Urgensi Orang Tua Dalam Melahirkan Generasi yang Berkualitas

Anak-anak sebagai generasi penerus bangsa
Oleh: Amiyatul Padilah

Perkembangan zaman yang sangat canggih telah banyak melahirkan problemati. Gaya hidup yang semakin berkualitas, memaksakan bagi para pengikutnya untuk ikut berkesinambungan dalam perkembangan tersebut. Tak jarang jika para pengikutnya rata-rata para remaja.

Sudah banyak teknologi yang telah diakseskan para generasi. Gadjet merupakan salah satu bentuk teknologi yang sering digunakan dan tak pernah ketinggalan saat  sedang beraktivitas. Bisa dikatakan bahwa benda itu menjadi salah satu saksi dalam perubahan akhlak para pemuda. Oleh karena itu, terkadang benda pipih itu menjadi musibah bagi para penggunanya. Dimana, jika sudah bereaksi dengan dengan gadjet, maka dapat dipastikan apapaun bentuk kerjaan akan terbengkalai.

Maka tak jarang lagi kita temukan banyak para pemuda yang kurang beradab. Padahal adab merupakan salah satu bentuk yang perlu direalisasikan dalam meraih masa depan yang gemilang.

Apabila kita selidiki dengan teliti lagi, apapun problem-problem yang terjadi pada para remaja kemungkinan berasal dari kelalaian orang tua dalam memperhatikan pergaulannya sehari-hari. Sebelum orang tua menyerahkan hak didiknya pada sekolah, orang tualah pendidikan pertama yang diterima oleh anak. Apalagi perkembangan zaman yang menuntut orang tua harus ekstra dalam menjaga anak-anaknya. Apalagi dalam menjaga anak yang sudah beranjak dewasa dan telah mengenal banyak tentang dunia lebih luas.

Pendidikan anak hari ini sangat berpengaruh dalam meraih masa depan anak. Motivasi, arahan serta ajaran dari orang tua sangat dibutuhkan. Sejak kecil lah anak harus diajari, mulai dari intelektual maupun non intelektual. Sebagai mana pepatah arab mengatakan “Al-Ummu Madrasatul Ula” yang artinya “ibu adalah pendidikan pertama”. Pepatah Arab diatas sangat berkesinambungan dengan kewajiban orang tua dalam membekali nilai-nilai agama bagi anak.

Orang tua merupakan pondasi terkuat seorang anak. Tanpa orang tua, mungkin hakikat kesuksesan seorang anak tidak ditemukan titik terangnya. Karena itulah kesuksesan seorang anak itu tidak sepenuhnya atas hasil usahanya sendiri. Sepintar-pintarnya anak, tidak bearti apa-apa tanpa dorongan terkuat dari orang tua. Tidak ada yang dapat melukiskan atas kebaikan yang telah dilakukan orang tua. Karena orang tua itu merupakan motivator handal yang tidak dapat digantikan oleh siapapun.

“Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu dan dari padanya Dia menciptakan isterinya, agar dia merasa senang kepadanya. Maka setelah dicampurinya, isterinya itu mengandung kandungan yang ringan, dan teruslah dia merasa ringan (beberapa waktu). Kemudian tatkala dia merasa berat, keduanya (suami-isteri) bermohon kepada Allah, Tuhannya seraya berkata: "Sesungguhnya jika Engkau memberi kami anak yang saleh, tentulah kami termasuk orang-orang yang bersyukur,” (QS. Al-‘Araf: 189). Ayat ini jelas mengatakan bahwa memiliki anak-anak yang sholeh itu merupakan hadiah terindah bagi orang tua. Berhubungan objek kebahagian orang tua terletak pada anak, maka tugas anak sekarang adalah mewujudkan impian orang tua tersebut.

Menjadi anak yang sholeh sesuai syariat Islam memang tidak segampang membalikkan telapak tangan. Semuanya butuh proses. Tidak ada kebahagian haqiqi tanpa dilalui oleh lika-liku tikungan. Kunci utamanya usaha, jika memang benar-benar istiqomah dalam menjalankan perubahan kearah yang lebih baik lagi, maka Allah akan lebih mudah dalam melancarkan urusan kita.

Agama merupakan ajaran terbaik dari segala macam bentuk ajaran yang paling baik di dunia ini. Kunci terbaik orang tua dalam mendidik anaknya adalah pendidikan yang dimulai dari pendidikan agamanya. Sebagaimana firman Allah berikut ini.“Barang siapa yang menghendaki keuntungan di akhirat akan Kami tambah keuntungan itu baginya dan barang siapa yang menghendaki keuntungan di dunia Kami berikan kepadanya sebagian dari keuntungan dunia dan tidak ada baginya suatu bahagia pun di akhirat.” (QS. Asy-Syura: 20). Ayat di atas menegaskan bahwa kejarlah akhirat maka dunia akan mengikuti, apabila hanya mengejar dunia maka keuntungan dunia saja yang dimiliki.

Karena itu, tugas orang tua sekarang tanamkanlah di diri anak nilai-nilai spiritual. Kesuksesan anak sangat bergantung pada didikan orang tua. Tetapi, jangan lupa tentang kebebasan seorang anak. Anak juga butuh hak untuk bersosialisi, berkreasi dan berinovasi sama teman-temannya. Orang tua dan anak adalah satu team yang perlu direalisasikan, agar menjadi team yang lebih baik lagi.

Amiyatul Padilah, Prodi: PBA (Pendidikan Bahasa Arab) Semester: IV





       

POSTING PILIHAN

Related

Utama 4686746093680711484

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

LSB Eksaina

LSB Eksaina
Program kerjasama Pro 1 RRI Sumenep dengan Rumah Literasi Sumenep, dalam bentuk siaran ramah anak dengan penampilan lewat siaran radio untuk siswa SD/MI/SMP/MTs. Silakan daftarkan siswa sekolah Anda.

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

item