Anak Nakal dan Pohon Apel

   Oleh: Widayanti   Pak Ruslan memiliki kebun apel yang luas. Pada musim buah tahun ini, apelnya berbuah lebat dan ranum. Warnanya memika...

 

 Oleh: Widayanti 

Pak Ruslan memiliki kebun apel yang luas. Pada musim buah tahun ini, apelnya berbuah lebat dan ranum. Warnanya memikat siapapun yang lewat.  Seringkali pak Ruslan harus menjaga kebunnya siang dan malam. Karena tak jarang hewan-hewan sering mencuri apelnya.

Doni dikenal sebagai anak nakal di desa itu. Suatu hari, Doni dan temannya Mirza dan  Azka melewati kebun milik pak Ruslan. Mereka melihat buah apel yang lebat dengan warna merah yang membuat mereka tergoda.

“Waw, sepertinya itu lezat sekali.” Kata Doni menunjuk kebun apel, ”ayo kita kesana!”ajak Doni pada kedua temannya.
“Jangan kesana, Don. Kata Mang Ujang mencuri itu dosa,” kata Azka mengingatkan.
“Aku gak mau mencuri. Hanya mengambil buah yang sudah jatuh dari pohon.” Jawab Doni berbohong.

Beberapa kali Azka mengingatkan Doni, tapi dia tetap pada keputusannya. Doni masuk ke kebun pak Ruslan, sedangkan Mirza dan Azka pulang ke rumahnya.

Doni sudah berhasil masuk ke kebun apel yang dipagari bambu. Dia melihat buah apel yang lebat di kanan kirinya.

“Wah, banyak sekali buah ini. “ kata Doni dengan memetik satu buah apel. Dimakannya lahap sambil menoleh ke kanan dan ke kiri. Empat lima apel dia makan, sampai akhirnya perutnya terasa kekenyangan.  Setelah kenyang, Donipun merasa ngantuk. Dia duduk bersandar di bawah pohon apel lalu tertidur.

Dalam tidur Doni bermimpi sedang berada di istana apel. Di sana-sini terdapat pohon apel yang beraneka bentuk dengan warna yang bermacam-macam. Doni dengan suka hati memetik apel dan memakannya dengan hanya mencicipinya. Menggigit, lalu membuangnya jika dirasa kecut. Begitu sebaterusnya. Sampai akhirnya buah apel yang dia lempar mengenai raksasa jahat dengan badan besar, berambut panjang dengan gigi taring berwarna mera.

“Hei, siapa itu?” tanya raksasa dengan suara menggelegar.

Seketika Doni menggigil ketakutan. Dia tidak menjawab pertanyaan raksasa.  Doni bersembunyi di balik pohon apel yang cukup besar.

Deg deg deg

Suara kaki raksasa terdengar menggelegar. Tubuh Doni gemetar menahan takut.

“Hei anak nakal, rupanya kamu yang melempar buah apel itu?’ tiba-tiba raksasa sudah beradatepat di belakang Doni.

“A a ampun. Maafkan saya.” Jawab Doni terbata.
“Kamu juga mencuri buah milik orang lain,  kamu anak nakal. Akan kumakan kamu..”
“Jangan, jangan makan aku. Jangaaaan” teriak Doni dengan keras dengan menutup mata.
“Hei, bangun! Buka matamu!.” Sebuah suara terdengar di dekat Doni. Diapun membuka matanya dengan masih  takut.
“Pak Ruslan..? ‘ tanya Doni kaget setelah dia tersadar dari mimpinya.
“Bangun, ngapain kamu tidur di kebunku?’ kata Pak  Ruslan.
“Ma maafkan saya Pak. Saya telah mengambil buah apel milik bapak tanpa ijin. Saya janji tidak akan mengulanginya lagi.” Kata Doni dengan menangis.
“Benar?”
“Ya Pak, sungguh.” Pak Ruslan memaafkan Doni. Dia menyuruh Doni segera pulang karena hari sudah sore. Sejak saat itu Doni berjanji tidak akan lagi mencuri apapun yang bukan miliknya.**

Cerita ini tercantum alam buku Tematik Kelas 3 tema 2 Kurikulum 2013 edisi Revisi, Masmedia Buana Pustaka

POSTING PILIHAN

Related

Utama 2855661028393442095

Posting Komentar

Komentar dan kritik Anda akan memberi semangat pada penulis untuk lebih kreatif lagi.Komentar akan diposting setelah mendapat persetujuan dari admin.Silakan

emo-but-icon

Baru


Indeks

Memuat…

Idola (Indonesia Layak Anak)

Idola  (Indonesia Layak Anak)
Kerjasama Rumah Literasi Sumenep dengan Pro 1 RRI Sumenep

Kolom Aja

 Lihat semua Kolom Aja >

Kearifan Lokal

 Lihat semua Kearifan Lokal >


 

item