Jihad Para Ulama

Kontroversi kapan Islam masuk ke Nusantara. Sebagian sejarahwan, penulis dan cendekiawan Indonesia berpendapat bahwa sejak abad ke-7 Mase...

Kontroversi kapan Islam masuk ke Nusantara. Sebagian sejarahwan, penulis dan cendekiawan Indonesia berpendapat bahwa sejak abad ke-7 Masehi atau abad pertama hijriyah Islam telah masuk ke Indonesia. Pernyataan ini berbeda dengan pendapat sejarahwan lainnya yang menyatakan bahwa Islam baru masuk ke Nusantara itu sekitar abad ke 13 Masehi.

Termasuk pendapat yang pertama adalah seorang pujangga Prof. Hamka. Ulama yang juga penulis ini menyanggah teori Gujarat dan masuknya Islam ke Indonesia pada abad ke-13 M. Menurutnya, teori Gujarat dipopulerkan oleh seorang penyelundup yang purapura sebagai muslim dan ketika pergi haji, ia bernama Abdul Gafar. Menurut Hamka disamping Islam masuk pada abad ke-7 M juga dibawa langsung oleh para penyiar agama (Da’i) dari Arab.

Kalau toh ada muballigh dari tempat lain yang datang sebagai pedagang, mereka itu datang kemudian. Sebagai bukti bahwa Islam telah masuk ke Indonesia sejak abad ke-7 M atau abad pertama hijriyah adalah telah berdirinya kerajaan Islam Perlak dan Samodra Pasai di Aceh. Kerajaan Aceh yang telah berdiri beberapa abad sebelumnya pernah berhubungan dengan kekhalifahan Turky Usmany.

Petunjuk bahwa penyiar Islam di Indonesia adalah dari Arab langsung, terbukti pembawa Islam pertama adalah Maulana Malik Ibrahim, keturunan Nabi Muhammad saw. Bukti lain bahwa Islam telah lama ada di Nusantara, berkembangnya pusat-pusat perdagangan di pantai Sumatera utara, Jawa bagian utara dan bagian-bagian lainnya di Indonesia telah berkembang pesat.

Menurut teori yang diungkapkan oleh Hamka ini bahwa Islam masuk ke Indonesia langsung dari Mekah atau Madinah. Pada masa Khulafaur- Rosyidin, Islam sudah mulai ekspedisinya ke Sumatera. Veth (1878) yang pertama menyatakan bahwa Islam Indonesia berasal dari Arab. Sejarawan yang lain menyebut, disamping penyiar Islam datang dari Arab langsung, Islam di Nusantara juga dikembangkan oleh para muballiqh dari timur tengah lainnya.

Seperti Crawford (1828) menyebut bahwa penyiar Islam Indonesia berasal dari Mesir. Hollander (1880) berpendapat penyiar Islam itu berasal dari Hadramaut. Teori bahwa Islam dibawa oleh para ulama dan da’i dari Arab dan timur tengah lainnya dipopulerkan oleh Hamka.

Teori Arab ini tidak menafikan teori Gujarat, Persi, maupun China. Hanya saja mereka ini datangnya menyusul kemudian. Mereka berdagang sekaligus menyiarkan Islam di Indonesia. Nyatanya, sekalipun Islam sudah masuk pada abad ke-7 M, baru berkembang pesat pada abad ke-13 M. Yaitu setelah Baghdad pusat pemerintahan kekhalifahan Abbasiyah dihancurkan oleh Hulahu pemimpin tentara Tartar. Saat itu para penyiar Islam mengalihkan perhatiannya ke Asia termasuk Indonesia. Sejak itu masyarakat Indonesia berada dalam kepemimpinan ulama.

Kegoncangan terjadi ketika Kolonialisme masuk. Penjelajah dari Barat yang semula datang hanya untuk berdagang, membawa misi lain. Dengan slogan Gold, Glorius, and Gospel, pendatang dari Barat itu disamping bergerak dalam kegiatan bisnis, berdagang dengan mengambil rempah-rempah dari bumi Indonesia dibawa ke Eropa, mereka juga membawa misi lain menyebarkan agama mereka dan berusaha menguasai Indonesia sebagai tanah jajahannya.

