Etika dan Profesi Keguruan
Model Pendidikan yang Cocok Untuk Revolusi 4.0

Oleh: Qurrotul A'yuni,

Kemajuan sains dan teknologi telah membawa babak baru bagi peradaban manusia, Daya jangkau yang sangat luas membuat interaksi manusia dalam dimensi ruang dan waktu semakin tak terbatas. Perangkat teknologi sejatinya diciptakan untuk memudahkan manusia dalam menjalani berbagai aktivitas kehidupan sehingga memicu perubahan sikap, perilaku, dan cara hidup yang semakin efisien dan produktif, serta perubahan.

Mengetahui betapa urgensinya pendidikan anak usia dini, maka Guru PAUD memiliki peran yang penting, terkhusus di era revolusi. Peran guru semula sebagai pemberi pengetahuan, berubah menjadi mentor, fasilitator, motivator, inspiratory, juga pengembang imajinasi dan kreativitas. Guru menjadi penanam nilai-nilai karakter dan membangun teamwork serta empati sosial. Aspek-aspek tersebut penting untuk dijalankan guru karena tidak dapat diajarkan oleh mesin.

Guru yang professional merupakan faktor penentu keberhasilan pendidikan yang berkualitas. Rendahnya kualitas pendidikan saat ini adalah indikasi perlunya keberadaan guru professional (Kristiawan, 2018). Maka dari itu, urgensi pendidikan anak usia dini, menuntut profesionalisme guru PAUD. Pada penelitian ini,dilakukan bagaimana profesionalisme guru PAUD Melati Terpadu dalam meningkatkan mutu pendidikan di era revolusi industri 4.0. namun tidak hanya keprofesionalan guru PAUD, akan tetapi sampai jenjang yang lebih tinggi yaitu mahasiswa.

Keprofesionalan dosen dalam mendidik para mahasiswa yang lebih diutamakan bukanlah intelektual semata akan tetapi spiritual dan prilakunyalah yang harus lebih diutamakan untuk menghadapi revolusi 4.0 saat ini.

Keberhasilan Indonesia untuk menghadapi Revolusi Indusrti 4.0 turut ditentukan oleh kualitas pendidik seperti dosen, guru maupun tenaga pendidik lainnya. Para pendidik dituntut menguasai keahlian, kemampuan beradaptasi dengan teknologi baru dan tantangan global. pendidikan adalah tantangan besar abad ini. Jika tidak mengubah cara mendidik dan belajar-mengajar, 30 tahun mendatang kita akan mengalami kesulitan besar.

Pendidikan dan pembelajaran yang sarat dengan muatan pengetahuan mengesampingkan muatan sikap dan keterampilan sebagaimana saat ini terimplementasi, akan menghasilkan anak didik yang tidak mampu berkompetisi dengan mesin. Dominasi pengetahuan dalam pendidikan dan pembelajaran harus diubah agar kelak anak-anak muda Indonesia mampu mengungguli kecerdasan mesin sekaligus bijak menggunakan mesin untuk kemaslahatan.

Menurut Suryadi dalam Suwarna (2004), predikat guru professional dapat dicapai dengan memiliki empat karakteristik professional, yaitu
  1. Kemampuan professional (professional capacity), yaitu kemampuan intelegensi, sikap, nilai, dan keterampilan serta prestasi dalam pekerjaannya. Secara sederhana, guru harus menguasai materi yang diajarkannya,
  2. Kompetensi upaya professional (professional effort), yaitu kompetensi untuk membelajarkan siswanya,
  3. Profesional dalam pengelolaan waktu (time devotion),
  4. Imbalan professional (professional rent) yang dapat menyejahterakan diri dan keluarganya.

Memasuki era revolusi industry 4.0, sebagai garda terdepan dalam dunia Memasuki era revolusi industry pendidikan, guru harus meng-upgrade kompetensi dalam menghadapi era pendidikan 4.0. Peserta didik yang dihadapi guru saat ini merupakan generasi milenial yang tidak asing lagi dengan dunia digital.

