Menandai Tiga Tahun Rumah Literasi Sumenep

 
 
Foto bareng seusai tasyakuran tiga tahun Rulis, disebuah rumah makan di kawasan Sumenep
 
Rumah Literasi Sumenep (Rulis) didirikan pada 11 Nopember 2016, diawali dengan Workshop Menulis Cerita bagi guru. Dalam perkembangannya antusias dan respon peserta workshop cukup menggembirakan,  sebagian peserta menyatu dalam organisasi yang terdiri dari para guru itu.

Dan sejak itu, Rulis menyatakan diri sebagai organisasi yang menitik beratkan pada gerakan literasi,  dengan konsesp untuk berbagi. Selama perjalanan tersebut, Rulis tidak sedikit harus melawan rintangan; waktu, sempat, kesiapan, kemampuan, enerji dan lainnya. Hal ini lantaran para aktivis Rulis semuanya terdiri dari para guru yang super sibuk untuk mengatur waktu, dan apalagi satu sama yang lain bertempat tinggal berjauhan (mulai dari kota sampai Kalianget, Saronggi, Dasuk, Lenteng, bahkan  perbatasan batas kota Sumenep/Pamekasan) Namun semua dijalaninya dengan suka dan rela hati serta penuh tanggung jawab.

Selama tiga tahun ini aktivis relawan Rulis telah menembus ke sejumlah pelosok Sumenep, termasuk kepulauan, dengan niatan berbagi tanpa harus menerima imbalan. Sasaran utama Rulis umumnya pada lembaga pendidikan dari tingkat SD/MI sampai perguruan tinggi, komunitas dan media publik

Seperti komunitas lainnya, menjaga Rulis agar tetap utuh tak semudah membalikkan tangan. Tantangan dan kendala pasti terjadi dengan berbagai alasannya. Hal ini wajar, karena untuk meraih kemenangan harus berluka-luka, agar darah yang menetes menjadi penyemangat untuk berjuang lebih jauh lagi.

Membangun organisasi itu mudah, untuk merawat dan mempertahankannya perlu kesabaran dan kerelaan orang di dalamnya. Sebagai organisasi pengembang kreatifitas,  saya kerap menyampaikan setiap kesempatan pada teman-teman, bahwa organisasi kreasi  bisa disamakan seperti dengan  “usaha  jasa”,  bengkel, penjahit, tukang sablon, service komputer dan sejenisnya. Dan bahkan untuk mempertahankan organisasi jenis ini berjalan sampai dua tahun itu sudah bagus, dan selebihnya adalah bonus.

Mengapa 2 tahun?, seperti “usaha jasa” umumnya, ketika membuka dan menerima pekerja/karyawan (apalagi mulai kemampuan nol) butuh satu tahun untuk mengenal seluk beluk pekerjaannya, baru tahun kedua ia bisa mengerjakannya. Nah pada tahun ini merupakan ruang yang paling efektif untuk menguatkan posisinya,  bukan hanya mampu memproses pekerjaan, tapi juga makin mengenal dan memahami keinginan customernya. Nah, disinilah “permainan dimulai”, dengan segala cara (biasanya bagi pekerja nakal)  mengalihkan customer mulai diarahkan pada pribadinya, dan selanjutnya …terserah anda …. Dan menginjak tahun ketiga, dia (pekerja) sudah siap membuka lahan baru, tentu bagi yang beretika akan didukung oleh “bos”nya.

Dan syukur alhamdulillah, sampai tahun ketiga ini (2016- 2019) Rulis terus bertahan dan berlaga dengan mengembangkan sayap-sayapnya lalu menyusup dan mengibaskannya kepada siapa saja yang mau berbenah, berkarya, berinovasi. Sebab harapan yang ingin  Rulis  benamkan adalah terbangunannya kreator-kreatotor produktif dan inovatif melalui Gerakan Literasi Nasional (GLN)  dan Gerakan Literasi Sekolah/Madrasah (GLS/M), yaitu menuju manusia yang literat. (Syaf Anton Wr)
POSTING PILIHAN

Related

Utama 3596959086297317849

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item