"Sapi Kerapan" Sajak Nurul Imami
http://www.rumahliterasisumenep.org/2019/11/sapi-kerapan-sajak-nurul-imami.html
*****
Sapi Karapan
Pekat darah menetes
Nafas hangat terhempas
Segelintir keringat mengalir
Bulir air mata terjatuh dengan ceceran-ceceran air liur
Di atas ribuan butir-butir garam yang memuncak
Gegas langkah semakin lesat
Pekik suara semakin lantang
Menempuh jalan yang jauh semakin dekat
Dialah sapi karapan
Yang terlahir dari jiwa roh nenek moyangku
Lentik jemari berlumur lumpur
Dengan tangguh menghentakkan seutas tali
Debar di dada menusuk jantung
Teriakan menggema memantik sang gelora
Bersama symphoni yang mampu menggetarkan hati
Wahai nenek moyangku, bersatulah!
Bersatulah bersama darah yang mengalir dalam diri
Bersatulah bersama suka dan duka yang mengaung
Bersatulah bersama rintihan perih yang membekas
Di bawah langit nenek moyangku
Di atas ribuan butir-butir garam
Akan kugapai bintang gemintang bersama sapi karapan
(Puisi : "Sapi Kerapan", sebagai Juara Harapan I pada Lomba Cipta Tingkat SMA/MA/SMK dan Mahasiswa se Kabupaten Sumenep, yang diselenggarakan oleh Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Kabupaten Sumenep, tahun 2019.)
Penyemangat yang Menyengat
Dalam kesendirian aku duduk termangu
Mencoba memahami walau membisu
Sakit yang terus saja menggebu
Pernah berfikir bahwa ini hanyalah semu
Tuturmu begitu tajam
Bagai pedang yang dapat menusukku dalam-dalam
Aku tidak ingin menyimpan dendam
Namun, kelak kau akan membungkam
Kau pikir aku akan jatuh?
Maaf, semangatku masih utuh
Aku tidak akan pernah jatuh
Hanya karena tuturmu yang begitu angkuh
Tuturmu membuatku lebih kuat
Tuturmu membuatku menjadi lebih tegap untuk bangkit
Walau besar rasa sakit yang begitu menyengit
Semangatku kini semakin membulat
Terimakasih penyemangat yang menyengat
Berkatmu aku banyak belajar
Bahwa segala hal yang membuatku pengap
Tidak akan mampu menghentikan segala harap
Kuharap kau tak lupa dengan mimpimu
Hanya karena menyibukkan diri dengan mimpiku
Sebab mimpiku adalah mimpiku
Dan mimpimu adalah mimpimu
Aku harap kau dapat mengerti
Aku harap kau lekas berhenti
Aku harap kau lekas menyadari
Karena kau pun pasti memiliki mimpi
Sumenep, 10 Februari 2019
Tak Sekuat Barang Antik
Hatiku pada siapa
Hatimu pada siapa
Aku tidak tau apakah rasamu itu benar adanya
Atau hanya untuk mencari perhatian belaka
Jangan buat diriku selalu berharap
Karena rasaku ini bertahap
Sesaat aku merasakan pengap
Sesaat lagi aku kembali berharap
Rasaku benar adanya
Jika rasamu hanya kepalsuan belaka
Lakukanlah suatu kesalahan dengan tega
Agar aku mendapatkan dukungan untuk tak lagi menyimpan rasa
Perihal kau ingin mencari yang terbaik
Kau tak harus membuat hati orang lain tercekik
Kau tak harus membuat hati orang lain tercabik
Karena sungguh hati tak sekuat barang antik
Sumenep, 15 September 2018
Mari Berdamai
Goresan tangan: Nurul Imami
Keluh kesah dalam jiwa
Terpendam membisu tanpa suara
Merangkul berat sebuah asa
Berharap akan hilang segala derita
Tangis disertai gerimis
Cucuran darah berbau amis
Pasukan iblis berbaris
Tak pernah mengalah dan selalu bersikap egois
Apa salah kami?
Hingga kami harus dibasmi
Apa salah kami?
Hingga kami dibiarkan mati
Bumi kami sangatlah indah
Berharap akan bebas dari para penjajah
Semangat kami tak akan pernah goyah
Dan kami tak akan pernah mengenal kata menyerah
Merinding kami rasakan
Tangisan kami luapkan
Dengan penuh sebuah harapan
Kami menginginkan sebuah perdamaian
Tak perlu suara menggeram
Tak perlu wajah yang seram
Mari kita bersulam
Agar masa depan anak kita tak suram
Tak perlu lagi bertikai
Tak perlu lagi saling mengikat dengan rantai
Mari bersama hilangkan badai
Marilah kita berdamai
Sumenep, 28 Oktober 2018