Peserta didik sudah terbiasa dengan dengan arus informasi dan dan teknologi industri 4.0. Mengingat tantangan tersebut, maka guru harus terus belajar meningkatkan kompetensi sehingga mampu menghadapi peserta didik generasi milenial. Jangan sampai timbul istilah, peserta didik era industri 4.0, namun belajar dalam ruang industri 3.0 dan diajarkan oleh guru industri 2.0 bahkan 1.0. Jika hal ini terjadi, maka pendidikan kita akan terus tertinggal dari negara lain yang telah siap dengan perubahan besar ini.

Untuk menghadapi hal ini, seperti diberitakan Republika.co.id pada 02 Mei 2018 lalu, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan RI, Muhadjir Effendy, menyatakan bahwa perlu merevisi kurikulum dengan menambahkan lima kompetensi. Muhadjir menjelaskan, pertama diharapkan peserta didik memiliki kemampuan berpikir kritis. Kedua, diharapkan peserta didik memiliki kreativitas dan memiliki kemampuan yang inovatif. Selanjutnya perlu adanya kemampuan dan keterampilan berkomunikasi. Keempat bekerja sama dan berkolaborasi. Terakhir, diharapkan peserta didik memiliki kepercayaan diri. Dikutip dari laman www.kompasiana.com, untuk menyiapkan para guru menghadapi perkembangan zaman yang terus berkembang, setidaknya ada 4 kompetensi yang harus dimiliki oleh guru pada era revolusi industri 4.0 ini. 4

1.    Guru Harus Mampu Melakukan Penilaian Secara Komprehensif

Kompetensi tersebut adalah sebagai berikut: Guru Harus Mampu Melakukan Penilaian Secara Komprehensif Penilaian tidak hanya bertumpu pada aspek kognitif atau pengetahuan saja. Namun penilaian yang dilakukan oleh guru di era sekarang harus mampu mengakomodasi keunikan dan keunggulan para peserta didik, sehingga para peserta didik sudah mengetahui segala potensi dirinya sejak di bangku sekolah.

2.    Guru Harus Memiliki Kompetensi Abad 21
Untuk mewujudkan siswa yang memiliki keterampilan abad 21 maka gurunya pun harus memahami dan memiliki kompetensi tersebut. Ada 3 aspek penting dalam kompetensi abad 21 ini, yaitu: karakter, keterampilan, dan literasi.

3.    Guru Harus Mampu Menyajikan Modul Sesuai Passion Siswa
Di era perkembangan teknologi yang semakin berkembang, modul yang digunakan dalam pembelajaran tidak selalu menggunakan modul konvensional seperti modul berbasis paper. Guru masa kini harus mampu menyajikan materi pelajaran dalam bentuk modul yang bisa diakses secara online oleh para peserta didik. Sudah banyak fitur yang bisa dijadikan oleh guru sebagai sarana untuk mengembangkan modul berbasis online. Namun demikian ketersediaan fitur untuk modul online ini harus dibarengi dengan kemampuan guru dalam mengemas fitur-fitur tersebut. Kombinasi antara pembelajaran tatap muka di kelas (konvensional) dan pembelajaran online ini dikenal dengan istilah blended learning

4.    Guru Harus Mampu Melakukan Autentic Learning yang Inovatif.
Sekolah bukan tempat isolasi para peserta didik dari dunia luar, justru sekolah adalah jendela untuk membuka dunia sehingga para siswa mengenali dunia.

Upaya yang dapat dilakukan dalam meningkatkan profesional guru di era revolusi industri 4.0 adalah guru harus memiliki kompetensi utnnuk melakukan penilaian secara komprehensif, memiliki kompetensi abad 21 (karakter, keterampilan, literasi), mampu menyajikan modul sesuai passion peserta didik, mampu melakukan autentic learning yang inovatif. Meningkatnya profesionalisme guru akan mendorong meningkatnya mutu pendidikan menyongsong era revolusi industri 4.0.


Qurrotul A'yuni, Mahasisiwi PBA IDIA Prenduan
POSTING PILIHAN

Related

Utama 6056713582119377522

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item