Peran Guru Pendidikan Islam di Era Milenial


Oleh: Siti Romlah

Berbicara tentang pendidikan Islam tidak asing lagi kita dengar, apa lagi pada era 4.0 ini yang mana pendidikan sangat membutuhkan perhatian penuh, baik dari pemerintah, guru, orang tua, peserta didik, terutama masyarakat luas. Lalu pertanyaannya bagaimana keadaaan peserta didik saat ini? Serta bagaimana solusi seorang pendidik  serta perannya dalam mengatasi pendidikan saat ini?. Untuk mengetahui jawabannya, lebih tepatnya kita harus tahu siapa peserta didik itu, dan bagaimana peran guru terhadap kedaan peserta didik sekarang,serta bagaimana keadaan pendidikan saat ini terlebih dahulu.

Peserta didik atau yang biasa kita sebut dengan murid adalah mereka yang sedang belajar di bangku sekolah, mereka yang menuntut ilmu, dan lebih luasnya lagi adalah mereka yang bener-benar membutuhkan bimbingan dan arahan oleh seorang pendidik agar menjadi manusia yang lebih baik. Toto Suharto dalam bukunya filsafat Islam (2011) menyatakan bahwa, dalam paradigma pendidikan Islam, peserta didik merupakan orang yang belum dewasa dan memiliki sejumlah potensi dasar  (fitrah) yang perlu dikembangkan. Di sini peserta didik adalah makhluk Allah SWT. yang terdiri dari aspek jasmani dan rohani yang belum mencapai taraf kematangan, baik fisik, mental, intelektual, maupun psikologinya. Oleh karena itu,ia senantiasa memerlukan bantuan, bimbingan,dan arahan pendidik, agar dapat mengembangkan potensinya secara optimal, dan membimbingnya menuju kedewasaan.

Sedangkan pendidik atau Guru adalah mereka yang mengajar, membagikan ilmu, serta membimbing peserta didik untuk  perkembangan peserta didik. Menurut Toto Suharto dalam bukunya Filsafat Pendidikan Islam (2011) mengatakan bahwa, secara umum, pendidik adalah mereka yang memiliki tanggung jawab mendidik. Mereka adalah manusia dewasa yang karena hak dan kewajibannya melaksanakan proses pendidikan. Dan dalam buku ini beliau juga mengambil pendapat dari  Ahmad Tafsir (2011) bahwa, pendidik dalam Islam adalah siapa saja yang bertanggung jawab terhadap perkembangan potensi  peserta didik, baik kognitif, afektif maupun potensi psikomotor. Jadi dapat disimpulkan bahwa pendidik adalah mereka yang mendidik, membimbing, dan mengarahkan peserta didik agar menjadi lebih baik.

Melihat perkembangan peserta didik di era 4.0 ini dapat kita simpulkan bahwa semakin berkembangnya ilmu tegnologi serta aplikasinya dalam pendidikan  maka semakin berkembang pula tingkat pengetahuan mereka. Akan tetapi, di sisi lain hal itu berdampak negative pada  perkembangan belajar peserta didik. Mereka akan lebih malas untuk membaca buku dan referensi-referensi lain yang berbentuk cetak, karena sudah tersedia banyak aplikasi yang menyediakan materi-materi tersebut. Sehingga mereka tidak membutuhkan referensi yang berbentuk buku lagi. Dan hal ini berdampak pada kemalasan anak untuk terus belajar, meneliti, menggali potensinya, dan terus berkarya. Karena semua sudah terpenuhi tanpa harus merasa kesulitan.

Lalu, bagaimana sikap kita terhadap masalah ini, terutama bagi seorang pendidik atau guru?. Guru selain berperan sebagai pendidik ia juga berperan sebagai pemimpin, fasilitor,orang tua kedua, bahkan teman bagi peserta didik. Dan ia harus bertanggung jawap atas peran tersebut. Ia harus mengembangkan ilmunya agar dapat bermanfaat bagi dirinya dan masyarakat. Seorang guru juga harus memberikan teladan yang baik bagi muridnya, karena apapun yang ia lakukan akan ditiru oleh mereka. Kemudian peran guru seperti apa yang dibutuhkan saat ini. Jamal Ma’mur Asmani dalam bukunya Tips Menjadi Guru Inspiratif, Kreatif, dan Inovatif (Cet. 13: 2012) menyatakan bahwa untuk menjadi guru yang ideal dan inovatif serta mampu mengarahkan anak menjadi lebih baik harus memperhatikan 10 hal-hal berikut:
  1. Menguasai materi pelajaran secara mendalam.
  2. Mempunyai wawasan luas.
  3. Komunikatif.
  4. Dialogis.
  5. Menggabungkan teori dan praktek.
  6. Bertahap.
  7. Mempunyai variasi pendekatan.
  8. Tidak memalingkan materi pelajaran..
  9. Tidak terlalu menekan dan memaksa.
  10. Humoris, tapi serius.
Selain itu seorang guru juga harus menguasai globalisasi. Karena di era globalisasi ini perkembangan tegnologi sangat pesat, seorang guru harus lebih menguasai tegnologi dibandingkan dengan muridnya. Agar mereka tidak membodohinya, mengingat perkembangan akhlak murid pada guru saat ini sangat minim.

Jadi dapat disimpulkan bahwa peran guru dalam mengatasi murid saat ini terutama masalah pendidikan Islam adalah guru yang tidak terlalu mengekang murid dan terlalu menoton. Seharusnya murid diberikan kebebasan dalam berpendapat dan berkarya dengan tetap dipantau oleh guru. Guru juga bisa memberikan tugas yang sesuai dengan keadaan mereka saat ini. Contohnya karena sekarang tegnologi sudah berkembang, dalam penulisan karya ilmiyah, menurut Jamal Ma’mur Asmani (2012) pelajar tidak hanya mengandalkan hal-hal yang bersifat normatif, tapi juga penelitian empiris yang mendukung basis analisis rasional yang mantap. Ada kombinasi antara teori dan praktik di lapangan, terjadi sinergi dan integrasi dalam kajian keilmuan dan realitas empiris yang dinamis dan konspktual. Dengan berkembangnya perubahan zaman, maka seharusnaya metode dalam belajar mengajar juga harus berubah. 

Siti Romlah, mahasiswi semester  IV, Fakultas : Tarbiyah (PBA), Institut irosat Islamiyah Al-amien Prenduan.

POSTING PILIHAN

Related

Utama 971601349568598266

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item