Kakiku terluka, sementara teman-temanku telah jauh meninggalkanku.

Aku pun kembali ke tempat yang tadi kami gali. Ya kerumah sepupuku kembali. Aku pun melihat nenekku sedang tertawa terbahak-bahak sambil berkata.

“Anak muda sekarang sangat penakut, hanya mendengar suara kuntilanak saja sudah kabur.”aku pun mendekati nenek dan mengagetkan nenek, nenek pun kabur sambil berkata,

“Ya Allah…lindungilah hambamu ini.”aku pun tertawa terbahak-bahak.

Setelah rasa sakitku berkurang, aku pun pulang kerumah nenek dengan cara berjalan perlahan. Setelah sampai dirumah aku segera memasuki kamarku untuk tidur. Akan tetapi, kamarku penuh dengan teman-temanku.

Aku pun bertanya pada mereka

“Untuk apa kalian disini?”

“Kami takut pada setan kuntilanak itu.”mereka menjawab hampir bersamaan. Jadi aku pun terpaksa harus membujuk mereka agar mereka ingin pulang. Setelah mereka semua pulang, aku pun tidur.

Keesokan harinya aku pun mengajak teman-temanku untuk menggali kembali tempat yang kemarin kami gali. Akan tetapi, mereka masih trauma karena kejadian kemarin. Maka aku pun menceritakan cerita yang sebenarnya pada mereka.

“Jadi nenek yang menakuti kita?”kata salah seorang temanku.

“Ya, maafkan nenek ya!”jawabku.

“Ya, tidak apa-apa.”jawab teman-temanku.

Kami pun melanjutkan penggalian. Setelah beberapa menit kemudian kami menemukan sebuah kotak, kotak itu tidak terkunci jadi kami langsung membukanya. Isinya adalah sebuah peta dan sebuah kunci.

Aku pun menyimpan kuncinya. Saat kami akan meneruskan perburuan, salah seorang temankupun berkata,

“Bagaimana jika kita beristirahat di rumah nenekku, yuk!.”Maka teman-temanku mengangguk.

Kami pergi ke rumah nenekku. Setelah sampai dirumah nenek, aku langsung masuk untuk membuat es teh. Setelah itu aku langsung memberikan es teh itu kepada teman-temanku yang kehausan.

Beberapa lama kemudian, kami pun berangkat untuk melan­ jutkan perburuan. Kami melewati sungai, di sungai itu aku terjatuh,

Byurrrrr…!

Bajuku menjadi basah, tapi aku tidak merisaukan hal itu. Kami terus berjalan dan kami pun berhenti di tunjukkan oleh peta.

Kami menggali tempat itu. Setelah beberapa lama kemudian kami menemukan sebuah kotak lagi yang terkunci. Aku pun memasukkan tanganku ke dalam kantong baju untuk mengambil kunci. Tapi kunci itu tidak ada dikantongku. Aku pun mengingat tempat yang telah kami lewati. Aku teringat pada sungai itu.

Aku pun kembali ke sungai tempat aku jatuh. Setelah sampai di sungai aku pun mencari kunci itu. Tak lama kemudian aku menemukan kuncinya. Akan tetapi aku mendengar suara nenek.

Terpaksa aku harus kembali lagi kerumah nenek.

Setelah sampai, nenek melihatku. Dia pun bertanya, “Dari mana saja kamu?”

Aku pun menjawab “Dari rumah saudara!.”

Lalu nenek menyuruhku untuk tidur karena nanti sore aku akan ikut nenek ke acara resepsi pernikahan tanteku.

Maka aku pun tidur. Pada pukul 15.00 WIB aku bangun dan langsung mandi. Lalu aku bersiap ke acara lalu aku dan nenek berangkat. Setelah acara selesai aku pun pulang. Aku langsung ganti baju dan pergi kerumah salah seorang saudaraku. Di sana ada temanku dan dia memberikan kotak harta karun itu padaku. Aku langsung mengambil kunci dan membuka kotak itu di dalamnya ada sebuah kunci dan kertas yang bertulis

“Kembalilah ke tempat semula.”

Aku langsung kembali ke rumah nenek dan bertanya “Apakah ada barang yang terkunci nek?”

“Ya, ada.” jawab nenek. Nenek memberi sebuah peti padaku

Aku pun membukanya dengan kunci yang di dalam kotak tadi. Ternyata cocok, aku langsung membukanya. Di dalam peti ada emas dan perhiasan. Aku senang sekali. Jadi kita harus berusaha dan bersungguh-sungguh untukmendapatkan suatu keinginan. Dan dengan kerja sama dapat membuat hari lebih menyenangkan.

*****

Elmaghvira Ramdhani, siswi dari SDN. Pamolokan II Sumenep. Aira, panggilan akrabnya. Ia meraih juara I di kelas. Ia lahir di Malang, 13 September 2008 ini adalah anak pertama dari tiga bersaudara. Aira memiliki hobi mengaji dan bercita-cita menjadi guru. Ia tinggal bersama keluarganya di Jl. Saluran Air Pamolokan.
POSTING PILIHAN

Related

Utama 4150990447396721429

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item