 Ghirah, kecemburuan karena agamapara ulama dan umat, mereka waspada dan mulai melakukan perlawanan. Muncul ulama pejuang memimpin umat berjihad membela tumpah darahnya sekalipun membentengi agamanya. Dari Ternate tampil Baabullah, generasi ke-5 dari Sultan Zainal Abidin. Ayahnya Sultan Harun wafat sebagai mujahid dan syahid dibunuh oleh orang-orang kafir dari Portugis. Baabullah memiliki keimanan, ketaqwaan dan ruhul jihad yang tinggi. Beliau dan rakyat yang dipimpinnya tidak mau dikuasai dan dikendalikan oleh pasukan Portugis yang mau menjadikan Ternate sebagai pusat perdagangan di Asia Tenggara. Baabullah memimpin pasukan mujahidin Ternate melawan pasukan penjajah Portugis. Perang selama lima tahun (1570-1575) senantiasa dimenangkan oleh pasukan muslim Ternate pimpinan Sultan Baabullah.

Dari Makassar tampil sang pendekar umat Sultan Hasanuddin. Raja Goa ke- 16. Sejak kecil, ia dididik dengan ilmu agama yang baik. Ia memimpin umat melawan kedkholiman penjajah pimpinan Laksamana Cornelis Speelman. Ahmad Lusy yang merupakan nama asli Patimura lahir di Hualoy, Seram Selatan. Tahun 1783, ia merupakan bangsawan dari kerajaan Islam Sahulao yang saat itu diperintah Sultan Abd. Rahman. Ia memimpin umat melakukan perlawanan terhadap upaya 3G (Gold, Glorius, Gospel) yang dibawa para kafir penjajah. Tahun 1817, Patimura berhasil merebut benteng Duurstede di Saparua dan menewaskan residen Van den Bergh. Dalam tahun itu juga, tepatnya 16 Desember 1817 Patimura dan para mujahidin menemui syahid ditiang  gantungan kafir Belanda.

Di Sumatera Barat kaum Paderi pimpinan Imam Bonjol, pada tahun 1821 hingga 1837 melakukan perlawanan oleh Belanda. Pada tahun 1830 tepatnya 28 Maret, ia ditangkap dan diasingkan ke Semarang, Betawi, Menado, dan terakhir di Ujungpandang. Ia wafat di pengasingan. Si Sigamangaraja XII, maharaja negeri Toba adalah seorang muslim yang taat. Ia bekerjasama dengan Panglima Nali dari kerajaan Islam Minangkabau dan Panglima Teuku Mohammad dari kerajaan Islam Aceh melawan tentara kolonial Belanda. Pada 17 Juni 1907, mereka diserang oleh Belanda pimpinan Kapten Christofel. Si Singamangaraja XII wafat menjadi syahid dalam serangan Belanda itu.

Pada era kebangkitan setelah Budi Utomo berdiri, tampil KH Ahmad Dahlan melakukan pembaharuan khususnya dibidang pendidikan, kesehatan, dan sosial. Tujuannya untuk menghilangkan tiga penyakit umat: kebodohan, kemiskinan, dan keterbelakangan. Beliau mendirikan organisasi bernama Muhammadiyah untuk mewujudkan harapannya agar rakyat Indonesia pandai dan cerdas, makmur sejahtera dan maju. Beberapa tahun berikutnya KH Hasyim Asy’ari menghimpun para ulama dalam wadah Nahdlatul Ulama pada tahun 1926 agar lebih mudah melakukan peran dan berpartisipasi dalam perjuangan dan pembangunan bangsa. Beliaulah yang mengeluarkan fatwa wajib hukumnya bagi kaum muslimin laki-laki melawan agresor Belanda setelah kemerdekaan. Fatwa itu dituangkan dalam Resolusi Jihad. Masih banyak para ulama dan pemuka agama Islam yang berkiprah dalam perjuangan kemerdekaan Indonesia (Raw.)
POSTING PILIHAN

Related

Asah Literasi 7650949079120728181

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

Jadwal Sholat

item