Saat-saat Ujian di Ponpes Pesantren Al Amien


Adji Tarmidji Rachman

Mengikuti ujian di Pondok Pesantren Al Amien merupakan suasana paling tidak terlupakan selama nyantri di pondok wilayah ujung timur Pulau Madura, tepatnya ke Prenduan, Kecamatan Pragaan, Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Ada yang bilang ujian di pondok ini menakutkan, namun ada yang menyebutnya justru menyenangkan. Mau tahu ? Panasaran?. Ini penjelasannya.

Saat-saat memasuki hari-hari menjelang ujian tampak perbedaan dari keseharian para santri. Setiap kemanapun melangkah, dipastikan memegang buku. di Rayon, ke kelas, bahkan ke kamar mandi, dapur, masjid, koperasi, kantin asal jg masuk ke tolilet “mamnu qot-an” (dilarang keras). Kadang ada pula yang sudah niat belajar; bawa buku setumpuk; to’am (jajan) se tas plastik kresek. Eee…tidak tahunya bablas ketiduran di pojokan masjid atau di kelas sampai disuruh pulang (usir?) ke Rayon sama “qismul amn” (bagian keamanan) sekitar pukul 03 pagi.

“Apa yang kaya gini ente pernah ngalamin???”.... Ana bantu jawab : “pernaaaaah”….

Bukan hanya itu saja, suara lantang dan nyaring hafalan mahfudzoth, tafsir dan hadist di mana-mana menggema. Ada yg di lapangan bola, di kebun tembakau, di bawah pohon kelapa, di pinggir tambak garam semuanya terasa berbeda. Dan seperti biasa sebelumya Pak Kiai membuka “belajar malam” artinya semua santri dianjurkan untuk bertanya langsung kepada para ustadz yg mengajarkan materi pelajar di kelas untuk bertanya seluas-luasnya sampai paham dan mengerti apa yg belum jelas atau yang terlewatkan ketika mengajar di kelas. Ada juga ustadz dan mualim/mudabir santri kelas 6 yang keliling pondok. ke rayon, ke kelas, masjid, gedung pertemuan dan semua sudut pondok di telusuri para santri yang sedang belajar.

Pesan Pak Kiayi yang ana ingat, ketika menghadapi ujian utk para santri “bil imtihani yukraamu-l- mar’u au yuhaanu”,  artinya : “dengan ujian maka seseorang akan dimuliakan atau dihinakan”.
Dan satu lagi “al-imtihan lit-ta’allum wa laysa ta’allum lil-imtihan” artinya : “ujian untuk belajar bukan belajar untuk ujian. Pesan yg sangat sederhana tapi artinya “amiq ziddan” (sangat dalam).

“Ujian untuk mengetahui sejauh mana pemahaman santri terhadap pelajaran bukan belajar karena akan menghadapi ujian”. Disini santri buka hanya diuji materi saja tapi ada aspek lain yang lebih penting mengajarkan ”nilai-nilai kejujuran, mental dan sportivitas”.

Ujian yang memakai “ala Gontor dan ala Al Amien" biasanya terbagi dua: imtihan syafahi dan imtihan tahriri atau lebih akrab dikenal dengan ujian lisan dan ujian tulis. Pelaksanaan ujian didahului dengan ujian lisan. Materi yang diujikan biasanya menyangkut ibadah muamalah harian seperti paktek sholat, doa-doa, surat-surat pendek Al Qur’an ditambah Tafsir, Hadist dan Mahfudzhot tentu sangat jauh dari kata menyontek, hal itu dikarenakan santri harus menjawab pertanyaan satu persatu dalam ruangan secara lisan.

Penguji pada ujian lisan ini terdiri dari ustadz dan santri kelas 6 yang tentu melaksanakan ujian ini secara serius karena penguji juga dijaga oleh panitia ujian. Sebelum mengujikan materi kepada santri, seluruh penguji terpilih harus diuji dulu oleh ustadz senior sehingga tidak ada kesalahan nantinya.

Yang lucunya lagi ada yg pakai sandal karena sepatunya hilang dan pinjam sepatu pada kawannya, ada juga kaos kaki dipotong jadi 4 bagian, yang penting bisa “dukhuuulan” masuk ruang ujian lisan.

Beda halnya dengan ujian lisan, pada ujian tulis pengawasan menjadi super ekstra ketat. Santri akan mengerjakan ujian di kelas dan tempat yang telah ditentukan oleh panitia ujian, sehingga pada satu bangku akan ditempati oleh dua santri yang beda kelas, contohnya kelas 1 duduk dengan kelas 3. Hal ini menyebabkan santri tidak mungkin melihat jawaban santri sebelahnya, karena soal, materi dan tingkat kesulitan yang berbeda dan kelasnya juga beda, dan santri akan terhindar dari ngobrol di kelas saat ujian .Paling yang ada bengong, kalau tidak dan biasanya pertanyaan ditulis lagi di lembar jawaban. Dari pada ngantuk lantaran angin semilir dekat pohon kelapa,  menunggu “jaros istirahat”

Seluruh soal pada ujian tulis bersifat esai (bukan multiple choice pilih a,b,c,d,e). Karena soal multiple choice terkadang menguji keberuntungan bukan kepahaman terhadap materi alias ngitung kancing hehehe...

Pengawas ujian terdiri dari para ustadz dan santri kelas 6. Sebelum pelaksanaan ujian, seluruh santri kelas 6 dan para ustadz diberikan pengarahan dari pengasuh/pimpinan pondok, sehingga benar-benar memahami hakikat ujian serta peraturan yang ada. Saat mengawasi ruangan ujian, tidak diperkenankan bagi pengawas untuk duduk dan ngobrol di dalam ruang ujian. Hal ini bertujuan untuk membentuk kedisiplian. Tidak heran, pada saat ujian berlangsung pondok terasa sepi sunyi dan senyap. Tidak hanya itu, pengawas juga masih dalam pengawasan para ustadz senior serta panitia ujian. Dan di pertengahan ujian selalu ada evaluasi bagi seluruh ustadz serta santri kelas 6.

Adanya peraturan ketat disiplin tentu melatih kejujuran pada seluruh penghuni pondok. Di samping itu memberikan kepercayaan pada santri bahwa seburuk-buruknya nilai yang didapatkan dgn usaha sendiri lebih baik daripada sebaik-baiknya nilai yang didapatkan dengan kecurangan. Karena ujian juga mengajarkan keikhlasan dimana seluruh pengawas dan panitia tak ada satu pun yang dibayar dengan harapan pasti Allah yang membalas semuanya dan pasti dicatat dgn tinta emas sbgi amal baik selama mengabdi untu pondok….

Smoga ada manfaatnya.... sukses, semangat utk semua santri yang sedag menempuh ujian ma-an najah fil imtihan...  ****
 ___
 
Adji Tarmidji Rachman adalah alumnus Ponpes  Al Amien Prenduan dan pernah kuliah di tempat yang sama Institut Dirosat Islamiyah Al-Amien Prenduan. Tinggal di Singaraja Bali.
 
Tulisan ini diangkat dari group FB Al Amien Prenduan Pondokku

POSTING PILIHAN

Related

Utama 8546522335965879950

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item